Plak

Bruk

"Aaakkk"

"Apa yang kau lakukan pada adikku sialan!!!!" Jovan berteriak menghempaskan tangan sang momy yang menyeret sang adik dengan menjambak rambutnya. yah itu Jovan dia mendengar dari salah satu Bodyguard kepercayaan nya untuk mengawasi sang adik.berkata bahwa sang adik di di fitnah oleh bocah PPB itu. Jovan langsung berlari dan masuk ke dalam mobil melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh tidak perduli dengan rapat yang ia sedang ia lakukan dengan para anggota black diamond dia benar benar sangat  mengkhawatirkan sang adik.

Jovan langsung mengangkat Jay ke gendongan kuoala menenangkan nya dan Jay langsung menangis menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher sang abang.Jovan langsung menatap tajam sang momy.

Sarah langsung berdiri dan menatap sang anak tak percaya dan berkata
"Jovan apa yang lakukan aku momy mu kenapa kau malah membela bocah sialan itu dia telah membuat Hani terluka" Sarah sedikit meninggikan suaranya.

Jovan terkekeh senis
"Kau berkata bahwa adik ku sialan lalu apa beda nya dengan mu wanita sialan yang sayangnya menjadi ibu dariku maupun para adikku yang lain kau tau mom aku menyesal karna lahir dari rahim mu" ujar Jovan tanpa memikirkan perasaan sang momy.

Deg...

"Dan satu lagi mom biar ku beri tahu agar kau tak salah faham dengan sikap ku selama ini padamu aku menuruti semua perintahmu sampai aku harus menjauhi adikku sendiri itu bukan karna aku menyayangimu mom itu karna seluruh keturunan lexam mengajariku  untuk selalu menghormati wanita apalagi itu adalah wanita yang telah melahirkanku tapi sikapmu itu malah membuatku ingin sekali melenyapkanmu"Jovan melanjutkan ucapannya

"Mom jujur dulu aku sangat menyayangimu lebih dari apapun kau begitu lembut dan pengertian kau begitu paling anti dengan yang namanya kekerasan tapi apa ini aku kecewa padamu. "kau berubah" setelah mengatakan itu Jovan langsung pergi dari sana dengan Jay di gendongannya menuju kamarnya.

Deg...
Sarah langsung mengepalkan tangannya dengan muka padamnya ia langsung pergi ke kamar putrinya yang mungkin sedang di obati oleh dokter. Btw dokternya udah dateng sebelum Jovan Dateng ya.

(Warning🚫 jangan di tiru ya ini aku buat biar lebih menarik ceritanya terus biar keliatan keren hehe bukan itu aja sih aku buat juga biar ngga pada salah faham sama sifat dan karakter Jovan sendiri tau sendiri kan sifat Jovan yang dingin kejam pokonya uhhh dingin sedingin kutub Utara.)

                        🧸🍓🧸🍓🧸


Di kamar Jovan

"Sudah baby jangan menangis lagi hmm nanti dadamu sesak" Jovan menimang dan menepuk pelan bokong berbalut diaper Jay.

Setelah beberapa menit Jay kembali tenang tersisa sesenggukan kecil sungguh dia benar benar syok. Jovan hendak merunkan Jay tapi Jay langsung memeluknya erat dan menangis kembali jadi lah Jovan duduk dangen memangku sng adik.

"Ade dengar Abang berhenti menangis okke semuanya sudah selesai dan coba Abang ingin lihat pipi Ade" ujar Jovan mengelus punggung sempit itu,dia sedikit melihat pipi Jay yang memerah aga kebiruan.

Setelahnya Jay mendongakkan kepala nya menatap sang Abang dengan mata yang berkaca kaca hidung dan pipi yang memerah sungguh menggemaskan tapi setelahnya Jovan menggeram rendah melihat sudut bibir Jay yang mengeluarkan darah ingin sekali rasanya ia memusnahkan wanita itu yang sayangnya menjadi momynya.

Jovan mangambil kotak p3k untuk Jay dan segera mengobati luka Jay meskipun ada sedikit rengekan dari sang empu yang mangadu jika itu sakit.

"Hahhh sudah selesai" Jovan menghela nafas

Jay langsung memeluk Jovan menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang Abang menduselkan wajahnya manja
Jovan terkekeh dan mencium puncak kepala sang adik menghirup aroma bayi yang ada di tubuh sangat adik.

"Ade mandi yu setelah mandi kita makan hmm"Jovan lembut Jay hanya menggeleng tanda tidak mau.
" Ade liat popok mu sudah penuh kau yakin tidak ingin menggantinya hmm"lanjut Jovan lagi

"Hmmm mau Abang tapi nda mau mandi" Jay mendongak kan kepala menatap sang Abang.

"Kenapa tidak mau mandi hmmm Jay bau tau" goda Jovan

"Ishh Jay wangi Jay itu wangi Abang hufl"Jay menggembungkan pipinya lucu.

"Hahaha baiklah terserah kau saja baby ayo mandi Abang tidak menerima penolakan lagian kenapa popok mu bisa penuh seperti ini hmmm hampir bocor" Jovan agak heran

"Ishhh jangan ketawa Abang Jay pipis karna takut tadi momy marahin Jay tadi,orang Jay gak salah tapi momy malah marah Jay,hufl Jay marah sama momy pokoknya" Jay besendekap dada.

"Benarkah memang bocah itu melakukan apa pada baby Abang ini hmm"Jovan bertanya sambil membawa Jay ke kamar mandi untuk di mandikan dengan Jay yang menceritakan kejadian tadi tanpa melebuh lebihkan.

Setelah mandi memakaikan baju tidak lupa popok dan perlengkapan lainya Jay langsung merengek meminta susu tapi sayangnya saat sudah mendapatkan susunya Jay menangis bukan apa saat menyenyot susunya sisi bibir dan pipinya sangat sakit itu membuat Jay kesal jadi lah sekarang si bayi tantrum tidak mau lepas dari gendongan sang Abang.

Jovan sendiri bingung bagaimana cara menenangkan Jay setidaknya kalau tidak sakit ia bisa membujuknya menggunakan susu atau makanan yang lain tapi sekarang Jay malah menolak banyak tawaran dan terus menangis.

"Ade berhantilah menangis hmm" Jovan lembut sambil menimang Jay ke kanan dan kiri agar Jay tertidur setelah beberapa saat Jay benar benar tertidur karna lelah menangis Jovan menghela nafas lega karna itu dan segara membaringkan Jay ke kasur tak lupa selimut,memberi guling ke sisi kanan dan kirinya agar Jay tidak terjatuh dan segara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket sungguh hari ini sangat melelahkan.



Gimana suka ga ceritanya komen dong biar author nya seneng gitu tapi komen nya yang baik baik ajh hehhe see you mkss udah mampir.👋💙

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndWhere stories live. Discover now