15 ◍ Jauhi Keduanya

108 11 0
                                    

⚠️Jangan lupa votenya⚠️
💐Happy Reading💐

✥✥✥

“Aku hanya jatuh cinta pada adiknya, apakah itu masalah besar bagi kakaknya?”

~Theo Kenzi~

✥✥✥

Tatapan tajam Louis mengintimidasi orang-orang yang berada di hadapannya, dan mereka hanya mampu menunduk takut karenanya.

"Sudah berapa kali aku memperingatkan kalian tentang ini? Jika kelompok Theo mengajak bertanding, jangan lagi menerimanya!" Louis membentak kasar. Urat-urat lehernya sampai menonjol sebab meluapkan amarahnya.

"Sebelumnya Patrick hampir mati karena ulah kelompok Theo yang licik. Lalu sekarang Edgar? Nyawanya sudah di ujung tanduk!"

"Louis--"

"APA?!" Seseorang yang baru saja akan berbicara pun tak jadi lantaran sentakan Louis. Pria itu sangat menakutkan sekarang.

Kemarahan Louis bermula saat dia tahu bahwa orang yang menawarkan balapan adalah kelompok Theo. Dia pikir orang lain yang hanya ingin mengenalnya, tapi ternyata bukan.

Bahkan sialnya, Edgar yang saat ini sudah di larikan ke rumah sakit telah lebih dulu melakukan balapan bersama salah satu kelompok Theo. Katanya hadiah yang di tawarkan sangat menggiurkan. Tidak tahan jika dianggurkan.

Namun Louis tahu semuanya. Kelompok Theo tidak akan membiarkan lawannya menang dengan mudah. Di pertengahan balapan, pasti ada sesuatu yang akan terjadi di luar prediksi. Contohnya seperti kasus Patrick dan Edgar.

Keduanya mengalami kecelakaan di putaran terakhir. Ban motor Patrick yang tiba-tiba pecah dan Edgar yang kehilangan keseimbangan setelah cahaya menyorot tepat pada matanya.

Kelompok Theo mulai bermain licik setelah beberapa kali Louis mengalahkannya. Mungkin jika mengalahkan pria itu, mereka akan mendapatkan penghargaan. Padahal nyatanya tidak.

Hembusan nafas Louis terdengar, dia sedikit lelah menghadapi tingkah Theo yang semakin hari malah membuatnya frustrasi.

"Biaya rumah sakit Edgar biar aku yang mengurusnya. Katakan juga padanya jika aku tidak bisa menjenguknya hari ini."

"Kenapa? Kita bisa mengunjunginya sekarang bersama." Alaric sedikit protes. Tidak biasanya Louis begini, hingga terlihat seperti akan melarikan diri.

"Aku harus bicara dengan Theo."

"Untuk ap--" Louis tidak mendengar lagi suara Alaric setelah ia memutuskan untuk segera pergi setelah menepuk pelan bahu temannya itu.

Langkah tegas Louis menuju tempat kelompok Theo berada. Biasanya mereka akan berkumpul di pabrik yang sudah tidak terpakai dekat sirkuit. Dia sengaja meninggalkan motornya di parkiran, supaya tidak mengundang perhatian orang-orang di sana.

Semakin dekat dengan bangunan terbengkalai itu, penciuman Louis mulai merasakan aroma asap rokok. Hingga dia masuk ke dalam tanpa kesulitan karena tidak ada pintu kokoh yang menghalangi.

"Wah! Siapa yang datang kemari?!" Seru salah satu kelompok Theo.

"Si anak konglomerat itu telah menginjakkan kaki sucinya di sini. Apakah dia sudah jatuh miskin?" Timpal yang lainnya. Lantas di susul dengan gelak tawa besar orang-orang di sana kecuali Theo.

Pria yang usianya lebih tua dari Louis itu hanya tersenyum miring di tengah kegiatan merokoknya. Sampai tiba-tiba kerah bajunya di tarik kuat oleh seseorang yang tak lain adalah Louis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fight Together {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang