7 ◍ Pesta

211 11 0
                                    

💐Happy Reading💐

“Niatku membawanya, bukan untuk membuatnya malu. Namun perempuan itu telah merusak niatku.”

~Louis Geraldo Mallory~

Salah satu hotel mewah dengan fasilitas lengkap sudah Louis sewa untuk acara pesta kelulusan angkatannya. Untuk acara tersebut, semuanya ikut patungan sesuai kemampuan. Lantas Louis lebih memilih untuk membayar uang sewa hotel. Sedangkan hidangan lainnya di tanggung oleh orang lain.

Hotel mewah itu semakin terlihat mahal karena di isi oleh orang-orang kelas atas. Mereka semua sudah membawa pasangan masing-masing. Ada yang membawa kekasihnya, temannya, tunangannya, bahkan ada juga yang membawa istrinya atau suaminya.

Beda halnya dengan Louis. Laki-laki itu membawa seorang gadis yang entah apa statusnya bagi dia. Jika di bilang teman, Louis dan Grace tidak pernah saling mengajak untuk berteman. Jika di bilang kekasih, keduanya tak pernah mengungkapkan rasa cinta. Apa lagi jika di bilang sepasang suami-istri, sepertinya jauh sekali.

Mobil Louis melaju lambat saat hendak parkir. Mobil mewahnya yang di berikan oleh sang ayah saat usianya 18 tahun, selalu Louis pakai. Menurut Louis, hadiah ini sangat istimewa, bukan karena mahalnya dan kemewahannya, tapi karena pesan dari ayahnya tentang hadiahnya.

Saat itu Lionel mengatakan, jika Louis pernah meminta mobil sungguhan saat usianya baru 3 tahun, dan mobil itu harus sama persis seperti mobil mainannya yang berikan paman Gevariel. Lalu Lionel berjanji akan membelikannya saat usia Louis sudah 18 tahun, dan ayahnya itu menepati janjinya.

"Ayo turun," ajak Louis sambil membuka seatbelt.

"Kau tidak akan melepas kaca mata itu?" tanya Grace saat melihat Louis masih memakai kaca mata hitamnya. Entah apa alasan laki-laki itu menggunakan benda tersebut di malam hari seperti ini, tapi yang jelas, Louis terlihat semakin keren di mata Grace.

"Aku akan lepas setelah di dalam," balas Louis.

Mereka berdua pun keluar dari mobil dan memasuki hotel. Louis menghampiri salah satu penjaga di dekat pintu utama. Ia menunjukkan kartu identitasnya pada penjaga di sana.

"Tolong untuk di lepas kaca mata Anda, Tuan." Penjaga tersebut menjalankan tugasnya dengan baik. Dia takut ada orang lain yang menyamar menggunakan identitas palsu.

Seketika para penjaga di sana membungkuk sebagai tanda hormat saat Louis melepas kaca matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seketika para penjaga di sana membungkuk sebagai tanda hormat saat Louis melepas kaca matanya.

"Maaf karena kami meragukan Anda, Tuan muda," ucap salah satu penjaga di sana.

"Jangan membungkuk seperti ini. Aku dan para tamu lain, tidak ada bedanya. Kami hanya ingin bersenang-senang. Ayo, tegakkan tubuh kalian."

Louis tersenyum canggung melihat reaksi para penjaga yang berlebihan. Padahal ini bukan dunia kerajaan, dan Louis bukan seorang pangeran.

Fight Together {On Going}Where stories live. Discover now