23

639 122 22
                                    

𝖻𝖾 𝗁𝗎𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖽(𝗈𝗋) 𝖽𝗂𝖾.
ᝰ.


━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

B

ukan untuk pertama kalinya perdebatan meledak antara pihak tentara dan penyintas. Dalam tujuh hari setidaknya akan ada satu berita orang luka karena baku hantam perkara senggol senggolan. Dan Seokchan beserta temannya yang satu jalur kewarasan lelah mendengar kabar tak perlu seperti itu.

Omong-omong, Seokchan yang baru menjadi bahan ketikan itu sekarang sedang berdiri didepan sebuah lorong. Dirinya bolak-balik menatap ke ujung lorong yang gelap, hanya ada satu titik cahaya dari lampu kecil di kejauhan. Entah apa yang dilakukannya, padahal di tempat parkir kendaraan didekat sana, beberapa rekannya sedang sibuk bersiap.

Kelihatannya, Seokchan seperti tengah menunggu. Sedari tadi, dengan tidak sabarnya.

Separuh kata hati Seokchan menyuruh untuk pergi. Separuh lagi bilang, 'mungkin dia akan datang.'

Sebelum akhirnya ia menghela nafas, Younghoo selaku atasannya sudah berteriak padanya. Jadi Seokchan berbalik pergi, tapi dia masih menyempatkan diri untuk menengok kebelakang, siapa tau, orang yang ditunggu akan datang.

Seokchan pun berakhir duduk di kursi sopir, tepat disebelah Younghoo yang tengah merokok. Saat keduanya hening dan Seokchan tengah memeriksa mesin kendaraan, tiba-tiba terbesit sebuah kata tanya dalam otak pria muda itu. Dia menoleh pada sang atasan, lalu bertanya. "Pak. Apa kau tidak berkencan?"

Pria itu berdesis sebentar, "meski ditutupi, semua tentara pasti berkencan." Katanya.

Pertanyaan tersebut tidak membuat Younghoo menoleh padanya, pria itu tetap asik mengisap enaknya nikotin tanpa peduli pada reaksi Seokchan atas ucapannya; "kau juga?"

Seokchan meski awalnya agak kaget sekarang mengangkat sebuah senyuman, "mana mungkin aku berkencan sementara kau tidak."

"Aku tidak butuh hal seperti itu."

"Tidak butuh atau tidak bisa?" Seokchan lantas menatap depan mobil saat Younghoo menatapnya atas penuturannya barusan.

"Maksudku, kau cukup mahir membunuh monster dan bertahan hidup, lalu kau tampan juga. Nilai sempurna, mengapa kau tidak berkencan?" Lanjut Seokchan cepat.

"Kenapa kau ingin tau?" Younghoo dengan main-main menatapnya. "Kau butuh bantuan untuk kencan mu?"

Seokchan terbelalak sesaat, dia mengusap wajahnya sebentar. "Apa maksudmu, Pak?"

"Aku tau kau menyukai Park Y/n."

Dan kini Seokchan benar-benar membulatkan matanya.

"Kau harus bergerak cepat, gadis sepertinya mudah disukai orang lain."  Younghoo mengisap rokoknya sambil tertawa dalam hati melihat wajah terkejut Seokchan yang dinilainya konyol.

"Berapa banyak senjata kita yang tersisa?" Younghoo beralih topik karena nampaknya Seokchan akan terus termangu jika mereka membahas hal itu.

Setelah berkedip beberapa detik untuk menyadarkan diri, Seokchan menjawab. "Ada beberapa granat dan bahan peledak. Masalahnya, sejauh ini amunisi kita makin bermasalah jumlah. Tersisa sekotak bom bakar dan mungkin ada tiga kotak bom biasa," papar Seokchan.

Younghoo tersenyum kecil pada anak buahnya yang satu itu, "lihat, kau juga hebat dalam bertahan hidup, mahir membunuh monster." Tangan pria itu terangkat tuk menyentuh wajah Seokchan dan membolak-balikkan nya ke kanan kiri, "kau juga tampan." Kata Younghoo membalik penuturan Seokchan sebelumnya.

***

Ditengah lorong yang gelap gulita bernuansa lembab yang sunyi, Y/n berjalan. Kakinya yang melangkah terdengar samar-samar, menjadi satu-satunya denting kala itu. Cahaya remang-remang dari lampu yang bergoyang menciptakan bayangan yang memeluk setiap gerakannya.

Gadis itu terus mematri langkah, sesekali menelusup kan helai poni rambutnya yang memanjang ke sela telinga. Pandangannya melayang ke sekitaran yang sepi, tak nampak seperti biasanya.

Tanpa sadar, hening nya suasana membawa Y/n jatuh tenggelam dalam pikiran. Namun, tanpa disadarinya. Saat melewati satu pintu kamar dia dengan tak sengaja hampir menabrak seseorang.

Y/n berhenti berjalan dengan sontak, begitupun dengan seorang gadis pendek yang hampir menabraknyaー dia terdiam dalam kurung terkejut.

Ada momen singkat dimana waktu serasa berhenti. Sorot mata keduanya bertemu, saling berpadu, menciptakan kelitan singkat antara keterkejutan dan helaan nafas dari bibir y/n sendiri. Dia melanjutkan langkahnya pergi, hanya saja lengannya ditahan oleh si gadis berambut pendek dengan pakaian tanpa lengan berwarna merah. Lee Eunyoo.

"Itu sakit?" Ujar Eun-yoo melihat tekukan alis y/n karena lukanya ditekan secara sengaja oleh Eun-yoo.

Lantas, y/n menyentaknya. "Tidak kalau kau melepaskannya."

"Kenapa kau disini?" Y/n melirik ruang tempat Eun-yoo baru keluar, rupanya itu kamar Ye-Seul, anak ketua Ji.

"Urusan mu?"

"Ya."

Eun-yoo berdecak, "lupakan saja, aku mau tidur." Gadis itu berjalan pergi.

Y/n memperhatikannya dari ujung kepala ke kaki. "Kau keluar lagi." Ucapnya melihat penampilan Eun-yoo yang tambah lusuh.

"Dari pada tinggal dibawah sini dengan sesak." Cebik Eun-yoo.

"Kau kelihatan seperti tikus tanah yang pulang dari berkelana di kebun petani," lontar y/n. Eun-yoo terdengar menggerutu hal tidak jelas.

"Jangan dipikirkan, itu cuman umpama ku karena kau sangat bau."

"Enyah saja sana."[]

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━












WOIII UDA PADA NONTON TRAILER SWEET HOME 3 BELUM??

ASLIII AAAAAAAA
LEE DO-HYUNー I MEAN, LEE EUN-HYUK LOOK SO HOT THEREE

gabisa gabisa, summer lama banget anjir, AK GA SABAR COKK

𝐂𝐘𝐏𝐇𝐄𝐑  |𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁𝗵𝗼𝗺𝗲Where stories live. Discover now