15

797 126 2
                                    

𝖻𝖾 𝗁𝗎𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖽(𝗈𝗋) 𝖽𝗂𝖾.
ᝰ.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Siapa yang menyangka dibawah tanah lapang stadion ini berada sebuah tempat bawah tanah yang sekarang dialih fungsikan menjadi penampungan yang menjadi tempat tinggal para sebagai besar orang-orang Seoul yang selamat dari pengeboman.

Tapi hidup di bawah tanah bukan semudah yang dibayangkan. Dua minggu cukup bagi para pengungsi tuk kehabisan persediaan makanan yang di dapat 'kan dari ekspedisi pertama. Hal itu membuat mereka berisik soal protes pada pihak tentara dan orang yang membawa mereka ke tempat penampungan baru ini.

Pada satu tempat pertemuan darurat yang berlokasi disebuah ruang dengan cahaya yang remang-remang, beberapa oknum perwakilan tentara dan satu orang perwakilan penyintas tengah berdiskusi untuk menetapkan langkah melakukan ekspedisi.

Ketua Ji, seorang wanita yang menemukan tempat bawah tanah, disegani oleh semua orang tak terkecuali. Dia barusan mengusulkan pada para tentara untuk setidaknya membawa satu orang penyintas dalam ekspedisi hari ini.

Tapi Sersan Kim disana sedikit tak setuju. Ini pertama kalinya mereka akan keluar, setelah berminggu-minggu tidak melihat situasi di luar stadion, kemungkinan akan terjadi hal yang tidak dibayangkan siapapun, hal buruk lainnya tentu saja.

"Kupikir itu bukan masalah," Ketua Ji menghadap mereka sambil bersedekap dada. "Mereka sendiri yang akan mengusulkan diri, kalian tinggal tunjuk saja mana yang kalian ingin bawa." Ucapannya barusan terdengar sedikit kejam, seperti tersirat sebuah maksud.

Sesungguhnya, rencana untuk membawa satu atau beberapa orang penyintas bukan pertama kali diusulkan, itu terdengar seperti hal bagus. Ini juga bertujuan untuk menyakinkan para penyintas bahwasanya peleton tidak merampas sebagai temuan mereka.

"Kami akan berbicara dengan Mayor Tak terlebih dahulu."

Ketua Ji mengangguk.

-

Diantara cahaya yang remang-remang, pada sebuah titik yang disebut sebagai arena berkumpulnya para penyintas. Seorang gadis terlihat berdiri dipojokkan sendirian, seperti di jauhi dan di isolasi massa.

Tapi faktanya tidak demikian, ada seorang wanita dan anak laki-laki didekatnya, terlihat menemani walau menjaga jarak karena si gadis memasang tampang tak senang. Gadis itu Lee Eun-yoo. Yang beberapa waktu lalu di cap pembunuh oleh orang-orang.

Tak berselang lama, para anggota peleton datang dan berdiri disebuah podium (?) tinggi. "Kami ingin mengumumkan, bahwa hari ini akan di laksanakan ekspedisi." Seorang berkata lantang, sang pemilik jabatan tertinggi di peleton, Mayor Tak.

"Dan sesuai diskusi, kami akan membawa tiga orang penyintas untuk ikut melakukan ekspedisi mencari bahan makanan." Lanjut pria itu.

Para penyintas berbisik satu sama lainnya, saling bertukar pendapat akan penyampaian pria itu barusan.

Tepat di tengah keramaian itu, seorang gadis masuk diantara penyintas, dia kelihatannya terlambat atau memang sejak awal tidak tertarik datang.

Seorang wanita mendatanginya, menepuk bahunya pelan. "Y/n, kau dari mana saja?" Bu Cha bertanya lembut pada gadis itu.

"Oh, maaf, aku agak pusing tadi." Jawab y/n dibalas anggukan oleh Bu Cha, mereka pun berdiri berdampingan di sana sembari memperhatikan orang-orang yang makin bising.

"Jika kau ingin mengikuti ekspedisi ini," Mayor Tak bersuara lagi. Memecah lautan penasaran, "angkat tangan dan kami akan pilih sesuai..."

Mata pria itu menatap tiap wajah yang memandanginya, ".. insting." Sambung dengan senyum miring yang samar.

𝐂𝐘𝐏𝐇𝐄𝐑  |𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁𝗵𝗼𝗺𝗲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang