Hubungan Yang Terkuak

Start from the beginning
                                    

Tristan yang tadinya sempat ragu melanjutkan peperangan karena kedatangan Selena yang dia pikir adalah Thea, kini dengan penuh keyakinan dia melanjutkan kembali peperangan.

Suara teriakan para vampir dan serigala mengawali kembali pertarungan yang sempat terhenti.

Geram, Tristan memulai serangan dengan melayangkan pukulan ke arah Selena. Namun kali ini Galang yang menahannya melukai wanita itu.

"Pertarungan kita tadi belum selesai. Sekarang ayo kita akhiri!" Galang menarik Tristan menjauh dari Selena agar Selena melawan para konco-konco vampir saja. Dia tak ingin Selena mengeluarkan banyak tenaga untuk melawan Tristan. Biar Tristan menjadi urusannya.

Sementara di kejauhan sana, Ali sedang berusaha menyadarkan Sisi. Entah apa yang terjadi, tapi serangan Liora tadi membuat suhu tubuh Sisi turun drastis. Berkali-kali Ali mengecek denyut di pergelangan tangan dan leher untuk memastikan Sisi masih hidup.

Erik dan Pangeran melesat datang. Pangeran langsung merebut tubuh Sisi dari Ali. Suhu tubuh Sisi yang begitu dingin membuat Pangeran semakin cemas. Tak ayal dia mengecek denyut nadi sang bunda di pergelangan.

Erik memerhatikan ekspresi wajah Pangeran. Ketegangan terlihat jelas pada wajah pemuda itu.

"Bagaimana?" tanya Erik was-was apalagi Pangeran hanya diam saja.

Pangeran menolehkan kepalanya perlahan. "Denyut nadinya masih ada, tapi samar-samar."

Jawaban itu tak membuat Erik tenang. "Gimana ini?"

"Sisi butuh penanganan serius. Denyut nadi nya lemah. Gue harus bawa dia untuk diobati," sahut Ali.

Pangeran mengusap wajahnya bimbang. Bundanya harus segera diselamatkan sebelum hal yang jauh lebih buruk terjadi. "Lo Dokter, kan, Bang? lo bawa Bunda sekarang juga! Obati dia!" pintanya.

Ali mengangguk. Meskipun dia tak tahu apakah usahanya nanti akan menyelamatkan sisi atau tidak. Yang terpenting dia bertindak dulu. Untuk hasilnya dia serahkan pada Sang Pencipta. Lantas ia pun mengangkat tubuh Sisi dan membawanya melesat pergi.

Pangeran dan Erik memandangi kepergian Ali, berharap kabar baik yang akan mereka dapatkan nanti.

"Ayo, Pangeran! Kita harus selesaikan peperangan ini!" ajak Erik.

Keduanya lekas kembali ke dalam pertarungan. Tampaknya apa yang terjadi pada Sisi membuat Pangeran kali ini berperang dengan lebih serius. Dengan mata elangnya dia menatap setiap Vampir yang datang. Kedua tangan Pangeran menegang. Urat-uratnya menonjol seperti ingin keluar dari permukaan kulit. Tak lama setelahnya kuku-kuku Pangeran memanjang dan tajam.

Ketika para vampir itu sudah berada di hadapan, Pangeran langsung mencakar mereka hingga mendapatkan luka cakaran yang dalam.

Empat vampir yang hendak menyerang Pangeran seketika berhenti saat melihat kawan mereka langsung tewas akibat cakaran tersebut.

"Sekarang giliran kalian,"

Sementara itu, Erik bergabung dengan Vino melawan enam vampir dengan lihai. Entah mengapa rasa putus asa yang mereka rasakan sebelumnya berganti menjadi rasa penuh kepercayaan diri dan semangat setelah kedatangan Selena, seolah kedatangan wanita itu memberikan energi kepada mereka.

Sama halnya dengan Erik dan Vino, Adhitya dan Excel pun bertarung melawan enam vampir. Satu persatu vampir-vampir tersebut berhasil di tumbangkan hingga kemudian mereka berhadapan dengan Jordan.

Excel menatap Jordan dengan delik tajam dibalik topengnya. Dia lantas memerintahkan Adhitya untuk melawan yang lain dan dia akan melawan Jordan sendirian.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now