Tak Terkendali

443 33 14
                                    

***

"Panglima?" Sisi yang duduk di Singgasana menatap Erik yang berdiri sigap di depannya. Ia sengaja memanggil Sang Panglima Serigala itu untuk menanyakan keberadaan Galang yang sudah satu hari penuh tidak ia ketahui keberadaannya.

Sungguh Sisi merasa takut. Sebelumnya dia mendengar Lolongan Galang yang menandakan bahwa suatu perang besar akan terjadi dan Galang sudah menentukan siapa yang akan menggantikannya sebagai Raja Serigala.

Pangeran diminta Galang untuk berlatih keras agar bisa menjadi Raja Serigala yang mampu menjaga bangsanya, tapi Sisi bertanya-tanya kenapa harus secepat itu?

Apa Galang akan pergi lagi?

Sisi tak ingin sendirian lagi. Tak bisa dipungkiri bahwa dia membutuhkan sosok Galang.

Sementara di tempatnya Erik menundukkan kepala sebagai tanda hormat kepada Ratu Serigala. "Ada apa, Ratu?"

Di sana tidak hanya ada Sisi dan Erik, tapi juga ada dua prajurit serigala sehingga mau tak mau Sisi dan Erik harus berbicara formal.

"Dimana Raja Serigala sekarang?" tanya Sisi.

Erik mendongak menatap Sisi lalu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu di mana Raja berada, Ratu."

Erik kali ini tidak berbohong. Dia memang tak tahu dimana Galang berada saat ini.

Semalam, Galang memintanya untuk pulang  meninggalkan Jessica dan kedua vampir itu di tempat Selena dan sampai detik ini dia belum bertemu lagi dengan Raja Serigala itu.

"Apa Kamu tidak berbohong?" tanya Sisi tampak tak percaya. Sejak beberapa hari kemarin dia memperhatikan Erik yang gelagatnya sangat mencurigakan.

"Aku tidak mungkin berani melakukan itu, Ratu." balas Erik seraya kembali menunduk.

Sisi mengangguk mendengar balasan Erik. Dia kemudian bangkit dari singgasananya dan berjalan melewati si Panglima Serigala.

"Ratu hendak kemana?" tanya Erik menginterupsi langkah Sisi.

"Aku akan mencari sendiri keberadaan Raja Serigala." sahut Sisi tanpa menoleh pada Erik sedikitpun. Lantas ia kembali melanjutkan langkahnya untuk mencari Galang.

***

Pertarungan Louis dan Pangeran telah dimulai. Louis menyerang Pangeran lebih dulu dan disambut santai oleh Pangeran. Setiap pukulan yang dilayangkan Louis bisa dihindari dan ditangkis dengan mudah oleh Pangeran meskipun Louis terlihat begitu brutal menyerangnya.

"Louis!"

Tubuh Louis terdorong mundur setelah Pangeran memberikan pukulan di bahunya. Dia menatap penuh dendam pada laki-laki itu yang sengaja memperlihatkan senyum kemenangan padanya.

"Dengan kemampuan Lo yang kayak gitu, Lo pikir bisa ngelawan gue?" ujar Pangeran.

Louis mendengus. "Hanya karena gue terkena pukulan tadi, bukan berarti gue udah kalah, Pangeran!"

"Ya udah, Lo serang gue lagi dong!" tantang Pangeran.

"Pangeran, udah, hentikan! Pertarungan ini gak ada gunanya!" teriak Adhitya meminta Saudaranya itu menghentikan pertarungan.

Fita dan Stanley mengangguk setuju. Mereka sadar kemampuan Louis sangat jauh dibawah Pangeran. Jika pertarungan itu terus dilanjutkan, mereka khawatir Louis benar-benar akan mati ditangan Serigala itu.

"Lo diem aja di situ, Adhitya! Dia sendiri yang kekeh nantangin gue, mana mungkin gue berhenti gitu aja sebelum ada yang mati diantara gue sama Vampir ini." Pangeran menatap nyalang Louis. Kali ini dia seperti kehilangan kendali untuk bisa menahan sesuatu yang sangat kuat dan besar di dalam dirinya. Perasaan ini sangat sama seperti saat dia mencekik Serigala penjaga waktu itu.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang