Kembali

690 42 8
                                    

***

Gebrakan pintu yang terbuka keras membuat Jessica yang sedang duduk di Sofa dengan segala perasaan cemasnya langsung terlonjak sambil menolehkan kepalanya ke ambang pintu.

Raut wajahnya yang bercampur antara cemas dan terkejut perlahan memudar, berganti dengan raut wajah yang tenang melukiskan senyum tipisnya.

Pangeran di ambang pintu sana berdiri menatap Jessica khawatir. Detik selanjutnya dia berjalan cepat mendekati Jessica.

"Ya ampun, Jessica! Lo gak papa, kan? Gak ada yang ngincar Lo, kan? Gak ada yang datang ke sini buat nyakitin Lo, kan?!"

Pertanyaan beruntun dari Pangeran membuat kepala Jessica terasa pening.

Kenapa keadaan jadi terbalik? Seharusnya Jessica yang saat ini memberikan Pangeran dengan banyak pertanyaan karena cemas dengan keadaan laki-laki itu.

"Kepala Lo? Leher Lo? Tangan? Kaki? Semua anggota badan Lo gak ada luka sedikitpun, kan?"

"IH PANGERAN!"

Jessica menyentak kedua tangan Pangeran yang sedari tadi menyentuh kepala hingga kakinya untuk mencari luka yang dia maksud.

"Jess?" Pangeran melemparkan tatapan heran.

"Lo apaan sih?" Tanya Jessica keki, matanya menyorot tajam.

"Gue khawatir sama Lo, Jess!"

Jessica mendelik, "harusnya gue yang ngomong gitu sama Lo!"

Dahi Pangeran berkerut, dia tidak mengerti mengapa Jessica harus mengkhawatirkan dirinya?

"Lo pergi kemana sih pas udah keluar dari Kelas? Lo tau gak beberapa menit setelah Lo keluar, ada lolongan serigala di Sekolah! Semua orang disuruh buat berkumpul di Lapangan dan gue khawatir banget karena gak bisa nemuin Lo di antara kumpulan murid-murid lain!"

Langkah Pangeran refleks mundur ketika Jessica mendekat sambil mengomelinya.

"Gue takut Lo ketemu sama Serigala yang melolong itu dan badan Lo di cincang-cincang sama gigi taringnya! Gue takut Lo kenapa-kenapa Pangeran, gue takut Lo mati!" Jessica meluapkan kekesalan sekaligus kekhawatiran yang selama hampir satu jam ini telah menghantuinya tentang keadaan terburuk seorang Pangeran yang menghilang di tengah kabar adanya serigala berkeliaran di dalam gedung Sekolah.

Pangeran tersenyum getir.

Andaikan Jessica tahu jika serigala yang melolong di Sekolah, saat ini sedang berada di hadapannya. Mungkin rasa takutnya tentang keadaan Pangeran akan berbalik menjadi rasa takut untuk keadaan dirinya sendiri.

"Oh oke," Pangeran mulai bersuara. Berusaha menormalkan suaranya agar tak dicurigai, "Jadi sebegitu takutnya Lo kehilangan gue? Hm ... Apa itu artinya Lo mulai cinta sama gue?"

Terlihat jelas kekesalan terpampang di wajah Jessica. Tangan kanannya dengan cepat menyambar bantal di Sofa lalu melemparkannya ke wajah Pangeran.

Pangeran sontak mundur ketika bantal itu mengenai wajahnya.

"Eh, Jess, kok muka gue dilempar bantal sih?" Protes Pangeran.

"Sumpah! Lo cowok paling bego yang sering gue temuin, Pangeran! Kenapa sih disaat momen serius gini Lo masih aja bercanda!" Jessica merutuk.

Pangeran menghela nafas, menyimpan kembali bantal yang tadi dilempar Jessica ke sandaran Sofa.

"Oke, gue minta maaf. Gue emang bego banget gak bisa nempatin joke di situasi yang bener," ucap Pangeran kemudian.

Hening.

Tidak ada yang bersuara. Sampai-sampai suara detak jantung dua manusia ...  maksudnya satu manusia dan satu manusia serigala di ruangan ini dapat samar terdengar.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now