Part 27 (End)

21.5K 1.7K 13
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Semenjak hari itu, Kaisar Leonel semakin agresif mendekati Lucy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semenjak hari itu, Kaisar Leonel semakin agresif mendekati Lucy. Melakukan banyak hal untuk mendapatkan cinta Lucy. Mulai dari memberikan banyak hadiah, mengungkapkan perasaannya setiap hari, ataupun bertingkah manis.

Kaisar Leonel selalu memperjuangkan perasaannya tanpa kenal lelah karena ingin mendapatkan cinta Lucy. Bukan dicintai sebagai El, melainkan dicintai sebagai Leonel.

Menurutnya, mencintai secara sepihak memang menyenangkan, tapi cinta terbalaskan jauh lebih menyenangkan.

Entah sebahagia apa perasaannya saat mendengar ... 'Aku juga mencintaimu'  terucap dari mulut Lucy.

Kaisar Leonel tersenyum manis membayangkan hal tersebut. Kemudian, segera memasuki kamar. Tak sabar segera bertemu Lucy.

Alangkah bahagianya ia melihat Lucy sedang berdiri di dekat balkon kamar. Seakan menunggu kehadirannya di sana.

Kaisar itu berdehem pelan. Mengatur perasaan membuncah di dalam dadanya.

Setelah perasaannya sedikit tenang, dia pun segera mendekati Lucy.

Jantungnya kembali berdebar kencang melihat sosok gadis berambut merah dan bertubuh mungil berdiri di hadapannya.

Tanpa dapat ditahan, ia pun memeluk tubuh mungil itu dari belakang. "Aku merindukanmu, sayang."

Lucy terlonjak kaget. Refleks memukul tangan Kaisar Leonel yang melingkar di perutnya. "Kau mengejutkanku." Keluhnya.

Kaisar Leonel tertawa kecil mendengar nada bicara merajuk Lucy. Menggemaskan. "Maaf." Mengucapkan kata maaf tanpa menyesali perbuatannya.

"Kali ini aku memaafkanmu. Tidak ada kata maaf untuk kedua kalinya."

Kaisar Leonel terbahak. "Baiklah. Terima kasih sudah memaafkanku, sayang." Menumpukan dagunya di bahu Lucy seraya menatap intens wajah cantik Lucy. "Kau sedang memikirkan apa sampai tidak mendengar langkah kakiku?"

"Memikirkan kejadian yang terjadi di tea party."

Mata Kaisar Leonel memicing curiga. "Mereka menganggumu atau menyakitimu?"

Merasakan hawa mengerikan menyelimuti Kaisar Leonel, Lucy sontak menggeleng. "Tidak. Mereka sama sekali tidak mengangguku, apalagi menyakitiku."

"Lalu, kenapa kau begitu serius memikirkannya?" Kaisar Leonel menegakkan tubuhnya dan mengubah posisi mereka menjadi saling berhadapan. Ia menangkup wajah Lucy khawatir. "Jujurlah, sayang. Aku tidak ingin kau menahan semuanya. Katakanlah jika seseorang menganggumu, supaya aku bisa menyingkirkan mereka untukmu."

"Tenanglah. Mereka tidak mengangguku. Mereka justru menyambut kehadiranku dan memperlakukanku dengan sangat baik." Lucy tersenyum hingga matanya menyipit. "Mustahil mereka mengangguku di saat mereka tahu bahwa kau sangat menyukaiku."

Kaisar Leonel mendesah lega. "Aku pikir, mereka telah kehilangan akal sehat sehingga berani menganggumu." Menjauhkan tangannya dari pipi Lucy dan ikut bersandar di balkon.

"Lantas, apa yang terjadi saat tea party sampai kau memikirkannya?"

"Aku berpikir ... Betapa besarnya pengaruhmu sampai mereka sangat berhati-hati di hadapanku."

Kaisar Leonel menyugar rambutnya songong. "Pengaruhku memang besar, sayang. Jadi, selama kau menjadi istriku, kau akan dihormati dan disegani semua orang."

Lucy hanya bisa menggelengkan kepala heran melihat tingkah lucu suaminya.

Lucy tiba-tiba terdiam ketika Kaisar Leonel bersandar di bahunya sambil memainkan jemarinya. "Apa yang kau lakukan hari ini, sayang?"

"Bersantai di tepi danau bersama Violet."

"Huh, kenapa kau tidak mengajakku? Aku juga ingin bersantai bersamamu."

"Bukankah hari ini kau sangat sibuk?"

Kaisar Leonel manggut-manggut pelan. "Besok. Besok kita harus piknik!!"

"Oke."

Kaisar Leonel mengecup punggung tangan Lucy cukup lama. "Apakah hari ini kau sudah mencintaiku?" Bisiknya sambil menatap ekspresi sang istri.

Lucy menggeleng polos sedangkan Kaisar Leonel tertekuk lesu. "Yah, sepertinya usahaku masih kurang. Tunggu saja. Aku pasti akan membuatmu segera jatuh cinta kepadaku," tuturnya optimis sehingga membuat Lucy mengulum senyum.

Kaisar Leonel sangat manis. Mana ada kaisar yang sabar menunggu perasaannya terbalaskan. Sepertinya hanya Kaisar Leonel lah orangnya.

"Aku akan terus berjuang sampai aku mendapatkan hatimu, sayang. Kau mengizinkanku melakukan itu, bukan?"

"Tentu."

Lagi-lagi, Kaisar Leonel menyandarkan kepalanya di bahu Lucy dengan senyuman manis terpatri di bibirnya.

Meskipun Lucy belum mencintainya, ia tetap senang karena Lucy nyaman bersamanya, Lucy selalu menerima kehadirannya, dan Lucy tidak pernah melemparkan tatapan benci padanya.

Cinta hanyalah masalah waktu.

Cinta pasti akan datang seiring berjalannya waktu karena mereka memang sudah ditakdirkan bersama.

Cinta pasti akan datang seiring berjalannya waktu karena mereka memang sudah ditakdirkan bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 Februari 2024

Terima kasih sudah mengikuti cerita "The Emperor's Obsession" dari part 1 - ending.

Terima kasih sudah mendukung cerita ini karena berkat dukungan kalian lah aku bisa menyelesaikan cerita ini.

Sampai jumpa di extra part💃

So, jangan dihapus dulu ceritanya dari perpustakaan kalian.

Oh ya, apa pendapat kalian tentang cerita ini?

Apakah menarik untuk dibaca?

Jangan lupa follow biar gak ketinggalan ceritaku yang lain😙

firza532

The Emperor's ObsessionWhere stories live. Discover now