38 || Be careful! He's Crazy

Start from the beginning
                                    

Asya terdiam.

"Gue kira kalian beneran pacaran. Sial, gue ketipu. Ternyata omongannya bener. Hubungan lo dan dia lebih gila dari yang bisa diterima akal gue."

Asya menunduk.

"Kamu tau dari mana?"

"Gue liat cowok itu berdiri di belakang lo waktu lo sama Sella lagi adu mulut kemarin," jawab Darren. "Gue bingung kenapa dia ada di sana. Gue penasaran dan cari tau. Ternyata, dia kakak tiri lo?"

Darren berdecak. "Bisa bisanya gue percaya dia dulu. Ternyata dia bajingan."

Asya menggigit bibirnya.

"Pantes aja Gisella semarah itu. Tapi setelah ini tolong jangan temuin dia lagi. Gue nggak mau dia dalam bahaya lagi."

"Kenapa aku buat Gisella dalam bahaya?"

Darren menggeram kecil. "Lo minta aja jawabannya ke kakak lo yang sinting itu," ujarnya.

"Intinya, gue nggak mau lo nemuin Gisella lagi!"

"Kemarin lo yang mutusin untuk nggak ketemu Gisella lagi, kan? Jadi pegang omongan lo!"

Asya semakin menunduk. Ini kali pertama Darren memperlihatkan amarahnya yang sungguhan seperti ini padanya.

"Dan ... "

Darren menggantung ucapannya sebentar. Ia menatap gadis itu lekat-lekat.

"Hati-hati," pesannya. "Cowok itu gila."

****

Perkataan Gisella dan Darren mulai mengganggu Asya sekarang. Sejak tadi gadis itu diam dan berfikir berat.

Lamunan gadis itu pecah saat mendengar ketukan di pintu kamarnya.

"Masuk."

"Nona, Tuan Alga menyuruh anda turun."

Asya beranjak dan memakai sendal bulunya. Sesampainya di bawah, ia melihat Alga yang sedang menyiapkan makanan di meja. Saat melihat kedatangan Asya, pemuda itu tersenyum manis dan melepas apron yang melekat di tubuhnya.

Alga menarik sebuah kursi seraya memandang Asya. "Duduk.

Setelah Asya duduk di sana, Alga mengambil kursi dan duduk di sebelahnya.

"Gue masak semua makanan kesukaan lo."
Alga mengambil sebuah piring dan mengambil beberapa lauk di meja sebelum menaruhnya di depan Asya.

"Makan."

Tidak ada jawaban.

"Asya?" Alga mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Ya?" Asya berkedip sadar dan memandang Alga.

"Kenapa diam?" tanya Alga lembut sembari mengusap puncak kepalanya. "Ada masalah?"

Asya kembali diam. Ia menatap Alga dengan pikiran yang sulit positif. Rasanya aneh. Biasanya ia nyaman berduaan dengan Alga, tapi sekarang gadis itu merasa ingin membuat jarak karena terintimidasi.

"Kak Al, Gisella kecelakaan."

"Hmm, terus?" jawab Alga begitu tenang.

Asya menelan salivanya susah payah sebelum berujar. "Kak Alga pelakunya?"

Usapan di puncak kepalanya berhenti. Asya dapat merasakan perubahan ekspresi Alga.
"Kenapa lo mikir gitu?"

Kenapa?

Asya mulai memainkan jarinya.
Sebenarnya ia juga ragu. Asya tidak punya bukti yang kuat. Tapi Asya ingat Alga sempat mengatakan ingin menyingkirkan Gisella. Amarah Darren hari ini juga membuatnya bingung.

ALGASYA ; STEP BROTHER Where stories live. Discover now