"Itu ... Masalah perjodohan Gus Byan sama Ning Bila? Gus Byan nggak ada niatan buat nerima perjodohan ini?"

Abyan menarik napas dalam-dalam dan menengadah ke atas langit, "Entahlah, saya belum menemukan jawaban apapun dalam istikharah saya, tapi jika memang Nabila itu adalah takdir jodoh untuk saya, maka saya akan berusaha untuk mencintainya."

"Tapi, Gus, saya lihat-lihat, sepertinya Ning Bila itu sangat mencintai Gus Byan, dia seperti mengharapkan sekali kalau Gus Byan bisa menjadi suaminya."

Mendengar perkataan Faizin, Abyan berpikir sejenak, jika ia menolak perjodohan ini, itu sama saja ia menyakiti perasaan Nabila. Tapi jika ia menerima perjodohan ini dan melanjutkan sampai ke jenjang pernikahan, maka itu sama seperti memaksakan perasaan sendiri.

"Zaf!"

"Na'am, Gus?"

"Jika kamu sedang berada di posisi saya, apa yang akan kamu lakukan?"

"Ya terima lah, Gus. Ning Bila itukan cantiknya Masya Allah, nasabnya Alhamdulillah, akhlaknya Subhanallah, pinternya Allah Akbar, trus kalau hatinya Inn Syaa Allah banget Gus, cocok buat jadi Zaujatinya Gus Byan deh, pokoknya." gerundel Zafran apa adanya.

Abyan mengerucutkan bibirnya, jawaban yang tidak berbobot sama sekali. "Mas Faizin!"

"Jika Mas Faizin berada di posisi saya, apa yang akan Mas Faizin lakukan?"

"Jujur, Gus. Saya akan melakukan hal yang sama seperti Gus Byan, melakukan istikharah untuk meminta petunjuk sama Allah. Tapi kalau menurut saya kita harus meneliti dulu karena siapa tahu ada seseorang yang akan tersakiti dengan perjodohan ini."

Abyan mengerutkan alisnya, "Maksud Mas Faizin?"

"Eum, lupakan saja! Itu tidak penting! Tapi yang terpenting Gus Byan harus yakin sama diri Gus sendiri, jika hati Gus mengatakan tidak, maka jangan dipaksakan karena itu akan menyakiti perasaan Gus sendiri."

Mencurigakan, Abyan merasa aneh dengan sahabatnya yang satu itu. 'Apa Mas Faizin mencintai Nabila?' batinnya bertanya-tanya.

"Hufft, ternyata anda di sini? Capek banget nyarinya, kirain udah pulang duluan?" desus Ishara yang tiba-tiba muncul, tentu saja membuat Faizin dan Zafran saling menimbulkan tanda tanya ke arah Abyan.

"Gus! Itu siapa?" Zafran bertanya.

"Ini Tantenya Om By." jawab Al, membuat Faizin dan Zafran tergemap.

"Gus Byan?"

"Eumm bu-bukan, dia bukan siapa-siapa, kalau gitu saya pamit duluan, ya." ralat Abyan kelagapan.

Terik matahari mulai terasa saat cahayanya mulai menimbulkan hawa panas, saat ini mereka masih menuju perjalanan pulang. Kali ini Ishara duduk di belakang karena memangku kepala Alzian yang sudah terlelap dalam pangkuannya.

"Eum, by the way, dua cowok tadi itu siapa sih?" tanya Ishara kepada Abyan yang masih fokus menyetir.

"Mereka sahabat saya."

"Oohh, trus kenapa mereka manggil anda Gus?"

"Itu karena Kakek saya atau Kakek buyutnya Al adalah seorang pimpinan pondok pesantren."

HAZEL : Pemilik Mata Indah Where stories live. Discover now