7

155 18 0
                                    

"Aku, sudah tak lagi berguna~ tinggal menghempaskan diri... Kelautan bebas~ aku sudah besar, tak pernah berharga, kini ku tak lagi berarti~"

_________

Grep-

"Kak? Kamu gak papa kan" anak dengan kacamata visor itu memeluk kakak nya yang baru saja tiba.

"K-kamu siapa?" Ia gugup bertanya, takut kalau² ia akan salah.

"....." Matanya membulat, ia melepas pelukannya, terdiam dengan perkataan yang barusan di dengarnya. "Kak gem. Dia gak amnesia kan?"tanyanya khawatir

"E-enggak kok solar" jawabnya dengan senyum khasnya yang hangat dan meyakinkan.

"Tapi kok dia nanya aku siapa?"

"Udah ya mungkin dia capek. Kak hali antar dia dulu ke kamar ya" hali kemudian langsung pergi  kekamar atas dan menuntunnya.

"Tapi-"

"Udah ya ga usah peduli kamj juga ga biasanya meluk dia kenapa?" Gempa sedikit kesal pada saudara²nya yang tiba² berubah padahal dulu susah sekali di ubah.

"Dia ga kenapa napa kan"

"Hmm, dia kenapa yaa?" Jawab gempa sambil memasang mode berpikir, kemudian menjadi datar secara drastis gempa patut di pertanyakan!

"Padahal aku serius! Aku khawatir!"

"Memangnya selama ini aku pernah main²? aku capek sama kalian yang selalu jahatin dia, sekarang stop pura² peduli sama dia!... Andai aku lahir hanya ber2 dengannya. Andai dia gak kenal kalian. Dia mungkin bahagia dengan kekurangannya. Dengan keadaannya. Dengan kehidupannya...."

"...."

"Maaf solar... Anggep kamu gak pernah kenal dia. Jangan deketin dia Sekarang! Seperti dulu"

"Kak gem, aku paham sekarang.."
Gempa hanya diam dan tak ingin berlama lama berdebat dengan solar,membiarkan solar menyadari kesalahannya sendiri tanpa di bantu. Dia harus tau rasanya, tumbuh dengan  kegagalan yang tak pernah berakhir.

Dinilai salah oleh orang lain. Dia dianggap beruntung memiliki orang tua yang sayang padanya, meski ia memiliki 6 saudara. Tapi mereka tak tau, ibarat melihat gambar dari lubang sebesar jarum. Melihat seutas keindahan, namun siapa yang menyangka... Gambar itu telah tertutupi tinta yang tertumpah ditambah lagi dikelilingi oleh kain hitam yang menyatu. Tak henti hentinya di hujani hadiah, yang menyakitkan_^.

.
.
.
.
.

22.12

"Kak ice tadi thorn manggil"

"Oh thorn? Maaf ya ornie tadi kakak ga dengar"

"Or-ornie? Kak aku solar... Lah kok malah pergi sih. Mau kemana?" tanya solar, namu ice diam, "panik banget kayanya sampe ngindarin aku..."

Bukk-

"Aduh!" Anak itu tampak meringis sambil mengusap bokongnya yang terduduk.

"Kamu gak papa kak ice? Itu lantainya ada airnya masa ga liat sih?"

"Nggak" jawabnya pelan ia takut kalau solar akan curiga padanya.

"Tuh kan bener! Kamu gak liat. Mata kamu kenapa kak? Dari tadi aku lambai lambaiin tangan aku gak ada respon!"

"Nah loh, kok nangis? Sini sini" Solar yang melihat itu pun reflek memeluk ice yang ada di depannya.

Ice menutup mulutnya, takut membuat orang yang sedang memeluknya marah jika ia bersuara. "udah cerita aja" pinta solar pada ice. Ice tampak menarik nafas terlebih dahulu, meredakan tangisannya yang sebelumnya terjadi. Ia menutup matanya dan menundukkan kepalanya

"Solar... Kata dokter dia ga bisa liat buat sementara"

"M-maksud kak hali dia buta?"

"Hm iya solar. Kata dokter itu karna dia suka nangis+dalam waktu yang lama alias berlebihan" jelas hali pada solar

"Separah itu...?" Tanyanya pelan, tak ada jawaban dari halilintar.

"Mau kemana?" Tanya halilintar pada ice namun hanya mendapat gelengan saja. Hali kemudian membawa ice kembali dari kamar "lain kali kalo mo keluar panggil blaze, kalo gak suruh dia telponin kakak biar kakak kesana, kalo ada apa apa bilang jangan diem aja" ceramahnya yang di balas dengan anggukan. Hali menghela nafasnya kemudian lanjut bicara "ingat ya ice kamu udah jadi orang yang saaaangat berarti  dalam hidup kakak. Kamu adek kak hali, jadi kamu bisa cerita ke kakak. Kamu udah maafin kakak kan? Kalo udah dengerin kak hali yaa?" Pinta hali yang lagi-lagi hanya di balas anggukan dari ice.

Sebulan kemudian

"PAGIIII MENTARIIIIII" teriak blaze yang tengah membuka gorden kamarnya. Ia kemudian menghampiri kembaranya yang tengah duduk di atas kasur, kemudian memeluknya hangat. Blaze menjalani rutinitas nya setiap hari, menyambut pagi, memeluk ice dan hal lain untuk memanjakan ice. Ia ingin memberi kehangatan, yang seharusnya selama ini tak pernah hilang... Ia ingin menepati kata katanya dulu 'akan selalu ada untuk ice kapanpun dan dimana pun itu'

"Ice..?" Seperti biasa Blaze akan tes ice dengan melambaikan tangan

"Hm..?"

"Sini sini cerita... Kamu pasti nangis lagi kan semalam. Padahal udah sembuh dikit, kemarin kamu juga udah bisa liat meski buram. Aze disini icy... Aze janji ga akan pernah ingkarin ini.." ucapnya masih memeluk ice

"Iya ice tauu,aze udh janji" ucapnya pelan 'tapi ice ga janji ya' batinya

"Sudah sini sama aze aja, kak gledek emang tukang marah, jangan di bawa ati ya bebeb ku cayang " rayuan kematian ada di lidah blaze membuat yang di rayu pun tersenyum simpul

"Yodah mo mandi gak, eh tapi bisa gak? Kalo gak bisa, aze mandiin gimana? Kapan lagi yekan mandiin beruang es yang satu ini" ucapnya sembari mencubit pelan pipi es. Emang ya kalo soal kehangatan blaze emang jago, cuman pemikirannya aja kadang miring alias gak bener.

"Y-ya bisa lah, ice bisa sendiri kok" kemudian ice langsung pergi kekamar mandi yang ada di kamar masing², tentunya sambil meraba raba persekitaran.

Didalam kamar mandi ice mengambil sikat gigi terlebih dahulu, tanpa di sengaja ia tak sengaja menjatuhkan wadah alat alat perlengkapan kamar mandi. Blaze yang mendengar pun dengan panik menerobos masuk pintu kamar mandi yang memang tidak di kunci. Blaze yang suruh, katanya biar dia lebih mudah masuk kalo ada apa apa. Takutnya ice pingsan didalam tapi pintu nya ke kunci, kan ga lucu.

"Untung kamu dengerin aku buat ga ngunci pintu,, haiss sini blaze mandiin!" Tegasnya

"H-harus aze?"

"Pake nanya. Ya haruslah! Aze maksa! Ga boleh nolak! Kalo olak di mandiin tiap hari!" Paksanya pada ice. Mau tak mau ice harus menurut hari ini dari pada tiap hari? Ga bahaya ta.

"Tapi cuman gosok gigi sama keramas aja ya"

"Kalo gak mau?"

"Aze mah gituu.. ya gak bisa lah!"

"Tapi kalo kata aze bisa gimana? Haa~ eh aze juga blom mandi. Sekalian lah"

"Udahlah mogok makan aja!"

"Y-ya jangan gitu lah. Aze bercanda doang kok. Aze udah mandi duluan.iya iya keramas sama sikat gigi doang. Tapi makan ya? Jangan mogok makan!"

"iya lagian bercandanya gitu amat"

"Aze kan emng suka bercanda cinta"

"Serem!" Balas ice manyun, disambut dengan suara tawa dari blaze. Lagi lagi ice tersenyum, sudah lama ia tak sedekat ini dengan blaze.

Dan pagi hari itu adalah salah satu keberhasilan blaze untuk membuat ice lupa dengan kesedihannya.

.
.
.
.
.

Cie lagi banyak duit. Traveling ke mana nih wkwkwk. Btw yang ngeship mereka banyak ya

Ayang siapa yang dimandiin? ☝️

To be continue

Ice~bearWo Geschichten leben. Entdecke jetzt