LOVE THINGS (CHAPTER7)

27 4 35
                                    

"Untuk biaya selisih sampai hari ini sekitar delapan juta won, Kak."

"Ada selisih juga?" Hyojin menatap kaget pada petugas yang memberitahunya pagi itu.

"Iya, karena tidak semua obat dan tindakan bisa di klaim oleh asuransi kesehatan Dokter Chaewoon. "

Hyojin tertegun. Semalam kondisi Nyonya Chaewoon tiba-tiba saja memburuk. Dia mengalami penurunan kesadaran, diduga karena benturan di kepala belakangnya saat jatuh pingsan. Hari ini wanita itu dipindahkan ke ruang ICU untuk menjalani perawatan intensif. Padahal Hyojin sudah berlega hati karena berpikir kartu asuransi kesehatan itu akan banyak menolongnya.

Hyojin memutar otak secepat mungkin. Dia harus segera mencari jalan keluar. Sampai akhirnya hari ini juga ia putuskan untuk mencari kerja tambahan sementara Euijoo dia titipkan pada tetangga sebelah rumah yang berbaik hati menawarkan bantuannya.

Sore itu setelah melihat kondisi Nyonya Chaewoon Hyojin menuju sebuah restoran di kawasan pusat perbelanjaan. Ada seorang teman Hyojin yang bekerja di sana dan kebetulan mencari pengganti untuk bagian mencuci piring di dapur mereka. Tidak masalah. Yang penting Hyojin bisa menambah penghasilan dan dia tidak berani terlalu lama menimbang resiko apa yang mungkin terjadi ketika dia setuju menyerahkan Euijoo pada tetangganya. Biarlah. Toh beberapa dari mereka sudah tahu kalau Yonghoon tidak lagi pulang ke rumah. Alasan tugas dinas keluar kota menjadi tidak wajar kalau selama hampir satu bulan ini tidak ada satu pun dari mereka yang melihat kedatangannya. Mungkin sudah saatnya Hyojin menerima keadaan dan berhenti berharap.

"Hyo, yang sebelah sini dulu di cuci udah gitu langsung dikeringin ya? Soalnya sekitar jam tujuh mau ada acara ulang tahun."

Daehee memberitahu Hyojin dengan cepat. Pemuda itu mengangguk. Restoran ini padahal milik pamannya, tapi dia juga ikut membantu, bahkan memulai pengalamannya dari posisi waitres. Katanya itu yang paling ringan karena dia harus menjalani pekerjaan lain sebagai guru di sebuah tempat les. Lagipula Daehee bukan orang yang senang mengerjakan sesuatu di balik meja seperti admin keuangan atau pembukuan, makanya dia menolak saat ditawari posisi kasir atau bagian berkas laporan.

"Hati-hati licin, jangan sampai ada yang pecah ya. Bisa dikurangi dari gaji lo juga nanti."

"Iya Daehee, makasih banyak."

Gadis itu tersenyum lalu bergegas pergi ke depan. Hyojin memulai pekerjaannya dengan semangat yang lebih tinggi. Dia ditemani satu pekerja lain yang bertugas melap semua gelas dan piring lalu merapikannya dalam rak. Pemuda bernama Minkyun itu bekerja jauh lebih cepat daripada Hyojin, seolah tidak takut setiap piring di tangannya melesat jatuh. Sementara Hyojin berusaha untuk lebih hati-hati agar tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Walau ternyata keputusan ini membuat partner kerjanya kesal karena semua jadi terasa lebih lambat.

"Maaf ya, gue baru pertama ngelakuin ini. Gue takut ada piring yang pecah," kata Hyojin ketika mereka sedang istirahat di gudang sambil menunggu acara ulang tahun selesai.

Minkyun yang asyik merokok sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding hanya melirik Hyojin sekilas lalu mengangguk acuh.

"Ya udahlah, namanya juga baru mulai, kerjaan lo pasti penuh perhitungan walaupun jadi lelet. Cuma lo harus tahu kalau pas jam Sembilan nanti suasana pasti lebih rusuh. Gue harap sih lo bisa langsung adaptasi lebih cepet."

Minkyun membuang puntung rokok ke tanah lalu menjejaknya dengan sepatu.

"Yang penting lo nggak bikin masalah di dapur. Setiap sampah sisa makan lo pilih sesuai jenisnya, sabun jangan terlalu banyak dan lo nggak boleh nyimpen piring yang udah lo sabunin di dalam wastafel, semua lo simpen di pinggir. Terus lo cium-cium lagi gelasnya masih bau anyir atau sabun engga, baru lo kasih ke gue."

ENVISION || YONGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang