Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hyojin bahkan belum memakan sarapan yang dikirim oleh room service ketika pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan wajah segar Hyungu saat Hyojin beringsut malas dari atas tempat tidur. Di sampingnya Euijoo tengah asyik memain-mainkan buku catatan kecil yang dia ambil dari meja telepon.
"Aku belum mau check out," terang Hyojin.
"Santai aja," sahutnya sambil mendekat dan mengeringkan rambut dengan handuk kecil. Dia lalu menghampiri Euijooo, anak itu sekarang mulai melompat lompat di atas kasur sambil menyaksikan acara tv kesukaan.
Hyojin menarik kursi dan mulai makan sambil menyuapi Euijoo.
"Aku juga mau dong, aku belum sarapan loh."
Dia mendelik pada Hyungu yang berbaring miring sambil membuka mulut.
"Lagian kenapa kamu Cuma pesen satu porsi kayak gini sih?"
"Biasanya juga kamu nggak pernah habis kalau makan," rengut Hyungu seperti anak kecil. "Nanti ujungnya aku jadi tempat sampah."
"Telepon room service sana."
"Aku kan maunya disuapin, kalau makan sendiri udah dari tadi beli sarapan di luar."
"Kamu jangan ngeselin, Hyungu. Masih pagi loh ini."
"Biar kamu kangen."
"Hah?"
"Iya, biasanya sesuatu yang menyebalkan dari seseorang itu justru yang bikin kangen."
"Jangan ngaco."
"Aku kalau nggak nyebelin berarti bukan aku loh."
Hyojin akhirnya menjejalkan sesendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya agar anak itu diam dan membiarkannya tersenyum puas.
"Pagi-pagi udah ngajak ribut," ketus Hyojin kesal sambil membetulkan tali kimono handuk dengan sebelah tangan.
"Yang ngajak ribut siapa? Aku Cuma ngasih tahu fakta yang sebenernya. Jujur deh, walaupun suami kamu sering bikin kamu kesel tapi kamu kangen kan sama dia?"
"Kenapa kamu jadi ngebahas dia?"
Hyungu bangun dan terduduk. Memperhatikan Hyojin sambil menengadahkan kepalanya, menghujani pemuda itu dengan tatapan hangat namun senyum menyebalkan.
"Aku bener berarti? Tapi kamu mending jangan terlalu sebel sama aku deh, soalnya kamu nggak tahu bakal kayak apa sebuah perasaan itu berbalik sama seseorang. Kalau terlalu sebel, lama-lama malah jadi sayang."
"Manfaatnya apa sih kita bahas hal kayak gini pagi-pagi?"
"Buat memperjelas semuanya aja, biar nggak blur."
"Apa yang harus diperjelas?"
Hyungu mengambil sendok dari atas piring, menyuapkannya pada Euijoo lalu menyendokkan lagi nasi untuk dimasukkan ke mulutnya.
