LOVE THINGS (LAST CHAPTER)

40 4 14
                                    

Braaaaakkk!!

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Braaaaakkk!!

Lamunan Hyojin buyar oleh suara benda jatuh yang terdengar dalam kamar Yonghoon. Dia langsung bangkit dari sofa dan mengetuk pintunya.

"Sayang, Yonghoon! Kamu kenapa? Yonghoon jawab aku."

Hyojin menekan handle pintu, beruntung Yonghoon sudah tidak mengunci diri. Hyojin sengaja diam di kamar sejak pagi sampai dia memberi kesempatan agar bibi bisa masuk untuk mengantarkannya sarapan. Mata Hyojin terbelalak melihat tubuh suaminya tergelepar di lantai sambil merangkak memunguti obat yang berserakan.

"Ya ampun, Yonghoon."

Suara Hyojin hanya terdengar seperti decitan. Tenggorokannya tercekat dan dia tidak mampu mengatakan apa-apa lagi selain membantunya. Tapi dengan kasar Yonghoon mendorong tubuh mungil itu agar menjauh.

"Jangan mendekat," erangnya sambil menahan rasa sakit.

"Please, sayang. Dengerin aku."

"Sana! Pergi sana!"

Hyojin terkesiap melihat wajah pucat di hadapannya. Bola mata Yonghoon bergetar setiap kali rasa sakit mulai menyerang. Dia menarik lengannya kasar dari cengkraman Hyojin lalu berusaha untuk merangkak dan bangkit.

"Ayo kita pulang. Kamu nggak boleh seperti ini. Aku mohon.."

Dia terbatuk, membungkukkan badan sambil memegangi perutnya. Menatap ke arah Hyojin nanar dan penuh kemarahan.

"Aku udah bilang, kamu harus pergi. Kenapa kamu masih nggak ngerti? Apa gunanya kamu di sini?"

Hyojin menggeleng sambil terisak. "Jangan usir aku Hoon, aku nggak akan pergi kemana pun. Enggak tanpa kamu."

Dia memejamkan mata sekilas. Wajahnya sudah basah oleh peluh. Lalu tiba-tiba tantrumnya keluar. Dia mulai meraih barang-barang di sekitar dan melemparnya ke sana kemari. Si omega berusaha menggapai tubuh itu agar tenang, tapi rasa sakit justru seringkali membuat tenaga Yonghoon dua kali lebih besar. Dia seperti diraksuki oleh kekuatan yang entah datang darimana. Sehingga untuk beberapa waktu Hyojin harus bergerumul dengan amukannya yang tidak bisa dikendalikan.

"Pergi Hyojin! Aku bilang pergi dari sini!"

Dia mendorong Hyojin kasar ke atas kasur. Membuat dadanya sakit karena terhimpit oleh tubuh. Tapi Hyojin tidak gentar walaupun kali ini dia harus berjuang sendirian tanpa bantuan suster atau obat penenang.Hyojin lekas duduk, melihat Yonghoon kembali membungkukkan tubuhnya. Sebelah tangannya berpegangan pada rak buku.

"Yonghoon, tenang dulu. Apa yang kerasa sakit? Kalau kamu nggak mau pulang, biar aku panggil dokter."

Dia menggeleng. "Kamu, dokter atau siapa pun nggak akan menyelamatkanku. Jadi semua ini percuma. Kamu harusnya sadar dan mengerti itu."

Yonghoon masih meninggikan nada suaranya saat menjawab kalimat Hyojin. Napas Hyojin berat- terengah, dia berusaha fokus mengamati setiap gerak gerik suaminya. Yonghoon terlihat masih belum puas melampiaskan emosi yang masih bergejolak. Lalu semua buku di rak itu dilemparnya ke segala arah. Yonghoon belingsatan. Mengedarkan pandangannya dengan panik, sebelum akhirnya tertuju pada satu tempat. Sebuah cermin besar di dekat kamar mandi. Hyojin segera menyadari itu. Dengan segenap tenaga, dia berlari menyusulnya agar tidak menyakiti diri sendiri dengan memecahkan kaca itu.

ENVISION || YONGHOON 🔞Kde žijí příběhy. Začni objevovat