LOVE THINGS (CHAPTER 17)

22 5 34
                                    

Hyojin hanya mampu berdiri mematung di sudut ruangan sambil menyaksikan kejadian penuh haru di hadapannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hyojin hanya mampu berdiri mematung di sudut ruangan sambil menyaksikan kejadian penuh haru di hadapannya. Sesuatu yang membuat Hyojin akhirnya bangga pada diri sendiri ketika dia bisa membuat orang lain bahagia. Satu misinya selesai. Menyatukan lagi keluarga Yonghoon. Membuat mereka berempat saling menangis berpelukan, meminta maaf dan melupakan segala kesalahan. Lalu berjanji akan mendukung satu sama lain terutama untuk bahu membahu menemani Yonghoon.

Satu beban Hyojin berkurang.

Tapi kali ini tidak ada air yang menetes dari mata meskipun dada Hyojin membara oleh rasa haru. Apalagi di tengah mereka, ada Euijoo yang kelihatan bingung dengan orang-orang asing yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Anak itu hanya mampu memeluk ayahnya dan diam memperhatikan, sesekali rambutnya diacak oleh ibu Yonghoon lalu pipinya diciumi oleh Yuma. Mungkin mereka belum terbiasa dengan kehadiran anak itu, mungkin Euijoo masih menjadi sosok asing yang sempat tidak diinginkan. Tapi Hyojin bisa melihat ada sedikit kerelaan yang mulai muncul untuk menerima keberadaannya. Euijoolah yang Hyojin perjuangkan selama ini untuk akhirnya mendapat pengakuan. Ibunya tidak berharap lebih, hanya sebuah kasih sayang yang tidak bisa dia dapatkan dari Hyojin dan Yonghoon yang lebih sibuk menata kehidupan mereka.

Hyojin melangkahkan kaki ke luar kamar dan duduk di sofa tempat Hyungu biasa tidur di sudut lobi. Perutnya sudah memperdengarkan alarm minta diisi oleh makanan, cuaca yang dingin semakin menambah rasa lapar. Tapi Hyojin tidak berminat untuk mengunyah apapun. Hyojin hanya ingin menyandarkan tubuhnya yang seringkali cepat lelah semenjak dirawat. Hyojin tidak mampu menopang Yonghoon setiap kali dia ke kamar mandi, dia juga tidak bisa berlama-lama duduk saat menemaninya makan. Mudah-mudahan ini hanya sementara, mungkin karena Hyojin memang belum sepenuhnya pulih. Seharusnya dia beristirahat total di rumah, berbaring dan menenangkan pikiran. Tapi mana mungkin. Si omega itu ingin segera membawa keluarga Yonghoon untuk menemuinya. Mereka yang langsung bersitatap tanpa banyak bicara, dan akhirnya menangis, meluapkan semua emosi yang tertahan karena masing-masing dari mereka memilih diam dan menghindar. Lupa akan arti sebuah keluarga.

Semua itu adalah beban bagi Hyojin selama ini. Karena Hyojin selalu merasa bahwa akulah penyebab dari apa yang terjadi. Mungkin keluarga Yonghoon memang tidak sepenuhnya bernuansa harmonis, terkadang Yonghoon bercerita tentang perselisihan yang muncul. Masing-masing dari mereka mempunyai ego yang minta didahulukan, tapi keberadaan Hyojin bisa jadi alasan mengapa situasi semakin keruh di antara mereka.

"Loh kok kamu di sini?" tanya Nyonya Chaewoon yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya.

"Istirahat sebentar, Bi," Hyojin tersenyum.

Dia lalu duduk di sebelah pemuda itu. "Kamu seharusnya ada di dalam, merasakan kebahagiaan juga."

"Biarlah, nanti ada waktunya buatku. Biar mereka sama Euijoo dulu aja."

"Dada kamu gimana?"

Hyojin menyandarkan tubuh ke sofa. Mencoba menggerakkan lenganku belakang secara perlahan. Ternyata selain di tulang rusuk, ada retakan juga di bahu belakangnya karena berulang kali diinjak oleh kekuatan penuh.

ENVISION || YONGHOON 🔞Donde viven las historias. Descúbrelo ahora