24. Pertemuan Tak Terduga

Start from the beginning
                                    

Beberapa hari lalu, dia berhasil mengikuti kelas tufting. Kemudian jadwalnya minggu depan dia akan mengikuti kelas merajut. Di hari lain, Brian sudah mendaftarkan kelas melukis untuknya.

Kini Alit punya banyak kegiatan yang ia nantikan setiap hari. Yang secara otomatis membuat kegalauannya berkurang. Iya, berkurang, karena Alit pun masih suka melamun sambil meratapi nasibnya sebelum tidur. Namun, setidaknya intensitasnya jauh berkurang ketimbang bulan lalu. Apalagi sekarang ia punya seseorang yang selalu mendengarkan semua keluh kesahnya setiap hari.

Dan hari ini, Alit kembali mencentang satu to do list yang ia buat untuk keluar dari zona nyaman. Mengecat rambut. Sebenarnya Alit enggak pernah tertarik mengubah warna rambutnya. Dia enggak suka menjadi pusat perhatian. Memiliki rambut yang dicat, membuatnya otomatis menjadi pusat perhatian di tengah keramaian, karena rambutnya berbeda dari rambut orang Indonesia pada umumnya.

Namun, dalam rangka ingin keluar dari zona nyaman, ia merasa perlu mengubah sedikit penampilannya untuk mendapat suasana baru. Setelah dipikir-pikir, mewarnai rambut juga bisa membuat parasnya terlihat sedikit lebih dewasa. Dia enggak suka dianggap seperti anak SMP terus-terusan.

Hari ini Brian enggak menemaninya karena pria itu sedang ke rumah Mamanya untuk mengambil mobil. Lagi pula, Alit juga enggak yakin Brian betah menunggu, karena ini menghabiskan waktu berjam-jam. Hitung-hitung sekalian me time, karena belakangan ini Alit jarang sekali pergi sendiri.

Senyumnya mengembang puas melihat pantulan bayangan dirinya di cermin, usai rambutnya di blow. Ia memilih warna silver blue ash, yang menghabiskan waktu hampir enam jam di salon, karena rambutnya belum pernah di bleachingsama sekali. Namun, ia sangat puas dengan hasilnya yang bahkan jauh lebih bagus dari ekspektasinya.

Usai mengambil beberapa foto selfie ia mengirimkan foto tersebut pada Brian. Ia baru sadar ini sudah pukul delapan malam. Dia melewatkan makan malam, sehingga perutnya sangat lapar sekarang.

Alih-alih langsung mencari tempat makan untuk mengisi perutnya, Alit malah memasuki butik yang letaknya di sebelah salonnya tadi. Dia baru ingat kalau besok lusa Brian akan mengajaknya fine dining. Jadi, dia harus membeli dressyang proper untuk itu.

Brian: wahhhhh cantik banget pacarku😘😘😘😘😘😘

Brian: bagusss banget rambut barunyaaa

Brian: siapa yang milihin warnanya, Sayang?

Brian: kamu sendiri, atau pegawai salonnya?

Brian: cocok banget sama kamu

Brian: jadi makin kangen

Brian: ini kamu lagi di mana, Sayang?

Ketika Alit sedang mencoba beberapa dress di kamar pas, dia menemukan banyak pesan beruntun dari Brian, setelah ia mengirimkan selfie yang menunjukkan rambut barunya.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bagaimana hatinya langsung berbunga-bunga menerima sederet pesan manis itu. Entah kenapa, semua pujian yang Brian keluarkan akhir-akhir ini dimaknai Alit dengan penuh suka cita.

Sungguh lucu bagaimana waktu bisa berputar dengan begitu cepat, dan semuanya menjadi berbalik. Alit yang dulu sangat membenci gombalan Brian dan menganggap semua omongan pria itu adalah omong kosong, kini malah menantikan semua perkataan manis Brian setiap harinya.

Alit: aku sendiri yang pilih

Alit: tadinya mau warna golden brown

Alit: tapi kata hair stylist-nya, warna itu best seller banget, alias banyakk banget yang pake

Hello ShittyWhere stories live. Discover now