25: Tidak Ingin Kehilangan?

Mulai dari awal
                                    

"Ayo!" Kavi menarik tangan Arshan dengan mendadak, membuat tubuh Arshan limbung dan nyaris terjatuh.

"Kita kembali dulu, kita tidak bisa turun ke sana dalam keadaan seperti ini," kata Kavi lagi.

"Tapi Shayra ...." Arshan menggantungkan kata-katanya, memandang kesal sekaligus putus asa pada hujan yang tak mau berhenti dan malah semakin deras. Sekarang bagaimana keadaan Shayra di sana? Bagaimana jika tidak ada yang menolongnya?

Arshan berdecak. Rasanya sungguh murka pada diri sendiri, karena pertama-tama mengapa dia bisa sekhawatir ini? Maksudnya, yang benar saja? Bukankah dia membenci Shayra?

Dia bukan Ilisha, jangan gila, Arshan! maki Arshan dalam hati pada dirinya sendiri.

"Ayo, lewat sini, Arshan,"

Meski tidak mau, tapi Arshan tetap melangkah mengikuti Kavi. Tentu saja karena dia tak bisa melakukan apa-apa sekarang dalam kondisi tak berdaya ini.

"Arshan ...! Kavi ...!"

"Ya, ya, kami di sini!"

Itu suara Aryan, dan Kavi sudah menjawabnya. Setelah itu, ada cahaya yang mendekat pada kedua pria itu. Cahaya yang berasal dari Aryan dan rombongannya.

"Bagaimana? Shayra ketemu?" tanya Hars dengan suara yang sangat khawatir.

Arshan menggeleng. Sekarang bukan karena dia tak mau repot-repot menjawab seperti biasanya, tapi karena dia tak punya tenaga sekaligus merasa bersalah sebab tak bisa menemukan Shayra.

"Paman, kami menemukan jam tangan milik Shayra di tepi jurang, jadi ... kami berpikir mungkin Shayra terjatuh ke dalamnya."

Satu detik setelah Kavi mengatakan itu, petir menggelegar dengan keras di angkasa. Arshan langsung merasa ini seperti adegan di serial-serial TV.

"Shayra ... tidak, tidak, putriku akan baik-baik saja 'kan, Aryan? Dia tidak akan kenapa-napa, kan?" Suara Hars melemah, Arshan yakin ayah mertuanya itu sudah menangis saat ini. Sebenarnya mungkin sejak tadi, karena Shayra adalah putri satu-satunya.

"Hars, tenang. Shayra akan baik-baik saja. Kita akan segera menemukannya. Sekarang kita kembali dulu ke villa, ya? Kita cari bantuan," ujar Aryan.

Dalam kegelapan, Arshan bisa melihat Hars mengangguk sambil mengusap air matanya yang sudah bercampur dengan air hujan.

Mereka semua kemudian berjalan secepat yang mereka bisa, walau nyatanya tidak secepat itu. Semuanya gelap, ditambah hujan deras dan petir yang seperti tak mau berhenti, belum lagi gangguan-gangguan di jalan seperti batu, ranting pohon, dan sebagainya. Benar-benar keadaan yang memuakkan!

Sekarang pertanyaan Arshan hanya satu, bagaimana bisa Shayra terjun ke jurang? Apa karena dia selalu memanggilnya penyihir, jadi gadis itu berpikir dia bisa terbang dan mencobanya dengan melompat ke jurang? Bodoh sekali!

Perjalanan dengan segenap hambatan ini akhirnya terlewati. Mereka semua berlarian masuk secepat yang mereka bisa.

Para wanita sudah menyambut, tapi seperti biasa Arshan tidak mau buang-buang waktu melakukan konferensi pers dengan menjawab satu per satu pertanyaan mereka, untuk itu dia langsung berlari ke garasi dan masuk ke salah satu mobil yang ada di situ.

Dear, Mr. A (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang