02: Minggu Depan?

34.9K 1.4K 16
                                    

Arshan sengaja pulang sedikit terlambat. Iya, hanya sedikit, padahal dia juga bisa pulang sangat-sangat terlambat. Ia sengaja tak melakukan itu karena punya misi tersendiri.

Saat melangkahkan kaki memasuki rumah, Arshan disuguhkan pemandangan berupa semua orang tengah berkumpul di ruang tamu. Ada satu orang yang menarik perhatian Arshan, yaitu seorang gadis cantik yang tengah memangku Kaluna sambil mengajaknya mengobrol. Arshan menyeringai, ia yakin gadis itulah yang akan menjadi istrinya.

"Hei, Arshan, ayo sini, kenapa berdiri saja si sana?" panggil Mahira.

Arshan mendekat pada orang-orang itu. Tak mengucapkan apa pun, ia hanya menatap gadis yang juga kini mulai mengangkat wajah menatapnya.

Gadis itu mengenakan gaun panjang berwarna putih yang juga berlengan panjang, rambutnya yang hitam sepunggung digerai, lalu makeup-nya tipis. Tubuh gadis itu tinggi---terlihat meski dia sedang duduk, pipi yang tirus, bibir tipis, dan yang paling menarik adalah mata besarnya yang cantik dan berwarna campuran cokelat-hitam yang agak langka. Dan, ya, Arshan akui, gadis itu sangat cantik.

"Dia Shayra, gadis yang akan menjadi istrimu," ujar Mahira. "Ayo, berkenalan dengannya."

Gadis bernama Shayra itu hanya menatap Arshan tanpa mengulurkan tangan atau mengajaknya berkenalan. Sebelum mendapat perintah Mahira untuk yang kesekian kalinya, Arshan pun terpaksa mengalah dan mengulurkan tangan terlebih dahulu.

"Arshan," ucapnya memperkenalkan diri, padahal dia yakin Shayra juga sudah tahu.

"Shayrana, panggil saja Shayra," balas gadis itu.

"Hmm, mungkin kalian berdua mau mengobrol berdua dulu?" tanya Mahira. "Untuk mengakrabkan diri."

Shayra sengaja diam saja dan menatap Arshan. Pria yang ditatap memutar bola matanya malas.

"Tidak perlu. Mau akrab atau tidak, pernikahan itu juga akan tetap terjadi, bukan?" jawab Arshan. Sengaja ia bertingkah menyebalkan sejak sekarang, siapa tahu Shayra jadi ilfeel padanya dan membatalkan perjodohan mereka.

"Ah, Mama mengerti, kau ingin lebih mengenal Shayra setelah menikah saja, bukan? Tenang, Nak. Keinginanmu akan segera terwujud, minggu depan kalian menikah," ujar Mahira dengan entengnya.

Arshan membelalak, nyaris tersedak ludahnya sendiri mendengar itu. "Apa, Ma? Minggu depan?"

"Iya, Nak. Minggu depan. Kau mau lebih cepat lagi? Itu sudah cepat, Sayang. Sabar sedikit, ya? Menikah bukan beli permen," tutur Mahira dengan senyumannya.

Semua orang yang berada di ruangan itu tertawa, tak terkecuali Kaluna dan si kembar Xavier-Xaviera, seolah-olah mereka mengerti apa yang sedang dibahas saat ini.

"Sabtu depan adalah pernikahannya, dan hari Kamis nanti, kau dan Shayra akan fitting baju pengantin," tambah Aryan.

Arshan menggeleng tak percaya. Rasanya dia mau pingsan mendengar semua ini. Mereka sungguhan mau menikahkannya, kan? Bukan sedang syuting FTV? Kenapa mendadak sekali?

Melirik jam dinding, Arshan seperti mendapat sebuah alasan untuk menghilang sejenak dari ruangan ini sebelum sungguhan menjadi gila.

"Aku permisi sebentar, aku belum membersihkan diri," pamitnya yang diangguki semua orang.

Arshan pergi ke kamarnya. Saat sudah tiba, ia langsung menjatuhkan dirinya yang lemas di tempat tidur.

"Minggu depan?" gumamnya.

Arshan menoleh ke arah kalender yang terpasang di nakasnya. Hari ini Sabtu, dan pernikahan itu terjadi di hari Sabtu berikutnya. Apa tidak terlalu cepat?

Dear, Mr. A (Completed)Where stories live. Discover now