Rencana di mulai

6 8 4
                                    

[H-4]

Mungkin siswi itu telah menunggunya selama satu jam lebih. Dan akhirnya, batang hidungnya terlihat lagi. Ia membawa kotak P3K dan juga sebungkus makanan serta dua minuman.

Max menaruh semuanya di atas meja bundar yang hampir membuat mejanya penuh. "Syukur deh, lo nggak pergi" ucapnya sambil merapihkan semuanya yang di meja. "Sorry ya kelamaan." lanjutnya dan memberikannya minuman.

siswi itu menerima minumannya dan langsung meminumnya, seperti orang kehausan. "Nggak papa, enggak terlalu lama kok, makasih ya udah bantuin." Ia membalasnya dengan anggukan dan senyum manisnya."Gue bawa obat buat kaki lo, katanya sih bisa ngilangin sakit kram nya, abis makan, lo minumnya?"ucapnya seraya memberikan obat pill.

Mereka berdua jadi kelihatan akrab, walaupun belum mengenal satu sama lain. Mungkin siswi itu sudah mengenalnya lebih dulu daripada dirinya yang tak mengenal siswi itu. Max sangat nyaman di hadapannya, mendengar dia berbicara dan bercanda, melihat parasnya yang cantik dan juga pipinya yang mengemaskan.

Saat siswi itu merasa harus di sudahi pertemuan ini, ia melihat sekitar dan berharap bisa menemukan seseorang yang mengenalnya. "Anyway, nama lo siapa?" Tanya Max penasaran. Ia berdiri dan menjawabnya "Gue Leona Ciela Josephine, lo bisa panggil gue Ciela" setelah menjawab ia langsung berlari ke arah pria yang menolaknya tadi. Dan sambil menengok ke arahnya untuk berterima kasih.

Max sangatlah kacau, itu cewek maunya apa sih? Masa iya udah di tolak mentah mentah, masih ngejar sampe segitunya?. Apa dia enggak ada pilihan lain selain cowok itu? Kalo di liat dari dekat dan kejauhan, jelas Max lah yang paling cakep dan imbang sama siswi itu, tapi kenapa masih di kejar sih? Apa Max kurang baiknya?.

"Kiw, bro, dari tadi di cariin ternyata udah punya rencana sendiri buat ngambil hati itu cewek?" Rangkul seseorang dari belakang yang ternyata itu Yorch. "Ayo Lolly, gue udah laper nih" ajak Brayden untuk membeli makanan. Dan berakhir dengan Brayden menarik Yorch dan Yorch menarik lengan Max.

Keesokan harinya, mereka berkumpul di rooftop lagi untuk membahas waktu yang tepat untuk memulai rencananya.

Yorch, Max dan Brayden berdiri di perbatasan ujung rooftop, melihat kelakuan si kuncir kuda itu, Ciela maksudnya. Kali ini, cewek itu membawa gengnya dan si cowok brengsek itu juga membawa dua temannya. Jelas Brayden tahu, mereka berdua adalah Jack dan Raffael, teman kelasnya.

"Tuh, Deyden, lo liat kan, kelompok itu cowok?" Brayden mengangguk dan melanjutkan merokoknya yang sedari tadi ia diamkan di tangan kanannya. "Nah, lo gabung lah sama mereka, sebelum itu, lo pilih dulu cewek cewek yang ada di geng nya Ciela. Lo pilih yang mana?" Yorch menjelaskan dan menanya seraya menepuk nepuk bahu Brayden.

Brayden menunjuk gadis kecil yang sedang ngemut permen lolipop. "Ralat" sebari menunjuk perempuan yang sepantaran dengan Ciela dengan rambut panjang yang lurus. Jujur, semuanya rambutnya lurus, tapi hanya perempuan itu sendiri yang berbeda warna, dari jauh sih terlihat seperti coklat kemerahan.

Yorch menatap Brayden dengan mata yang penuh selidik. "Lo yakin? Ini cuma mainan loh, bukan serius" tanya serius. "Hmm, apa perlu gue tembak sekarang?" Jawaban itu membuat Yorch mengalihkan wajahnya ke arah kumpulan kelompok di bawah sana. "Itu sih, terserah lo, awas aja lo mutusin dia cuma gara gara ketauan dia cuma mainan lo. Gue gak mau tanggung jawab." Setelah bicara seperti itu, Brayden menghilang gitu aja.

"Gue enggak mau lo kaya Brayden, lo temen satu satunya yang nggak boleh mainin perasaan cewek." Ucap Yorch tanpa menghadap Max. Max hanya mengiyakan dan melihat apa yang Brayden lakuin di bawah sana.

"Setelah ada berbulan bulan lo berteman sama Ray dan cari tau lebih jelas tentang Ciela, baru gue akan kasih tutorial pacaran hanya dengan 21 hari." Jelas Yorch dengan teliti. "Emangnya bisa cuma 21 hari?" Tanyanya ragu. "Bahkan kurang dari 21 hari lo akan mendapatkannya tanpa harus buang banyak waktu" katanya dengan percaya diri.

Jelasnya begini, Yorch melakukan pengalamannya sebagai rencana mendapatkan Ciela. Yorch pernah di tipu dengan seorang lelaki yang hampir membuatnya normal karena kejadian kurang dari 21 hari, lelaki itu menerapkan kata kata yang ada di buku yang baru dia beli dua minggu sebelum ia kenal Yorch. Lelaki itu membaca bukunya yang memberitahu bahwa seseorang akan jatuh cinta hanya dengan 21h hari.

Memang nyatanya tak segampang itu, dan hanya orang orang yang baperan yang gampang kecantol dengan cara tersebut, termasuk Yorch. Ia sudah menganggap lelaki itu sebagai pahlawan dan seperti pangeran yang mengembalikan sepatu kaca selama kurang 21 hari. Tapi ternyata, ia hanya penasaran, dan berkata jijik dengan Yorch, karena Yorch menyukai wanita.

21 Days Theory of Love | ETINAZNATTWhere stories live. Discover now