Pdkt 3

16 8 13
                                    

[H-14]
Hari ini Ciela kembali sekolah, tepat di hari senin dengan seragamnya yang lengkap. Membawa mobil menuju parkiran biasanya dan turun, ia merapihkan seragamnya dan juga merapihkan dari atas rambut hingga bawah kakinya.

Ciela berjalan ke arah pintu gerbang sekolah dan itu membuat perhatian dari siswa lain yang berada di sekelilingnya. Sepertinya ada yang beda dari dirinya.

"Hai ges" sapa Ciela kepada teman-temannya dan menaruh tas di kursinya.

"Ci? Lo oke?" tanya Sylvie, ia memperhatikan Ciela dari atas hingga bawah.

"Oke kok, kenapa?" tanya Ciela, setelah tanya itu lepas dari mulut manisnya, mereka berempat tertawa terbahak, tak hanya mereka, teman sekelasnya yang sudah datang pun ikut tertawa.

"Ci, tumben banget lo dandan? Terus lo ngapain pake baju ketat kaya gini?" tanya Caitlyn, ngeledek penampilan Ciela.

"Siapa Ci yang mau booking lo? Di Chek-in sama pak Yuhadi ya?" timpal Alma, pak Yuhadi adalah guru olahraga yang terkenal dengan kemesumannya, Ciela tak marah dengan Alma karena ia tahu dirinya sedang bercanda.

"Idihhhh ogah baget gue sama pak Yuhadi" cetus Ciela geli dengar nama guru itu.

"Ci lo gak bawa kaca?" tanya Sylvie. Dan Ciela menggeleng sebagai jawabannya.

"Ciaaa, Kinan bersihinnya make up nya, abis itu Cia nanti Kinan Make up in " ucap Kinan mengeluarkan tempat make upnya yang lengkap dengan skincare juga.

Kinan membersihkan make up Ciela yang cukup tebal, lalu memulai dengan memakai skincare terlebih dahulu dan baru mulai dengan make up tipis-tipis.

"Nahh, gimana Ciaa? Bagus kan?" tanya Kinan selesai membersihkan mukanya dan make up ulang. Ciela tersenyum dan memeluk Kinan sebagai tanda terimakasih.

"Ini baru Cici yang gue kenal, bukan tadi kaya tante-tante berduit yang mau chek-in sama brondong" cetus Alma. Ciela hanya menggerutu mendengar ucapan Alma.

"Stt, Al ucapan lo di jaga, jangan sampe orang laen denger, nanti di sangka yang aneh-aneh lagi" ucap Sylvie. Setelah mereka bacingcong, mereka pun pergi ke lapangan untuk melaksanakan upacara dan selesainya mereka kembali belajar seperti siswa pada umumnya.

Tidak biasanya Ciela memakai baju ketat, sebenernya memang dari sekolah di berikan seragam yang bisa di bilang ketat, karena rok pendek yang span dan atasannya yang ngepress. Ciela tak suka itu maka dari itu dia meminta bunda nya untuk membuatkan seragam yang sama persis seperti yang di sekolah tapi versi normal alias tidak ketat.

>Jam istirahat

Tak seperti biasanya, Ray ternyata sudah menunggu dirinya di depan kelas. Mungkin mereka berdua sudah janjian, tapi bukannya hari selesa?.

"Ci tuhh di depan ada Ray, lo di booking Ray?" tanya Alma menggoda.

"Apaasihhhh, yaudah thanks ya Al, gue mau pergi dulu byee gess" ucap Ciela yang bangkit dari kursinya dan meninggalkan teman-temannya.

Ciela pergi berdua bersama Ray, ke kantin baru yang berada di belakang kantin lama. Ray memesan makanan bersama Ciela dan duduk berdua berhadapan. Mereka berdua selama di sana sangat banyak bicara entah itu cerita apa yang di bicarakannya.

"Ci, lo sama Max pacarannya?" suasana canggung di antara mereka pecah, Ciela mengalihkan pandangannya ke arah lain, dan Ray tiba-tiba bertanya seperti itu, menatap Ciela dengan serius.

"Ha? E-enggak kok" Ciela terkejut bukan main saat Ray bertanya hubungannya dengan Max.

"Gue sama Max cuma temenan, gak lebih, lagi pula lo tau kan kalo gue suka sama lo..." jelas Ciela yang di akhir katanya di perkecil suaranya. Ray tau bahwa dirinya menyukainya, tapi ia rasa itu sudah berlalu.

"Lo yakin?" tanya Ray dengan seksama.

"Yakin tentang apa?" tanya Ciela bingung.

"Entahlah, sorry, gue tiba-tiba kepikiran" Ray langsung kembali memakan makanannya. suasana canggung kembali begitu saja.

Tak ada yang di bicarakan lagi oleh mereka berdua, di kantin setelah kejadian Ray itu membuat mereka berdua jadi canggung. Kecanggungan mereka berdua membuat mereka kembali ke kelas walaupun waktu istirahat masih lama.

"Cieee yang habis pdkt sama Ray" ejek Caitlyn yang melihat Ciela masuk ke kelas.

"Kalian gak ke kantin? Tumben di kelas" tanya Ciela.

"Kita tadi cuma beli ice cream yang di depan sekolah abis itu balik lagi deh" jelas Caitlyn. Ciela hanya mengangguk sebagai jawabannya dan duduk di kursi dekat mereka kumpul.

"Cia kenapa? Kok lesuh gini, bukannya habis ketemu sama Ray?" tanya Kinan melihat muka Ciela yang di tekuk. Ciela tidak pandai berbohong karena mukanya yang gampang tergambar oleh moodnya, senang, sedih, dll itu dapat di lihat dari tampangnya saja.

"Ray aneh Nan, gue lagi bingung" jelas Ciela kepada Kinan.

"Emang Ray kenapa?" tanya Sylvie.

"Tadi Ray nanya tentang Max, dia nanya apa gue punya hubungan sama Max" jelas Ciela.

"Then? Apa yang buat lo bingung?" tanya Alma mengangkat satu alisnya.

"Gue bingung apa maksud Ray, kenapa dia bisa nanya gitu, terus dia kaya gak yakin kalo gue suka sama dia, kaya ragu gitu loh" ucap Ciela menatap Alma seperti butuh penjelasan.

"Maksudnya Ragu apa?" tanya Caitlyn.

"Maksudnya Ray tuh, kaya gak ngerasa kalo Cia suka sama Ray, Ray mungkin ngeliat muka Cia kaya Cia tuh pura-pura suka sama Ray" Jelas Kinan, Ciela tak mengerti maksud Kinan, Ciela menatap satu persatu temannya untuk menjelaskan kembali maksud Kinan tapi yang lainpun kurang paham maksud Kinan.

"Mungkin maksud Kinan, Ray ngeliat lo gak bahagia sama dia, gak kaya lo sama Max" jelas Sylvie. Ciela, Alma dan Caitlyn belum juga paham penjelasan Sylvie.

"Ohhhh guee baru ngertiii, jadi Ray ngerasa berbeda ketika dia sama Ciela dan Ciela sama Max gitu?" ucap Alma, yang di angguki oleh Kinan dan Sylvie. Caitlyn yang baru sadar pun ikut mengangguk mengerti.

Mereka berempat kembali menjelaskan maksud Ray kepada Ciela tapi mungkin otak Ciela sedang tidak berfungsi kali ini dan yang pada akhirnya Ciela tetap tak mengerti maksud mereka.

"Udahlah, gue capek ngejelasin sama lo, gue mah bukan Sylvie yang orangnya sabar banget nanggepin otak lemot kaya lo Ci" kesal Alma menatap Ciela sebal, Kinan mengipas-ngipas Alma dengan kedua tangannya yang mengartikan dirinya harus sabar dan tenang.

"Ci, udah ya, kita gak bisa ngejelasin ke lo, nanti juga lo ngerti maksud kita" ucap Sylvie memegang bahu Ciela dengan satu tangannya.

Setelah Sylvie selesai bicara bel masuk pun berbunyi. Mereka semua kembali ke tempat duduknya masing-masing.

Apa kau tahu? Mencintaimu adalah hal yang membuat diriku bimbang, akan memikirkan kepastian dan keberadaan mu yang tak selalu di dekatku’ -Leona Ciela Josephine
***
BUAT MALEM INI, SEGINI AJA YAAA... JANGAN LUPA BUAT VOTE AND KOMENNYA..

TERIMAKASIH BUAT YANG SUDAH MAMPIR DAN JUGA VOMEN NYA, SEMOGA BERKAH YAW💐💞

21 Days Theory of Love | ETINAZNATTWhere stories live. Discover now