Max Baik

20 9 14
                                    

[H-18]

Di pagi hari tiba-tiba saja rumah Ciela berisik tidak seperti biasanya.

"Hmmmm, apa sih rame banget kaya kebakaran" Ciela bangun dan terduduk silang di atas sofa.

Dia melihat Pembantunya dan juga Satpamnya yang melihat dirinya seperti berbuat salah. Bi Herna dan Bi Nunik bisik-bisik, sedangkan Pa satpam hanya tercengang melihat dirinya.

"Kalian ngapain sih? Masih pagi udah berisik aja! Bukannya kerja" kesal Ciela

"Non? Non gak di apa-apain kan?" ucap bi Nunik, dia sangat khawatir karena dia sudah berpengalaman.

"Maksud bibi?" Ciela bingung

"NON! SEJAK KAPAN MALING ITU MASUK KERUMAH?" tiba-tiba saja pa Samsul teriak.

"Ssttttttt" bi Nunik dan bi Herna ngomong barengan dan menepatkan jari telunjuk nya ke bibirnya untuk memberitahu untuk tidak berisik.

"Maling? Mana ada maling" Ciela celingak celinguk mencari keberadaan maling itu.

"Maksud pa samsul itu loh non, cowok yang ada di bawah sofa," bi Herna menunjuk Max.

"Aaaa, malingggg" Ciela teriak dan berlari ke arah mereka bertiga di dekat pintu.

"Itu beneran maling non?" tanya bi Nunik

"Hmm, gak tau" Ciela mencerna pikirannya, dan menatap bi Herna.

"Loh! Bi Herna kok ada di sini? Katanya mau izin dua hari?" tanya Ciela yang sadar di sampingnya ada bi Herna.

"Hehehe maaf ya non, bibi kira urusannya bakalan panjang ternyata kemarin udah selesai" ucap Bi Herna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ciela hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Ohhhhh iyaaaa, bukan bukan dia bukan maling, dia temen aku, ya ampun, bisa lupa gini sih" Ciela baru sadar orang itu adalah Max, ia berbicara dengan bi Herna sambil memikirkan orang yang ia sebut maling. Ciela langsung berjalan ke arah Max.

Ciela melihat Max yang tertidur nyenyak dengan posisi tangan yang menyilang dan posisi muka miring ke arah kanan yang kalau di pikir itu dekat dengan posisi muka Ciela saat tidur tadi.

"Max" ucap Ciela lembut, menyisir rambut Max dengan jari-jari tangannya.

"Ehmmm" Max bersuara berat, karena dirinya belum benar-benar bangun.

Gila, ngulet aja suaranya cakep bener batin Ciela

"Max, bangun, kita harus sekolah" Ciela mengguncangkan bahu Max sedikit keras.

"Heemmm, iya iya gue bangun" suara berat khas Max, dia bangun dengan mata tertuju dengan Ciela, ia tersenyum mengingat kejadian semalam.

"Lo mau pulang gak? Lo kan gak bawa seragam, gue mau mandi" Ciela berdiri ingin meninggalkan Max, tapi tangan Max mencegah Ciela untuk pergi.

"Kenapa?hmm?" Ciela berjongkok dan menatap Max.

"Berangkat bareng gue ya?"

"Tapi kemarin kan gue udah bilang, gue bawa mobil aja" Ciela berbicara dengan lembut karena ia tidak ingin ribut di pagi hari.

"Gak ada penolakan"

"Yaudah oke, kalo gitu sana gih lo pulang terus siap-siap, abis itu baru ke sini lagi"

"Oke, gue baliknya, nanti tunggu gue di gerbang depan" ucap Max sambil mengucek matanya agar tidak ada kotoran di matanya, Ciela mengangguk dan berdiri meninggalkan Max sendiri.

Max pulang, Ciela bersiap-siap dengan kecepatan kilat. Ciela belum menyelesaikan kegiatannya tapi klakson motor Max sudah berada di depan rumahnya.

Cepet amat, jangan bilang itu orang gak mandi batin Ciela

21 Days Theory of Love | ETINAZNATTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang