Prolog

280 10 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Haii Readers setia aku!!
Selamat datang di cerita aku yang ke-8!!!

Cerita yang kali ini, akan siap mengguncang hati kalian. Buat yang nggak kuat atau bagi kalian yang baperan, jangan baca, deh. Takutnya nggak kuat.

Oh ya, cerita ini aku ikut sertakan ke dalam tantangan menulis selama 30 hari yang diadakan oleh sassieproject

Semoga cerita ini bisa menghibur kalian semua. So, pantau terus update-an dari cerita ini, ya! Jangan lupa juga untuk selalu support aku dengan cara vote, comment, and share, ya!

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝


≪━─━─━─━─=== • ✠ • ====─━─━─━─━≫

Di suatu malam, terlihat sepasang kekasih tengah berboncengan sepeda motor. Mereka baru bisa pulang sehabis tertahan hujan selama 3 jam lamanya di kota. Mereka terlihat menyusuri jalanan yang sudah mulai sepi akibat malam mulai larut. Bahkan, tak terlihat kendaraan berlalu lalang di jalan tersebut, karena waktu sudah menunjukkan pukul delapam malam.

Rasa gelisah kini tengah menghantui pikiran seorang perempuan yang bernama Liana atau biasa dipanggil Ana. Ia hanya ingin pulang secepatnya. Karena ia tahu, kedua orang tuanya pasti telah menunggunya di rumah. Dan pastinya, ia akan dimarah juga karena ia telah keluar rumah dari pagi hingga larut malam belum pulang.

“Kamu kenapa diem aja?” tanya pacar Ana yang bernama Mukhlis.

“Aku takut dimarahi orang tuaku kalau nggak cepat pulang,” ucap Ana dengan gelisah.

“Ya udah, habis ini mampir rumahku dulu bentar, terus aku antar kamu pulang, ya,” ucap Mukhlis berusaha menenangkan Ana sambil menyetir.

Ana pun terlihat mengangguk menuruti kemauan pacarnya itu.

Sesampainya di rumah Mukhlis, Ana terus memintanya untuk segera diantarkan pulang. Namun, Mukhlis justru terlihat santai.

“Ayo cepat, antar aku pulang. Ini udah malam,” rengek Ana sambil menarik-narik tangan Mukhlis.

“Sabar dulu dong, Sayang. Buru-buru amat, sih. Mau ke mana emang?” tanya Mukhlis sambil mengisap rokoknya yang mau habis.

“Ya kan udah malam. Ayo, mana bapak ibu kamu? Aku mau pamit pulang,” pinta Ana lagi terlihat mulai panik.

Bukannya menawab, Mukhlis terlihat masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sweater. Lalu, ia memberikannya kepada Ana.

“Aku tahu kamu kedinginan tadi habis kehujanan. Ini, kamu pakai sweater,” ucap Mukhlis sambil menyodorkan sweater miliknya.

Ana pun mengangguk, lalu langsung memakai sweater itu untuk mengganti pakaiannya yang agak basah di ruang tamu.

“Bapak ibu ada di belakang sama adik aku. Mumpung ada kesempatan, ayo kita main,” ajak Mukhlis dengan tatapan smirk-nya.

Mendengar ajakan itu, Ana paham apa yang dimau Mukhlis. Ia pun dengan tegas menolak.

“Nggak! Aku nggak mau!”

“Kenapa sih, Sayang? Bentar aja, kok.
Sekali aja. Katanya kamu sayang aku.” Mukhlis terlihat terus membujuk Ana dengan rayuannya yang sangat menggoda.

“Aku bilang nggak mau ya nggak mau! Aku tuh nggak mau ya, sebelum kita nikah kita udah gituan dulu,” tegas Ana sambil menjauh dari tubuh Mukhlis.

“Sok alim banget sih kamu jadi cewek. Tinggal nurutin aku apa susahnya, sih? Tenang aja, nggak bakal sampai di dalam kok keluarnya,” ucap Mukhlis masih berusaha membujuk.

Mukhlis pun tampak menyalakan ponselnya, lalu membuka aplikasi kamera.

“Kamu mau ngapain?” tanya Ana was-was.

“Ya karena ini momen pertama kali kita, jadi harus diabadikan dong, harus divideo. Tenang aja, cuma buat kenang-kenangan kok. Aku nggak bakalan aneh-aneh,” ucap Mukhlis dengan enteng.

“Nggak, aku nggak mau! Udah, aku mau pulang.” Ana masih terus ngotot ingin pulang.

Saat Ana hendak pergi keluar dari rumah, Mukhlis pun menarik tangan Ana dan langsung menyudutkannya di sudut ruang tamu. Ia langsung membuka celana Ana dan memaksa Ana, lalu mulai merekam adegan dewasa itu.

“Lepasin aku!” perintah Ana dengan ketakutan.

“Sstt, jangan keras-keras, Sayang. Nanti orang tuaku dengar, loh. Udah ya, nikmatin aja,” ucap Mukhlis.

Merasa bahwa Ana akan kembali berteriak, Mukhlis pun langsung mencium bibir Ana agar Ana terdiam tak bisa berteriak.

Ana yang tak nyaman pun berusaha memberontak, namun ia tak bisa. Bahkan ia berusaha menyingkirkan ponsel milik Mukhlis yang digunakan untuk merekam adegan itu, namun gagal juga. Beruntunglah wajah Ana tidak terlihat di dalam video itu.

Setelah selesai permainan, mereka pun merapikan pakaian. Lalu Mukhlis mengajak Ana untuk pulang.

Di jalan, Ana tiba-tiba menangis mengingat kejadian yang baru saja ia lakukan. Tentu saja hal berharga miliknya yang telah ia jaga selama belasan tahun kini telah lenyap di usianya yang belum ada 18 tahun, tepatnya ia masih baru naik kelas 3 SMA.

Ia berpikir bahwa Mukhlis tak benar-benar tulus mencintainya, karena tega melakukan hal itu padanya. Ia sungguh menyesal.

“Kamu kenapa sih, tega ngelakuin itu sama aku? Apa kamu nggak sayang aku?” tanya Ana dengan lirih.

“Gini ya, aku tuh sayang sama kamu. Nanti kalau aku udah kerja, aku nggak mau kamu diapa-apain cowok lain. Seenggaknya kalau kamu udah aku gituin, kamu bakal bisa lebih menjaga tubuh kamu, bahwa tubuh kamu itu cuma milik aku aja. Jadi kamu bisa menjaga dari laki-laki lain yang mau macam-macam sama kamu. Udah cuma itu aja, Sayang, nggak lebih,” ucap Mukhlis berusaha menjelaskan.

Tanpa menjawab, Ana hanya mengangguk saja masih disertai isak tangis yang ia tahan tanpa terdengar oleh Mukhlis. Karena ia tahu, jika ia menangis, maka Mukhlis justru akan memarahinya lagi. Detik itu juga, rasa kecewa dan benci mulai tumbuh di hati Ana.

Mungkin ini merupakan awal kehancuran dari hidup Ana, yang ia sendiri juga tak tahu bagaimana kehidupannya setelah ini. Ia takut bahwa apa yang telah ia perbuat diketahui orang lain. Ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

Mungkin ia merasa telah salah memilih pasangan. Namun, mau memutuskan pun masih berat baginya. Terlebih hubungan yang telah ia jalin hampir satu tahun lamanya.

Ia hanya bisa berharap, semoga kedepannya ia akan baik-baik saja, dan sampai jangan sampai orang terdekatnya termasuk keluarganya mengetahui bahwa ia sudah tidak perawan lagi.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

ALANA: Bad Girl VS Bad Boy [End]Where stories live. Discover now