Tok..tok..tok...

Semua mata beralih menatap ke asal suara "Loh Alea?" Beo guru matematika itu "Maaf saya terlambat bu" Ucap Alea "Tumben sekali, baiklah silahkan masuk" Ujar guru itu "Oh iya sekalian buka sweater kamu" Sambungnya.

Alea masuk ke kelas lalu duduk di kursinya tak lupa ia juga membuka sweater nya, kelaspun di mulai.

°°°°°

"Tuan" Panggil pria bertubuh besar di balik pintu yang sangat besar "Masuklah" Titah pria yang berada di dalam kamar mewah tersebut.

Pintu kamar itu terbuka lalu pria tadi masuk "Apa yang kamu dapatkan?" Tanya pria yang terduduk di kasur besar nan mewah itu.

"Tempo hari saya menemui tikus itu namun tikus itu tetap tidak ingin membuka suara"

"Dasar tikus hina."

"Sampai kapan tuan akan menahan diri?"

"Permainan yang sebenarnya telah di mulai sejak lama hanya saja permainan inti yang sangat saya tunggu tunggu belum di mulai, sampai saat itu tiba saya akan terus menahan diri. Lagi pula kondisi saya belum pulih sepenuhnya"

"Saya mengerti, tapi tuan bagaimana jika rencana anda tidak sesuai? Saya dengar rubah itu akan segera menikahkan nona muda"

"Benarkah? Kapan?"

"Untuk itu anda harus menanyakan nya pada tuan muda"

"Baiklah. Anda boleh keluar, Edgar."

Edgar mengangguk lalu berjalan pergi keluar dari kamar pria tadi.

"Apa lagi yang direncanakan rubah itu?" Gumam pria tersebut.

°°°°°

Kringg.. kringg.. kring..

Bel istirahat berbunyi para siswa berhamburan keluar dari kelas melepaskan rasa penat dalam kepala.

"Hoamm.. Udah istirahat ya?" Ucap Rembulan yang baru terbangun dari tidurnya "Eh ada lo?" Ujar Rembulan yang baru menyadari ada Alea di kelas.

"Aaaaa kangen" Ucap Rembulan dengan memeluk tubuh Alea namun saat tangan Rembulan menyentuh punggung kanan Alea gadis itu meringis kesakitan "Awssss!" Lirih Alea "Eh kenapa?" Panik Rembulan.

"Lea, punggung lo kenapa?" Suara itu berasal dari mulut Rajendra, cowok ini sangat khawatir karena tiba-tiba muncul darah di punggung kanan Alea "Gakpapa" Ucap Alea terdengar menahan sakit.

"Kita ke UKS sekarang" Ucap Rajendra sembari menarik tangan Alea sedangkan teman-teman yang lain bingung harus bagaimana.

Sampai di UKS Alea duduk di salah satu ranjang tak lama Rembulan datang "Lo tunggu di luar biar gue periksa" Titah Rembulan, ya gadis ini memang anak PMR di SMA GALAXY.

"Lea gue ijin"

Beberapa saat kemudian Rajendra di ijinkan masuk oleh Rembulan "Lea kenapa?" Tanya Rajendra "Ada luka di punggung nya kayak bekas tembakan" Ujar Rembulan, Rajendra terkejut bukan main apa tadi kata rembulan? Luka tembak?

Rajendra menghampiri Alea lalu memeluk tubuh Alea "Keluar dari ANTRAXS" Ujar Rajendra. Mata Alea membulat lalu terlihat memerah setelah mendengar ucapan Rajendra, Alea mendorong tubuh Rajendra yang tengah memeluknya lalu

PLAK

Alea menampar wajah Rajendra "Lo siapa nyuruh gue keluar?!" Sentak Alea, tersulut emosi "Tapi lo luka gini karena geng motor kan? Geng motor mana? Geng motor mana yang lukain lo?!" Jawab Rajendra yang juga terbawa emosi.

"Bukan urusan lo"

"URUSAN GUE KARENA LO CEWEK GUE!" Sentak Rajendra semakin emosi, bukannya takut Alea malah kecewa "Sedari kecil gak ada cowok yang bentak gue bahkan bokap gue sendiri gak pernah, TERUS LO SIAPA BERANI NGEBENTAK GUE!" Baiklah kedua remaja itu kini benar-benar emosi.

"GUE COWOK LO DAN GUE MAU LO KELUAR DARI ANTRAXS kalo perlu bubarin biar lo gak pernah bisa masuk lagi" Ucapan Rajendra kini bukan hanya membuat Alea emosi namun membuat Rembulan juga ikut emosi mendengarnya

"HEH LO SIAPA NYURUH NGEBUBARIN?!" Sentak Rembulan yang tak terima karena bagi mereka ANTRAXS adalah rumah kedua bagi mereka juga untuk anggota lainnya karena sebagian besar anggota ANTRAXS adalah mereka para remaja yang putus asa dengan hidupnya namun berkat Alea dan Rembulan mereka bisa bertahan hidup hingga saat ini dan membuat perkumpulan.

"GUE GAK NGOMONG SAMA LO"

"YA LO BAWA-BAWA ANTRAXS BERARTI LO BAWA-BAWA GUE JUGA!"

"Bulan tenang, Lan." Ucap Balqis yang baru saja datang dengan teman-teman yang lain "Bro sabar mereka cewek" Ujar Varrel yang ikut menenangkan Rajendra.

Suasana disana semakin rusuh, mereka tetap berdebat hingga pada akhirnya Bu Lastri datang dan membawa mereka ke ruang BK.

Saat mereka telah pergi Cassandra juga mengikuti mereka namun di tengah perjalanan Alea teringat handphonenya tertinggal "Eh handphone gue" Ucap Alea yang baru teringat "Ketinggalan?" Tanya Cassandra dan diangguki oleh Alea "Biar gue yang ambil lo duluan aja ke ruang BK nanti gue nyusul" Ujar Cassandra yang langsung berlari kembali ke UKS.

"Dimana ya?" Ujar Cassandra sembari terus mencari handphone Alea "Ini dia" Akhirnya Cassandra menemukan handphone Alea saat Cassandra akan pergi tiba-tiba ada suara telepon dari handphone Alea, Cassandra melihat handphone Alea dan melihat siapa yang menelepon.

Tuan Muda C. Is calling..

"Tuan muda?" Beo Cassandra namun ia menghiraukannya dan memilih tak mengangkat telepon tersebut.

Namun orang itu terus menelepon sehingga dengan terpaksa Cassandra mengangkat teleponnya.

"Halo, Al. Saya dengar kamu terkena tembakan? Bukankah saya sudah bilang untuk terus berhati-hati dalam mengawasi Cassandra?"






TBC

Suka sama cerita ini? Yuk beri aku bintang di pojok kiri bawah

Gak suka? Alurnya gak jelas? Tinggalkan cerita ini. Gampang kan? (◠‿・)

SEE U GUYS ❤️ ❤️

Everything Is FAKEWhere stories live. Discover now