18. Jatuh

720 126 19
                                    

Hi everyone!❤️
Meet me again with a new part (✿^‿^)
I hope you enjoy this part!

HAPPY READING

"Sayang!" Suara lelaki itu terdengar dari belakang tubuh alea. Alea berbalik badan dan mendapati Rajendra yang tengah berdiri dengan senyuman manis di wajahnya.

Alea tak menjawab, tanpa banyak basa-basi gadis ini berjalan pergi tanpa menghiraukan Rajendra.

Tak lama sebuah tangan menepuk pundaknya, reflek alea membanting tubuh orang yang menepuk pundaknya itu. "Duhh.. le.. ini gue si tampan Rajendra, jahat lo sama gue. Btw besar juga tenaga lo sampe-sampe bisa ngebanting tubuh gue, gak berat apa?" Tanya Rajendra.

Yup, orang yang menepuk pundak Alea adalah si cowok tampan, Rajendra. "Lebih berat dosa lo dari pada badan lo" jawab Alea dengan ketus. Rajendra mengulurkan tangan kepada Alea "bantuin" ucap Rajendra.

Dengan rasa malas Alea membantu Rajendra berdiri, namun belum juga Rajendra berdiri dengan usilnya Rajendra malah menarik tangan Alea sehingga mereka terjatuh dengan posisi Alea di atas tubuh Rajendra.

Alea terkejut, matanya membulat menatap wajah Rajendra di bawahnya. Rajendra tersenyum "anteng banget lo di atas" ujar Rajendra membuat pipi Alea memerah lalu dengan cepat Alea berdiri dan menatap ke arah lain dengan tatapan sok cool.

Rajendra bangun, lalu menatap wajah Alea "Muka lo lucu kalo lagi salting" ujar Rajendra tepat di depan wajah Alea membuat gadis ini menampar wajah Rajendra lalu melenggang pergi tanpa meninggalkan sepatah kata.

Rajendra melihat Alea yang berjalan pergi lalu tak lama cowok ini menutup mulutnya lalu menggigit jari telunjuknya, rupanya cowok ini tengah salting.

•••••

Suasana di kelas XI IPA 2 sangatlah ramai, belum ada guru yang masuk ke kelas membuat kelas ini begitu ricuh. "Eh Cassandra kapan sekolah ya?" Tanya rembulan karena sudah cukup lama sejak kejadian itu Cassandra tidak pergi ke sekolah, lebih parahnya lagi tidak ada kabar sama sekali begitupula dengan Nathan.

"Kamu nanyeaa?" Jawab Amanda membuat Balqis mencubit telinga Amanda "plis deh aku udah muak denger itu, jadi tolong ya buat kalian jangan bikin aku tambah muak lama-lama aku musnahin juga si dilan cepmek itu" Ujar Balqis.

"Setuju, gue juga udah muak"

"Halah sok-sokan mau musnahin dilan cepmek, gue ingetin nih ya lo sama dia beda dunia anying! Mana bisa." Jawab Amanda membuat Rembulan tertawa padahal tidak ada yang lucu.

"Beda dunia gak tuh. Kek yang baca, ngehaluin pacaran, nikah, punya hubungan sama karakter fiksi padahal kan beda dunia, beda dimensi anying." Ucap Rembulan yang masih tertawa.

"Udah gitu karakter fiksinya mayat lagi, bau tanah.. punya gelar almarhum kek bokap gue" Balas Amanda yang ikut tertawa.

"Obrolan kalian itu berujung kegelapan anjir" Timpal Balqis. "LAMPU MANA LAMPU?? KOK GELAP YAK" Ujar Rembulan membuat Amanda kembali tertawa "tau nih sekolah gak modal banget, lampu aja gak kebeli" jawab Amanda.

"YANG GELAP OMONGAN LO, MANDA" Ujar Rembulan lagi. Mereka bertiga tertawa, tak lama kemudian Alea datang dengan wajah kesal yang terlihat jelas.

Amanda menyenggol lengan Rembulan membuatnya melirik Amanda "Tu anak kenapa? Tanya gih" titah Amanda sembari berbisik-bisik yang di tolak mentah-mentah oleh rembulan.

"Kagak berani gue, dari muka nya keliatan kalo dia lagi kesel tar yang ada gue di NGAP kelar idup gue" Tolak Rembulan "nah itu gue juga gak mau nanya gara-gara itu" Ujar Amanda.

Everything Is FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang