3. Han So-hee

14.4K 1.9K 366
                                    

Kalau boleh jujur, sosok Delilah sebenarnya tidak asing-asing amat. Sudah pernah cerita, kan, bahwa Kelana sebenarnya sudah mengenal sosok Delilah lewat cara belakang? Alias menguntit?

Tepatnya tiga minggu yang lalu, saat Kelana sedang beristirahat menonton tivi di sofa apartemen Rex. Rex menyingkir sebentar untuk memasak makan malam mereka di dapur—sesuatu yang tidak mengandung daging dengan tingkat kematangan medium rare tentu saja.

Ponsel milik Rex mengeluarkan denting pesan masuk, dan dengan tenang Kelana memanggilnya dari sofa. Rex bilang abaikan saja, paling-paling dari Luki atau pegawai kantor.

Yang terpikirkan oleh Kelana saat itu hanya satu: jika memang dari pegawai kantor, bisa jadi pesannya penting dan Rex harus segera membalasnya.

Diambilnya ponsel untuk segera dibawanya ke dapur.

Kelana tidak pernah ingin mengintip. Lima tahun berpacaran dan sepuluh tahun saling kenal, tidak lantas membuat Kelana merasa selancang itu merusak privasi orang.

Namun, terkutuklah notifikasi pesan yang pop up begitu saja di layar, terpampang begitu mentereng hingga Kelana tanpa sengaja membacanya saat menunduk.

Thx buat syal cantiknya
Dan makan siangnya
Aku happy bgt hr ini

Kelana terpaku seketika. Lalu meletakkan bokongnya yang sudah terangkat setengah itu kembali ke atas sofa. Jari-jarinya seketika membeku, demikian pula napasnya.

Jelas, Luki—teman karib Rex—atau pun Doni—asisten pribadi Rex—tidak mungkin mengirimi pesan yang sedemikian manisnya. Ditambah lagi, syal? Rex mengirimi mereka syal cantik?

"Dinner's ready!" teriakan Rex dari dapur membuat Kelana tersentak kaget.

Kelana tersenyum panik saat Rex tahu-tahu mendatangi tempatnya.

"Dinner's ready, Lana." Rex menatapnya bingung. "Kamu bilang kamu udah laper."

Malam ini Rex memasak fettuccine carbonara untuknya. Memang sempurna betul pria satu ini, bukan hanya tampan dan cerdas, dia juga pintar memasak. Dan Rex selalu memasak apa pun yang Kelana suka, bukan yang ia suka.

"Kamu nggak suka pasta," Kelana tersenyum memandangi dua piring fettuccine di meja makan. "Kita boleh kok, makan apa yang kamu suka."

Rex tersenyum menggeleng. "Aku ikut kamu aja."

Kelana tersenyum melamun. Ditatapnya Rex yang kini melahap salah satu jenis makanan yang bukan favoritnya itu. Tiba-tiba saja Kelana tidak lapar lagi, sebut ia overthinking, tapi malam itu, ia tidak lagi bernapsu pada fettuccine carbonara atau apa pun selain isi text di ponsel Rex.

Berikutnya sudah bisa ditebak. Kelana jadi terus-terusan overthinking. Ke mana pun ia melangkah, apa pun yang ia lakukan, bayangan 'Thx buat syal cantiknya' dan 'aku happy bgt hr ini' selalu menghantuinya.

Tidak pernah sekalipun terbayang di benaknya bahwa seorang Rexy Satria akan pernah berselingkuh. Rex memang sosok yang sangat bersahabat, barangkali sikap ramahnya sering disalahartikan oleh orang sekitarnya. Ya, Kelana mencoba memikirkan yang baik-baik saja. Tidak mungkin Rex mengkhianatinya. Dia bukan tipe laki-laki seperti itu.

Atau mungkin, Kelana tidak sungguh-sungguh mengenal Rex?

Keesokan harinya, tak peduli sekeras apa pun Kelana mencoba berpikir positif, ia tak tahan juga untuk mengambil ponsel Rex secara diam-diam. Betul. Selain tidak pernah membayangkan Rex akan berselingkuh, Kelana juga tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi pacar semacam ini: membongkar privasi kekasih dengan semena-mena. Tapi di sinilah ia. Menggenaskan sekaligus tidak tahu malu.

14Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang