20. Nomor Clarissa

4 3 1
                                    

Seperti kemarin Clarissa dan Cassandra berpisah di lorong koridor sekolah. Hari ini mereka tidak datang cepat jadi sudah banyak siswa siswi yang berkeliaran di koridor.

Clarissa sangat gugup, seperti kemarin saat ia pertama kali menuju kelasnya. Namun kini berbeda, ia gugup karena belum menemukan jaket yang di minta Reano.

Gadis itu mengintip kelasnya yang sudah cukup ramai. Mencari keberadaan Reano dari balik tembok itu. Tidak banyak siswa laki-laki dan ia juga sudah bisa membedakan temannya walau belum tahu namanya.

Clarissa membuang nafas lega sambil mengelus dadanya. Dia aman saat ini, semoga saja Reano datang saat guru juga sudah datang.

Saat ingin masuk kelas, Clarissa terkejut menyadari keberadaan Prince di belakangnya yang ikut mengintip. Apa yang lelaki itu lakukan, buat Clarissa kaget saja.

"Lo ngintip siapa? Kenapa nggak langsung masuk?" Tanya Prince kembali melihat ke dalam kelas.

"Lo kenapa ikut ngintip sih, bikin kaget aja." Gadis itu kembali mengelus dadanya sambil memejamkan mata.

"Karena lo aneh, siapa coba yang ngintip kelasnya sendiri."

"Lo ngintip siapa, ayo ngaku." Lelaki itu menyipitkan matanya menyelidik. Mencoba mencari kebenaran.

"Apaan sih, gua ngintip guru. Emang kenapa?"

CK!

"Nggak usah bohong. Lo pasti ngintip cowo." Prince berdecik membuang wajahnya dari gadis itu. Sangat jelas dia sedang tidak mengintip guru.

"Siapa, hm?" Ucap Prince mendekatkan wajahnya pada Clarissa. Melihat keringatnya lebih dekat, membuat Prince semakin yakin Clarissa mengintip seorang pria.

Dengan susah payah lelaki itu menahan tawanya melihat Clarissa panik dan tidak berani menatap matanya.

"Ngaco." Clarissa mendorong Prince menjauh darinya lalu segera masuk ke dalam kelas. Ia harus menghindar darinya agar tidak ketahuan. Kalau Prince tahu dia menghindar dari Reano, mungkin lelaki itu akan memberitahu Reano soal itu.

"Clarissa." Wanita berambut pendek yang duduk di depan kini menghampiri meja Clarissa.

"Kenalin gua Khesya ketua kelas." Gadis itu mengulurkan tangannya dengan senyum manisnya.

"Oh, hai. Gua Clarissa." Dengan segera Clarissa menerima jabat tangannya gugup.

"Gua mau minta nomor lo. Buat di masukin ke grub kelas, jadi kalau ada informasi lo bisa tahu. Nggak ketinggalan." Khesya mengulurkan ponselnya memberikannya ada Clarissa.

"Oh, iya."

"Oke, jangan lupa simpan kontak gua. Kalau lo mau tanya sesuatu chat aja, atau langsung ke grub aja." Ucap Khesya setelah Clarissa mengembalikan ponselnya.

Sebenarnya Khesya penasaran dengan latar belakang gadis itu, karena dari kemarin ia melihat tingkahnya yang membuat heboh banyak orang. Mencari kesempatan sebagai ketua kelas.

Sejak tadi dua orang pria mengamati percakapan keduanya. Saat ponsel mereka berbunyi, keduanya segera mengeceknya. Ternyata Clarissa sudah masuk ke dalam grub kelas. Tanpa Clarissa ketahui kedua lelaki itu telah menyimpan nomor Clarissa tanpa izin.

***

Banyak siswa berjalan ke kantin dengan buru-buru, bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Kantin sudah hampir penuh dengan siswa siswi.

Namun, dua siswa memilih berada di rooftop sekolah. Merasakan angin bertiup kencang menabrak wajahnya. Menatap langit yang indah dan tidak begitu terik.

"Papa, mama aku nanyain terus soal hubungan kita. Apa kita makin akrab atau nggak." Ucap Rachel kini buka suara.

"Papa kamu gimana?" Gadis itu kini menatap Prince yang berdiri di sampingnya. Lelaki itu tampak sangat tampan jika lebih dekat seperti ini.

Masa Putih Abu-AbuWhere stories live. Discover now