Chapter 02

437 106 107
                                    

FYI : Kalau Vote sudah mencapai 20+, aku akan update kelanjutannya ya😘

Sebelum baca. Jangan lupa vote dan commentnya ya. Terimakasih🥰🥰

HAPPY READING

🍁🍁🍁

Alenka POV

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Alenka POV

Cih apa-apaan pria itu. Marah hanya karena masalah kecil. Seakan uangnya akan habis jika aku berbelanja barang-barang branded. Benar-benar tidak habis pikir. Aku menyentuh dada kiriku. Mencoba menetralkan detak jantungku. Karena sejujurnya, melihat Varen marah seperti tadi membuatku sedikit terkejut. Tapi itu bukan masalah besar menurutku.

Setelah kepergiannya, aku melangkah ke kamar mandi yang sebelumnya sempat tertunda. Cukup lima belas menit untuk membersihkan tubuh dan berganti pakaian dengan gaun tidur. Lalu netraku berbinar melihat dua totebag yang bertulisan brand ternama.

Suara pintu terbuka kembali mengalihkanku. Aku berdecak kesal, setelah melihat Avi membuka pintu.

" Apa yang tadi kalian lakukan didalam kamar? "

Aku memutar bola mataku malas. Sungguh sangat cemburuan sekali kekasih dari suamiku ini. " Menurutmu? "

" Brengsek! " Avi menatapku nyalang.

" Siapa? Kamu? " Aku tertawa. Sungguh melihat raut wajah emosi Avi, adalah salah satu kesukaanku.

Avi melangkah mendekat. Netranya menatapku dingin. " Kau adalah aib dalam keluarga Renjana, Alenka! "

" Tanpa kau beritahu, aku sudah tahu. " Ucapku acuh tak acuh.

" Kau dan bayi dalam kandunganmu adalah— AIB. "

Aku menatapnya nyalang. Aku tidak peduli saat ia menghinaku. Namun, aku tidak akan terima jika ia menghina anak yang berada dalam kandunganku.

" Jangan pernah menghina anakku! "

" Apa ucapanku salah? Anak yang berada dalam kandunganmu adalah aib bagi keluar Renjana, Alenka! Kalian adalah aib dalam keluarga Renjana! "

Aku beranjak dari tempatku, dan mendekat kearahnya.

PLAK. Tanganku menampar pipi kirinya cukup keras. Avi menatapku semakin dingin. Namun aku tidak peduli. Toh, dia telah menghina anakku yang tidak bersalah.

" Aku tidak peduli saat kau menghinaku, tapi jika kau menghina anakku. Demi Tuhan, Aku tidak akan terima. Avinka! "

Avi mendorong bahuku cukup keras. Membuatku mundur beberapa langkah. Untuk saja dorongannya tidak membahayakan janinku.

A L E N K A | ROSÉDonde viven las historias. Descúbrelo ahora