Chapter 09

275 56 7
                                    

FYI : Kalau Vote sudah mencapai 20+, aku akan update kelanjutannya ya😘

Sebelum baca. Jangan lupa vote dan commentnya ya. Terimakasih🥰🥰

HAPPY READING

🍁🍁🍁

Alenka terbangun dari tidurnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Alenka terbangun dari tidurnya. Jantungnya berdebar, tubuhnya bergetar hebat, serta peluh yang bercucuran membasahi tubuhnya. Ia tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Kejadian yang membuatnya mempunyai trauma hingga saat ini. Trauma yang membuatnya menjadi seperti Alenka yang berbeda. Disaat Alenka ingin melupakannya, namun mimpi itu datang seakan mengingatkannya kembali. Mimpi yang sudah sangat lama tidak pernah ia dapatkan, namun kini mimpi itu datang kembali bersama dengan luka-luka yang tertoreh di batin Alenka. Air mata jatuh dari pelupuk kedua netranya. Mata yang selalu terlihat sinis, angkuh, tajam dan dingin kini tergantikan oleh mata yang terlihat hancur. Alenka mengeratkan genggamannya pada selimut tebal yang menutupi tubuhnya, tubuh yang semakin bergetar. Dan ia membenci itu. Alenka sangat benci saat dirinya terlihat lemah. Tak hanya itu, isakan pun mulai keluar dari bibirnya. Bibir yang selalu mengucapkan kata-kata ketus disetiap ucapannya. Bibir yang selalu mengucapkan umpatan atau cacian disetiap kalimatnya. Kini yang terlihat hanyalah bibir yang bergetar karena tangisan yang semakin lama, semakin terdengar pilu dan menyesakkan hati. Mimpi itu, kejadian itu mampu membuat Alenka si pemeran Antagonis terlihat begitu rapuh dan menyedihkan.

Akibat mimpi itu ia harus kembali mengingatnya lagi. Kejadian beberapa tahun yang lalu mampu meninggalkan memori kelam di ingatannya. Kejadian yang tidak mungkin bisa ia lupakan. Walaupun dengan segala upaya telah ia lakukan untuk melupakannya. Kejadian yang masih ia rahasiakan sampai detik ini. Saat dirinya berusia delapan tahun. Alenka kecil yang sangat malang.

" JANGANNNN. "
" LEPASKAN ALENKA. "
" PERGI. "
" ALENKA TAKUT. "
" TOLONG. "
" SAKIT. "

Alenka mengingat itu. jeritan, teriakan, dan tangisan Alenka kecil saat kejadian kelam itu berlangsung. Mirisnya tidak ada yang menolong, sehingga semua terjadi tanpa dapat dicegah. Alenka kecil tidak mengerti dengan apa yang sedang ia alami saat itu. Namun yang pasti, Alenka kecil merasakan sakit. Bahkan sangat sakit di seluruh tubuh kecilnya yang tidak berdaya.

" Jangan katakan pada siapapun. Jika kau mengatakannya. Aku akan membunuhmu anak sialan! "

Alenka tersadar. Ucapan itu adalah ucapan yang dikatakan oleh pelaku kepada dirinya.

" PERGI SIALAN. "

" JANGAN MEMBUATKU MENGINGATNYA LAGI. "

Alenka berteriak, berharap ingatan saat kejadian kelam itu hilang dari benaknya tanpa tersisa. Itulah angan-angannya yang selalu ia harapkan, namun selalu berakhir dengan kegagalan. Alenka berteriak, menangis meraung, bahkan ia menutup kedua telinganya supaya suara-suara itu tidak terdengar di indera pendengarannya. Kejadian yang mampu membuat Alenka ketakutan. Dengan tubuhnya sudah sangat basah akibat peluhnya yang terus bercucuran. Dulu Alenka kecil tidak mengerti apa yang sedang menimpanya. Namun seiring bertambahnya usia, ia mengerti, bahwa dirinya mengalami sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan. Dan yang lebih menyakitkan, tidak hanya sekali Alenka merasakan itu. Hingga usia Alenka berusia sepuluh tahun, ia mulai sudah tidak merasakannya lagi. Namun luka yang ditorehkan sangat berbekas kekal abadi. Sampai saat ini, saat Alenka berada didekat sang pelaku. Ia hanya dapat mengeratkan genggamannya. Mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri.

ALENKA | chanrose [COMPLETE]  ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora