13. Spoiled Boy In Private

6.4K 577 174
                                    

ASING

Happy Reading
.
.

🎶PONCHET Ft. VARINZ - I Like You The Most Speed Up Version

Setelah kejadian membagongkan dengan Sagara, Geya langsung meninggalkan ruang musik bertepatan dengan bel istarahat. Sagara tidak tinggal diam lantas mengikuti langkah Geya sambil terus membujuknya agar ke dokter guna memeriksa dada Geya yang tertekan oleh dirinya.

Benar-benar sinting!

Geya memilih acuh dan terus berjalan tanpa repot-repot merespon Sagara. Namun interaksi keduanya malah menarik perhatian para murid terutama penghuni kantin ketika Geya dan Sagara tiba di sana.

Mereka saling berbisik mempertanyakan kebersamaan sang Ace dan Geya di kantin. Bahkan saat ini keduanya duduk semeja dengan Sagara yang terus berbicara namun diabaikan gadis itu.

Sejak kapan dua orang berbeda gender itu dekat? Selama ini mereka tidak pernah sekali pun melihat Sagara maupun Geya saling bertegur sapa. Mengapa keduanya jadi tiba-tiba dekat?

Bahkan si primadona Lalita saja tidak pernah bisa mendapatkan kesempatan makan berdua semeja dengan Sagara. Lalu apa yang mereka lewatkan?

"Dari pada lo bacot terus, mending pesenin gue makan deh, Gar," potong Geya menatap malas ke arah Sagara yang duduk kursi samping kirinya.

Sagara mengulas senyum lebar sambil menopang dagu diatas meja, menatap penuh minat pada Geya yang tengah sibuk dengan ponsel baru, "Secara gak langsung lo ngajak gue makan bareng? Senangnya~"

Geya menatap aneh ke arah Sagara yang terkikik geli dengan ucapannya sendiri. Ni orang rada-rada kali ya.

"Makan bareng doang ini, bukan tidur bareng," celetuk Geya spontan namun memberi efek berarti bagi Sagara. Raut cowok itu berubah kaku bersamaan dengan telinganya mulai memerah.

"Gue mau soto, tapi pengen beef burger juga yang di atas."

"Hm. Enak," gumam Sagara kurang jelas. Aslinya dia sedang sibuk memperbaiki degup jantungnya. Jantung murahan!

"Ekhem! Eh lo, sini bentar." Sagara memangil seorang siswa lalu dengan seenaknya menyuruh siswa tersebut membeli makanan untuk mereka berdua, "Beliin soto 2, mineral 2, sama nanti lo ke kantin atas beliin beef burger 1. Kembaliannya buat lo."

"Okey!"

Raur Geya mendatar sambil mencibir, "Sok bossy."

Sagara terkekeh kecil memandangi wajah Geya dari samping. Menggigit bawah bibirnya menahan gemas. Sialnya jantungnya masih berdisco. Dan sekarang bayangan-bayangan liar mulai memenuhi kepalanya. Memikirkannya saja membuat Sagara panas dingin. Astaga dia benar-benar menyukai perubahan gadis ini!

Geya yang dulu mana bisa membuat lelucon begitu. Mendekatinya saja sangat sulit. Tapi sekarang, Sagara pikir dia tidak perlu lagi menahan diri. Geya sekarang lebih terbuka dan mudah diajak berinteraksi. Jauh berbeda dengan yang dulu.

"Ngapain senyum-senyum?"

Sagara menyegir lebih lebar, "Gak. Gue seneng aja mandangin cewek cantik," ucapnya meniru perkataan Geya waktu di taman.

"Oh."

Tak lama makanan mereka berdua tiba. Geya makan dengan khidmat mengabaikan tatapan Sagara yang tak lepas darinya.

"Gue anter lo ke kelas--"

"Gak usah, gue mau ke toilet dulu," tolak Geya.

"No prob, gue anter."

Transmigrasi | Asing Where stories live. Discover now