12. Ruang Musik

7K 588 111
                                    

ASING

Happy Reading
.
.

🎶 Ariana Grande, Ginuwine - Bloodline x Pony

Mobil Alphard putih berhenti di gerbang masuk Ranawijaya High School. Pintu terbuka memperlihatkan sebuah kaki putih nan mulus yang bergerak turun dari mobil. Dia berpamitan sebentar pada sang supir kemudian berjalan memasuki kawasan sekolah.

Pandangan semua murid tidak lepas dari gadis itu yang semakin hari semakin bersinar. Bahkan sang primadona --Lalita yang baru datang saja tidak bisa mengalihkan perhatian murid-murid di sana. Pujian demi pujian hanya tertuju untuk sang bungsu.

Tak jauh dari sana Galaxy dan dua temannya juga baru tiba. Sorot elangnya mengikuti arah pandang orang-orang, membuat suasana hatinya buruk.

Sialan..

Sammuel melirik sahabatnya lalu tertawa mengejek raut Galaksi yang tak lepas menatap Geya. Dia merangkul bahu sahabatnya itu, "Udahlah Gal, Udah saatnya lo berhenti. Mau sampai kapan lo kayak gini?"

"Lo gak ngerti."

Alzean memilih diam mendengar percakapan keduanya namun sorot tajamnya mengawasi langkah adik temannya itu.

"Gue kurang ngerti apalagi coba? Selama ini gue tutup mulut soal kelakuan bajingan kalian ke Geya karena gue pikir lo pada bakalan sadar, kalo sampe kapan pun Geya gak bisa terus-terusan disetir sama kalian."

Galaxy mengerling tak suka atas ucapan Sammuel, namun itu tidak membuatnya ciut, "Denger Gal. Lo, Langit, sama Angkasa bukan anak kecil lagi begitu pun Geya."

"Lo gak ngerti apa-apa, Sam. She only belongs to us, belongs to me," tekan Galaxy lalu menepis rangkulan Sammuel, meninggalkan cowok itu yang kini menghela napas lelah. Entah bagaimana lagi cara dia menyadarkan sahabatnya itu.

"Cape banget nasihatin batu," keluh Sammuel berganti merangkul Alzean.

"Gak bakal ngaruh."

"Kenapa?" Sebelah alis Sammuel terangkat.

Dagu Alzean menunjuk punggung Galaxy yang menjauh, "He's crazy."

"Kayak lo?"

"Gue? Gue kenapa?"

Sammuel terkekeh sarkas, "Diantara kita-kita lo yang paling sinting!"

"Perasaan lo aja kali," ucap Alzean cuek lalu meninggalkan parkiran diikuti Sammuel.

"Terakhir lo sampe dihukum ke Kanada sama Opa Ansel gara-gara bonyokin guru. Kalo bukan sinting terus apaan goblok?" seru Sammuel mengundang banyak mata. Alzean tidak peduli dan terus berjalan menuju roftoop.

"Dia yang salah," sangkal Alzean masih merasa dirinya benar.

Sammuel memutar mata malas, "Iya deh si paling bener!"

Bell masuk akhirnya berbunyi. Semua murid beramai-rama masuk ke kelas masing-masing bersiap menerima materi hari ini.

Sepertinya halnya Geya. Suasana kelas yang tenang benar-benar mendukung konsentrasinya belajar. Dia dan lainnya nampak antusias pada pelajaran sejarah kali ini yang membahas tentang kerajaan-kerajaan kuno hingga peninggalan yang ditemukan para arkeolog.

Transmigrasi | Asing Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt