14

95 12 1
                                    

Jeka mendudukan diri di sofa yang berada di dalam kamar Jay, ini adalah pertemuan pertama keduanya setelah lebih dari tiga tahun,kecanggungan seketika melanda,Jeka menyapa ragu pada Jay yang duduk bersebrangan dengannya."Senang bertemu dengan kau lagi Jay"

Jay tampak mengembuskan nafasnya berkali2 berusaha bersikap tenang,ia berusaha mengsugesti dirinya kalau yang di hadapannya ini bukanlah sesuatu yang perlu ia cemasi.

"Bagaimana kabarmu?" Jeka kembali bertanya karna Jay tak menanggapi sapaanya.

"B baik"Jay menjawab sedikit terbata dengan segaris senyum tipis.

"Syukurlah,maaf kedatanganku membuat kau terkejut,Alice  memberitahu kalau kau adalah kakaknya maka dari itu aku meminta padanya agar aku bisa menemuimu"ujar Jeka.

"Alice??"

"A ah maksudku,lisa..Lisa yang mengajakku kemari"ralat Jeka ia baru ingat kalau panggilan asli Alice adalah Lisa.

Jay mengangguk mengerti ternyata adiknya menggunakan nama samaran saat masuk ke purple entertaimant"jadi kau ke sini untuk bertemu denganku?"tanya Jay agaknya ia sudah mulai merasa. relext.

"Iya,aku ingin mengetahui kabarmu,sekaligus meminta maaf karna sempat tidak mempercayaimu saat itu,kau pasti kecewa pada kami"ujar Jungkook dengan perasaan tidak enak hati.

Jay menelan salivanya tanpa sadar kalimat Jeka yang mengingatkannya pada kejadian mengerikan itu,tangannya tiba2 berkeringat namun ia masih berusaha mengendalikan dirinya"u untuk apa minta maaf,semuanya sudah terjadi bukan"

Jeka menatap Jay yang tampak enggan menerima permintaan maafnya,ia tau mungkin Jay masih merasa marah dan kecewa,apalagi semua yang terjadi padanya membuat pemuda itu sampai mengalami gangguan mental dan harus mendapat penanganan dari psikiater "aku tau kami tidak pantas mendapat maaf dari mu,kau pasti sangat kesulitan selama ini,tapi aku juga berharap kau mau menerima permintaan maaf ku Jay"

Jay hanya diam nafasnya mulai tak beraturan,tangannya semakin berkeringat ia berusaha sekuat tenaga agar tidak lepas kontrol"benar sejak saat itu semua yang aku lakukan terasa sangat sulit,bahkan untuk sekedar menghirup udara dengan tenang saja aku merasakan sesak,bagaimana semua orang membenciku bahkan pada kesalahan yang tidak aku lakukan,aku ingin bertahan tapi juga ingin mati secara bersamaan,tidak ada yang mempercayaiku termasuk kalian semua ikut menghakimiku"ujar Jay dengan suara serak.

Jeka membisu mendengar semua kalimat Jay yang begitu menusuk,ia mengerti dan paham apa yang Jay rasakan selama ini,tertekan secara emosional tentu membuat pemuda itu merasa hancur, penyesalan datang secara membabi buta,ia benar2 merasa sangat bersalah pada Jay,seharusnya ia mencari tahu lebih dalam kasus yang menimpa Jay saat itu,bukan justru langsung percaya dan membiarkan Jay keluar dari group,ia sudah salah mengambil keputusan sebagai seorang leader"mungkin kau sangat membenci kami terutama aku saat ini,tapi aku benar2 berharap kau membuka kan pintu maaf untuk kami"

Terdengar nafas berat dari belah bibir Jay,pemuda itu tidak ingin memperlihatkan bagaimana kondisinya pada Jeka,ia tidak ingin di kasihani maka dari itu setelah berhasil menetralkan nafasnya ia pun kembali bersuara"tidak ada yang perlu di maafkan,aku tidak pernah membenci satupun di antara kalian,hanya saja saat itu aku merasa kecewa dan marah karna tak ada satupun dari kalian yang mempercayaiku,tapi biarlah mungkin itu sudah takdirku,kau tidak perlu minta maaf padaku."

Jeka tersenyum tipis meski masih merasa bersalah setidaknya ia tau Jay sudah memaafkannya dan tidak menaruh dendam pada mereka semua"terima kasih Jay,terima kasih karna tidak membenci kami"

"Bagaimana aku bisa membenci sahabatku sendiri,sekalipun aku kecewa aku tidak akan bisa membenci kalian"ujar Jay sukses membuat Jeka tertohok.

"Kau memang orang yang baik Jay,kesalahan terbesarku tidak pernah mempercayaimu"ujar jeka  menatap penuh sesal pada sahabatnya itu.

WHO R YOU (LI§KOOK)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt