21

173 17 13
                                    

"Gimana keadaan Anna?"

Leo yang sejak tadi menemani Anna bersama orang tua gadis itu menoleh pada Orion yang baru kembali setelah mengantar Stevy balik ke rumah.

"Dia udah lewatin masa kritisnya."

Orion mengangguk dengan perasaan lega. Dia menatap Anna yang sedang terbaring bersama alat-alat penunjang lainnya, nampak sangat mengerikan baginya.

"Istrimu mana?"

"Di rumah."

"Lo bawa ke rumah pribadi atau--"

"Pribadi," sela Orion cepat. Yang juga langsung ditanggapi anggukan oleh Leo.

Di sisi ranjang, Mama Rita--Mamanya Anna duduk sambil menggenggam jemari putrinya. Matanya nampak sembab karena terus mengeluarkan maluh. Terlihat sekali sedang ada masalah.

"Tante enggak mau balik istirahat dulu?"

Rita mendongak dan menggeleng saat menatap Orion. Dia tidak ingin kembali ke rumah yang hanya menyisakkan luka itu. Sementara suaminya sudah berangkat ke kantornya beberapa saat yang lalu.

Sang suami seakan tidak terlalu peduli akan kondisi Anna yang masih kritis sebelumnya. Meski sekarang Anna sudah melewati itu, tetap saja, sebagai seorang papa, seharusnya dia berada di sisi Anna.

"Oh iya, Yon. Siapa gadis yang ada di sebelah kamu tadi?" 

"Istri aku." 

"Apa? Kamu sudah menikah? Kapan?" 

Mama Rita terkejut. Dia sama sekali tidak mengetahui bahwa Orion telah menikah. Terlebih dengan gadis berhijab.

Bukannya Orion tidak ingin mengabarkan itu pada Tante-nya. Namun, dia merasa tidak perlu memberitahu orang lain. Terlebih, pernikahan mereka hanya sementara. Tidak akan bertahan selamanya. 

Hanya sampai dirinya puas akan Stevy. 

"Beberapa hari yang lalu."

"Keterlaluan kamu, Orion. Harusnya kamu ngabarin keluarga kamu."

"Enggak penting, Tan."

"Ck!" Mama Rita berdecak pelan. Padahal tadi masih sedih dengan kondisi Anna yang belum kunjung sadarkan diri. Tapi setelah mendengar kabar itu, hatinya sedikit lebih lega. "Boleh Tante bertemu dengannya kapan-kapan?" 

Orion menggeleng. "Enggak usah, Tan. Dia hanya istri sementara. Jadi tidak perlu ikut campur."

Mama Rita hanya bisa menghela napas. Dia tidak terkejut lagi dengan jawaban Orion yang seperti itu. Meski selama ini tidak berkaitan dengan istri, tapi tetap sama saja. Orion hanya menganggap wanita sebagai tempat untuk menyalurkan hasratnya. Tidak lebih dari itu. 

"Tante doain kamu bucin sama dia!" 

Orion hanya menanggapinya angin lalu. Dia tidak pernah percaya akan kutukan atau doa seperti itu. Sebab dirinya memang tidak akan pernah jatuh cinta dengan Stevy.

**

Stevy beristirahat sejenak setelah berkeliling rumah yang sangat besar itu. Dia berdiri dengan tangan bersedekap sembari menatap taman belakang yang terdapat kolam renang di sampingnya. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tarbiyah CintaWhere stories live. Discover now