06

30 4 0
                                    

"Allaaaaahu akbar!"

Stevy merentangkan takbir yang sangat panjang menuju sujudnya. Sepanjang perasaan sesak yang terpatri dalam dada dan hanya bisa terobati dengan mengadu dan mengeluh kepada Allah sahaja.

Seperti halnya dalam firman Allah yang terdapat pada quran surat Yusuf ayat 86. Sebuah ayat yang menjelaskan bagaimana seorang nabi Ya'kub yang harus menanggung kerinduan karena kehilangan anaknya Yusuf dan Bunyamin sehingga menyebabkan beliau mengidap penyakit berat yang bahkan sampai dikatakan oleh anak-anaknya pada ayat sebelumnya, bahwa sang ayah mungkin saja akan termasuk dalam orang-orang yang binasa (wafat).

Namun apa jawaban nabi Ya'kub kala itu?

Nabi Ya'kub dengan santun menjawab ucapan anak-anaknya dengan pernyataan yang sungguh seharusnya dapat membuat hati seorang hamba sadar dan hanya terpaut kepadaNya.

"Dia (Ya'kub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku ...."

Air mata Stevy luruh dalam sujudnya yang lama. Dia tidak ingin bangkit dari sana sebelum Allah memberikan ketenangan dalam hatinya dan menghilangkan sesak pada dadanya.

Sungguh, dia memang nampak selalu kuat di hadapan orang-orang yang berinteraksi dengannya. Bahkan kala seorang Orion yang menurutnya salah satu lelaki bengis yang pernah ia temui itu, tidak sedikitpun dia menunjukkan air matanya.

Begitulah dia. Stevy bukan hanya dipaksa untuk menjadi kuat oleh keadaan. Namun dia seorang hamba yang paham, bahwa dunia ini hanyalah sebuah ujian bagi seorang hamba. Apakah mampu untuk melaluinya atau tidak. Dan apakah dia menjadikan Allah sebagai tujuan dalam setiap langkahnya ataukah malah sebaliknya.

"Hiks hiks hiks."

Stevy terisak dalam panjangnya sujud yang ia lakukan. Mengadukan kepada Allah betapa lemahnya dirinya. Betapa dia tidak akan sanggup menghadapi orang-orang di sekitarnya jika bukan karena Allah yang menolongnya.

Dan hari ini, dia lagi-lagi memperoleh pertolongan itu. Sebuah bantuan dari Allah yang membuat Orion tidak berani menyentuhnya lebih, bahkan menyetujui semua persyaratan yang ia ajukan.

Dia paham dan tahu, bahwa pria seperti Orion, mungkin saja tidak akan menepati janjinya. Tapi dia juga bukanlah gadis yang lugu dan bodoh sehingga semudah itu bisa dipermainkan.

Stevy memiliki caranya tersendiri, yaitu dengan membuat perjanjian hitam di atas putih yang akan distempel materai saat pernikahan itu berlangsung nanti. Dan dengan itu, Orion tidak akan macam-macam padanya jika pria itu tidak memenuhi syarat-syarat yang ia ajukan dan disetuju oleh lelaki kejam itu.

Beberapa saat kemudian, Stevy bangkit dari sujudnya dan berubah menjadi duduk tahiyat terakhir. Dia menyelesaikan shalat malamnya dan berdzikir untuk tetap mempertahankan kedekatannya kepada Allah.

Sementara saat ini, Orion tengah sibuk bermain wanita di dalam sebuah kamar sembari menghisap barang-barang haram. Dia sengaja menjadikan ini sebagai ajangnya untuk menikmati masa-masa lajangnya sebelum menjadi pusing menghadapi gadis keras kepala dan tegas seperti Stevy.

"Fuck!" umpat Orion seraya menghentikkan begitu saja permainannya karena mendadak bayangan wajah Stevy hadir dalam pikirannya.

"Orion! Apa yang kau lakukan?! Aku belum keluar!" Perempuan itu sangat frustasi karena Orion menghentikkan permainan mereka begitu saja sebelum dia mencapai surga dunia.

Tarbiyah CintaWhere stories live. Discover now