Bab 15

1.3K 9 0
                                    

"Besar dari mananya si Bel , orang badan seuprit gini di bilang besar." ledek Kenan pada Adik sepupunya itu.

"Isss kak Kenan ini , bisa gak si gak usah ngledekin aku . gini - gini tadi Abel bisa bantuin bibik - bibik di dapur , ya walaupun cuman bantu kupas bawang aja si " ucap Abel dengan senyum cengirnya.

"Kamu bilang apa barusan ?" tanya Kenan, sedikit kaget.

"Kak Kenan jangan ngledekin aku terus!"

"Bukan, kamu bilang tadi bantuin maid di dapur?" tanya kenan selidik.

"Iya , emangnya kenapa kak?"

"Siapa yang nyuru kamu bantu mereka ?" ucap kenan dengan wajah datar.

"Ehh . . itu , Aku yang pengen bantu mereka kak . aku pengen belajar masak !" jawab Abel menundukan kepalanya sembari jemarinya memainkan ujung bajunya.

"Hmm . . Abel , kamu tau gak kalu itu bahaya . gimana kalau tangan kamu kena pisau , kamu itu masih kecil belum waktunya belajar masak . kamu cukup belajar yang rajin .

"I - iya kak, ma - maaf !" ucap Abel lirih dengan menundukan kepalanya .

"Huft . . ., baiklah kali ini kakak maafin . tapi tidak untuk lain kali , kamu tidah boleh melakukan hal yang bisa membahanyakan diri kamu sendiri. mengerti !" tegas Kenan.

"Baik kak , Abel akan patuh ." jawab Abel lirih.

Kenan yang tak tega melihat Abel bersedi dan ketakutan karnanya , ia bangkit dari duduknya menghampiri abel dan mengusap puncak kepala Abel dengan lembut .

'"Maafin kakak ya, kakak gak bermaksut marahin kamu. kakak cuman takut kamu kenapa - kenapa." ucap kenan.

"Abel ngerti kok kak , maafin Abel juga ya ?" jawab Abel mengangkat kepalanya menatap Kenan sambil tersenyum manis.

"Gitu dong , kan cantiknya nambah." ucap kenan sambil mencolek ujung hidung Abel.

Kenan berbalik menuju kursinya lagi untuk sarapan .

Abel masih terus tersenyum manis, Abl berniat mengambilkan nasi goreng untuk Kenan. kenan hendak merebut piring di tangan Abel , tetapi Abel menepis tangan Kenan.

"Eist . . kali ini biar aku saja, tidak ada kata penolakan kak !" ucap Abel.

Kenan hanya tersenyum hanyat dengan tingkah random Abel, kini hidupnya lebih berwarna semenjak kedatangan Abel . Setelah di tinggal kedua orang tuanya Kenan menjadi pribadi yang sangat tertutup.

"Bel, Kakak nasi gorengnya sedikit saja ya. lagi diet!" pinta Kenan sembari memperhatikan Abel yang tengah mengambilkannya nasi goreng di piringnya.

Bohong Kenan, sebenarnya ia malas saja kalau pagi makan yang terlalu berat.

"Hah diet? memangnya laki -laki diet juga ya ?" tanya Abel.

"hem ," ucap Kenan .

"Aku baru tau , He he he .. " cengir Abel.

"Lauknya apa, kak ?" tanya Abel pada Kenan. "Ayam goreng, atau telur mata sapi," sambung Abel sambil menunjuk sepiring ayam goreng dan telur mata sapi yang di goreng setenga matang.

"Telur saja, double ya bel!! kakak mau makan yang banyak proteinnya agar tetap bugar." Kenan menunjuk ke arah telur mata sapi yang terlihat enak.

Abel mengangguk dan menyendokkan dua telur mata sapi ke piring Kenan, tak lupa ia menuangkan air putih untuk Kenan. setelah melayani Kenan Abel iku duduk di seberang Kenan dan mulai menyendokkan sedikit nasi goreng dan juga satu telur mata sapi.

"Bel , kenapa makan sedikit sekali? pantas saja kamu sangat mungil. ayo tambah lagi nasi gorengnya." Kenan menyendokkan satu centong nasi goreng untuk Abel.

Abel hanya menatap piringnya yang porsinya sudah bertambah dua kali lipat.

* * * *

Kakak sepupu pelindungkuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora