Bab 9

2.8K 21 0
                                    

Tanpa bas basi lagi Kenan langsung mengambil piring yang berisikan buah – buahan di tangan Abel itu. Abel termangu menatap tangan Kenan yang sedang mengupas buah itu, kakak sepupunya itu seperti sudah mahir mengupas buah.

“Hey  , kenapa malah melamun . ini cepat makan dan habiskan.” Tita Kenan.

“Eh.. I – iya kak !” Abel tersadar dari lamunannya .

Abel memakan makanan itu dengan lahap , sepertinya dia benar – benar kelaparan.

“Abel , lusa kamu sudah bisa bersekolah Kembali.”

“Beneran kak ?” tanya Abel dengan mata berbinar.

“Hem … , kepindahan sekolahmu sudah aku urus. Jadi kamu sudah bisa bersekolah lagi.”

“Wahh …. Trimakasih banyak ya kak Kenan ,” Abel berhamburan memeluk Kenan dengan senyum yang mengembang lebar .

Kenan menyambut hangat pelukan Abel, ia mengusap pelan rambut adik sepupunya itu.

“Sama – sama . kamu harus rajin belajar , sekolah yang bener , raihlah cita – citamu setinggi langit . Aku akan selalu mendukung setiap Langkah yang kamu ambil untuk masa depanmu Abel. Kamu sekarang tidak sendirian lagi  sekarang ada aku di sini, jadi jangan bersedih lagi.” Tita Kenan sembari memeluk Abel.

“Trimakasi banyak kak , aku nggak tau apa yang terjadi kalua gak ada kak Kenan !” jawab Abel sembari menangis di dalam pelukan Kenan.

“Sudah … cup cupp cup , kita harus saling menguatkan ok !”

Abel mendongak menatap Kenan dan mengangguk dengan semangat, ia setuju dengan apa yang di ucapkan Kenan. Mereka harus saling menguatkan satu sama lain , karna tidak ada lagi yang mereka andalkan  . mereka sama – sama suda tidah mempunyai orang tua, jadi mereka harus mengandalkan diri mereka sendiri.

Kenan melepas pelukan mereka , Kenan memegang kedu Pundak Abel . mereka saling pandang , tangan Kenan telurur menghapus air mata Abel. Mereka saling melempar senyuman hangat.

“Apa makanmu sudah selesai bel ?” tanya Kenan.

“Belum . . tinggal satu, sebentar,” Abel langsung menyambar buah yang tinggal satu di atas piring itu. Secepat kilat ia masukkan buah itu kedalam mulutnya, sehingga mulutnya penuh dengan makanan.

Kenan hanya bisa geleng – geleng kepala melihat tingka keponakannya itu. Kenan sekarang merasa dirinya tidak kesepian lagi setelah kedatangan Abel di kehidupannya.

“Sudah kak ,” ucap Abel dengan mulut penuh dengan makanan itu.

“Pelan -pelan saja kalau makan , gak akan ada yang mau mengambil makananmu itu.” Jawab Kenan .

“He he he, maaf kak.” Abel hanya bisa cengir kuda.

“Ya udah kalu gitu, sekarang kamu naik ke atas tidur. Besok ayo iku kakak keluar.” Tita Kenan.

“Kita mau ke mana kak ?” tanya Abel.

“Udah , jangan banyak tanya. Besok ikut aja.”

“Emm . . yauda kalo gitu. Abel ke kamar dulu ya kak  . kakak jangan tidur malam – malam .”

“Hem . . .” Kenan hanya berdehem.

Abel merjalan ke tangga , tapi sebelum menaiki tangga kenan Kembali memanggilnya.

“Abel .. “

“Iya kak ,” Abel menoleh di mana kenan berada.

“Kamu mau kemana lagi ?” tanya Kenan.

“Ya mau ke kamar lah , mau ke mana lagi.” Jawab Abel bingung, jelas – jelas tadi di mengatakan kalo dia mau Kembali ke kamarnya.

“Kamu mau ke kamar lewat tangga itu?” tanya Kenan lagi.

“Ya iya kak Kenan, mau lewat mana lagi? Terbang, menghilang ? kan gak mungkin.”

“Naik Lift sana, biar gak capek.” Tita Kenan.

“HA.. .” dengan mulut menganga.

“Malah bengong, udah sana.”

“Ah … iya kak.” Abel sedikit berlari karna malu.

Sesampainy di lantai tiga , Abel bergegas masuk ke kamarnya dan mengunci kamarnya.

※ ※ ※ ※

Kakak sepupu pelindungkuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora