Bab 11

1.4K 16 0
                                    

Setelah Abel keluar dari walk in closet, dia langsung berjalan mematikan Ac yang masih menyala. Lalu , dia membuka gorden yang cukup tinggi itu. ternyata gordennya tidak bisa di buka manual .

"Bodoh sekali kamu Abel .. sudah bolah balik membuka gordennya ternyata si gorden bisa di buka cuman pakek remot." Abel memukul jidatnya pelan.

Abel langsung mengambil remot yang tertempel di dekat tempat tidur dan membuka tirainya. setelah membuka tirai Ara beranjak membereskan tempat tidur. di kebasnya bantal guling , sprei dan melipat bedcovernya.

Setelah di rasa cukup rapih, Abel beranjak keluar kamar untuk menemui kak Kenan dan mencari makanan. perut kecilnya sudah keroncongan minta di isi. Abel membuka pintu kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga menuju lantai bawah. saat ia berada di tenga -tenga anak tangga Abel baru ingat kalau di sini ada lift .

"Haisss .. aku melupakannya , di sini kan ada lift kenapa aku turun pakai tangga. bodoh sekali kamu abelia." gumam abel.

Setibanya di dapur, semua yang ada di sana menunduk hormat padanya.

"Selamat pagi Nona Abel." sapa para maid pda Abel.

"Pagi ... kalian semua yang bekerja di sini?" tanya Abel sambil mendaratkan pantatnya di kursi yang ada di dapur itu.

"Iya , non." Jawab Bik nanik mewakili maid yang ada di dapur saat ini.

"Oooo ... ramai juga yang kerja disini, kalian sudah pada sarapan?" tanya Abel.

"Belum , non. " seru mereka secara bersamaan.

"Loh , kok bisa? sudah lumayan siang loh ini. Kenapa kalian tidak sarapan terlebih dahulu?" tanya Abel lagi pada para maid.

"Kami biasa sarapan setelah tuan rumah selesai sarapan non ," kali ini yang memjawab bik nanik kepala pelayan di mansion ini.

"Oh ya? Lalu, kak Kenan kemana ? kok sepi sekali bik?"

"Tuan Kenan sudah pergi ke kampus dari pagi tadi , non."

"Kalian semua, sarapan dulu. nanti saja lanjut bekerja setelah sarapan. sarapan tepat waktu itu harus, apalagi kalian kerja capek."

"Kami tidak berani, non."

"kenapa kalian tidak berani, orang tinggal sarapan doang."

"Itu sudah peraturan kediaman."

"Peraturan kediaman? siapa yang memberikan peraturan kolotseperti itu? mau mematikan pekerja? Keterlaluan. kalian makan saja, biar nanti aku yang bicara sama pembuat aturan itu."

"tuan Kenan yang mengaturnya , nona "

" Kak , Kenan? baiklah. kalian makan saja, jika beliau makan , katakan aku yang menyuru kalian sarapan tepat waktu."

"Baik , non."

"Kalau begitu aku akan makan juga, karena perutku suda keroncongan cacingny apada demo di dalem sini." tunjuk Abel pada perutnya.

"Biar saya ambilkan, nona."

"Eh, tidak usa. aku bisa ambil sendiri, kalian lanjut makan saja."

"Nanti tuan marah, non."

"Tidak akan marah, aku tidak terbiasa di layani," tolak Abel "Pergilah sarapan."

"baik ,non . Permisi." semua pelayan pergi meninggalkan Abel makan seorang diri.

"Aturan yang sangat aneh, apakah semua orang kaya seperti ini juga?  Rumah besar, terus serem gini. Udah gitu ada macannya lagi, ada banyak bodyguard juga . mereka itu sebenernya sebagai apa sih ? Mafia? hiii ... mengerikan sekali. sekali buat salah kepalanya langsung di tembak , Ahh tak masuk akal." Abel langsung menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Setelah selesai sarapan, Abel bahkan mengelap meja dan mencuci piringnya sendiri. karena itu sudah menjadi kebiasaanya saat di rumah bersama kedua orang tuanya dulu.

* * * *

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang