Bab 6

1.9K 20 0
                                    

"Ayo masuk mobil ." tita Kenan berjalan mendahului Abel.

Kenan melangkah menuju bagasi mobil untuk menyimpan barang bawaan Abel, setelah menyimpan barang bawaan Abel ia segera masuk ke dalam mobilnya. Saat ia akan membuka pintu mobil mata Kenan tak sengaja menangkap sosok Abel yang diam mematung di samping mobil.nya.

"Abel . .  kenapa kamu diam saja di situ, ayo masuk." tita Kenan.

"Apa benar Abel gakpapa ikut dengan kakak?" tanya Abel pada kenan.

"Hemm . . , cepet masuk Abel."

"Abel takut, Abel tinggal di panti asuhan aja ya kak !" ucap Abel dengan suara lirih yang masih bisa di dengar Kenan.

"Cepet masuk Abelia Putri," geram Kenan.

"Tapi kak. . . ,"

"Udah gak ada tapi - tapian , ceper masuk ," tita Kenan

Abel dengan terpaksa masuk ke dalam mobil Kenan dengan perasaan gamang, ia takut di salahkan dan di anggap memanfaatkan Kenan saja.

Di dalam perjalana, mereka hanya diam tanpa ada percakapan diantara keduanya. Kenan yang tengah fokus berkendara sedangkan Abel sibuk dengan fikiranya sendiri , ia hanya menatap pepohonan dari balik kaca jendela mobil Kenan.

Kenan yang nerasa dari tadi tak ada pergeraka dari Abel , Kenan sontak menolek ke samping di mana Abel berada. Terukir senyum kecil di bibir Kenan, ternyata Abel sudah tertidur pulas . Mungkin karna kelelahan menangis membuat Abel kini tertidur pulas. Kenan dengan sigap melepas jaket yang ia gunakan untuk menyelimuti tubuh mungul Abel.

"Kamu berhak bahagia ." gumam Kenan melihat wajah damai Abel saat tidur, tangan Kenan menepuk pelan kepala Abel.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh sekitar empat puluh lima menit mereka sampai di kediaman Kenan. Kenan melirik Abel, ternyata gadis itu masih tertidur pulas.

" Bel . . Abel, kita sudah sampai ayo bangun." ucap kenan sembari menggoyang - goyangkan tubuh Abel.

" Ewhh . . ," Ia menggliyat kecil sembari menggosok - gosok matanya.

"Ehh. . Kak Kenan, kita udah sampai ya ?" Abel terkejut karna Kenan sekarang sedang menatap.nya dengan bersedekap dada.

"Hemm ." jawab Kenan singkat.

"Ma - maaf ya kak, Abel ketiduran," ucapnya lirih dengan kepala tertunduk.

"Udah ayo cepet turun dari mobil, lama aku tinggal." ucap kenan turun dari dalam mobil.

Abel juga ikut turun mengikuti langkah sang kakak sepupunya itu .

"Aww . . ." pekik Abel sambil mengelus - elus dahinya yang menabrak punggung Kenan.

"Makanya kalo jalan itu liat depan, bukan nunduk terus ," ucap Kenan memperingati Abel.

"I - iya kak , ma - maaf," jawab Abel sembari memlintir bajunya.

Kenan kembali berjalan memasuki mansion di ikuti oleh Abel di belakangnya.

"Bik .   bibik ," panggil Kenan pada kepala pelayan di mansionnya.

"Iya den kenan, ada yang bisa bibik bantu?" Tanya bik nanik.

"Bibik tolong antar Abel ke kamarnya ," tita Kenan.

"Baik den ," sembari menunduk mengangguk paham.

"Abel sekarang kamu ikut bibi nanik ke kamarmu , bersihkan badanmu dan tidur . Kamu pasti capek ." tita Kenan sembari mengelus rambut Abel lembut.

"bibi Nanik ini kepala pelayan di sini, jadi klau kamu butuh apa - apa kamu cari saja bik nanik."

" Baik kak ." dia mendongak menatap Kenan dengan senyum terukir di bibir.nya.

"Mari non," ajak bibi nanik.

Sedangkan Kenan ke ruang kerja almarhum papnya.

Abel sekarang bahagia , karna ia merasa di perhatikan seperti saat kedua orang tuanya masih ada. Ia bahagia karna masih ada orang yang baik dengannya , sekarang ia tidak sendirian lagi ada Kenan bersamanya saat ini.

※ ※ ※ ※

Kakak sepupu pelindungkuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora