Bab 7

1.3K 13 0
                                    

"Silakan masuk non." ajak bik nanik.

Abel melangkah masuk kedalam kamar yang menjadi kamarnya mulai sekarang.

Ia mengedarkan pandangannya ke segala sudut kamarnya itu , ia terkagum" dengan apa yang ia lihat saat ini .

Kamar yang di dominasi warna cream itu terlihat luas dan klasik .  kamar yang jauh lebih luas dari kamarnya yang terdahulu.

"Wah . . Apa benar ini kamar yang akan aku tempati bik ?"

"Iya nona, ini memang kamar untuk anda tempati."

" Bagus banget bik, ini jauh lebih bagus dari kamarku yang dulu." Abel terkekeh dengan ucapanya sendiri. Sedangkan bik nanik ikut tersenyum di buatnya.

" Di sebelah kamar nona, itu kamar den Kenan ." tita bibi nanik.

Abel hanya mengangguk paham.

"Apa ada yang bibik bisa bantu lagi non?." tanya bik nanik.

"Gak ada bik !"

" Kalau gitu bibik kembali ke dapur dulu ya, masih ada pekerjaan non."

" Iya bik makasi atas bantuanya." ucap Abel sembari tersenyum rama.

Setelah kepergian bik nanik , Abel segera ke kamar mandi untuk membersihkan badan . Ia ingin cepat - cepat ke alam mimpi karna ia merasa sangat lelah hari ini. Banyak kejadian yang menguras energinya.

※※※

Tengah malam, Abel terbangun dari tidurnya. Saat dia mengerjapkan matanya, hidungnya mencium wangi yang menenangkan. Abel terus mengendus asal wangi itu darimana. Ternyata dari selimut yang menutupi tubuhnya.

Seketika Abel langsung membuka kedua matanya saat kain dan sekitarnya yang dia rabah begitu halus. Sudah dapat Abel pastikan itu bukan ranjang tempat biasanya dia tidur.

Begitu membuka kedua matanya, Abel terkejut dengan suasana sekitarnya yang remang - remang yang di terangi lampu tidur berwarna kuning.

"Aku di mana? Mengapa gelap sekali. " Abel mwncoba mengingat kejadian sebelumnya.

"Ahhh iya, bodoh sekali kamu bell, sekarang kamu kan tinggal bersama sepupumu itu." Abel menepuk jidatnya sendiri ia merutuki kebodohanya, kenapa Abel bisa lupa.

Krukkkk . . Ktukkkkk .

"Haissss , kenapa kamu berbunyi di waktu yang tidak tepat sih . Malam - malam begini harus cari makanan di mana?" gumam Abel.

Abel beranjank dari tempat tidurnya, Abel berniat untuk ke dapur untuk mencari makanan. Barangkali ada makanan yang bisa ia makan karna perutnya saat ini sangat lapar.

Abel mencoba menarik handel pintu kamarnya itu. Setelah pintu sedikit terbuka, Abel hanya melongokan kepalanya keluar. Abel celingak - celinguk untuk melihat keada si luar kamarnya.

"Astaga, ini rumah gelap sekali. Sudah begitu, hawanya begitu sunyi dan mencekam. Seperti banyak hantunya, sayang sekali jika rumah sebagus ini hanya di jadikan sarang hantu.

Abel terus berjalan mengendap - endap. Dia terus berjalan hingga tiba di sebuah tangga yang sangat besar. Lagi - lagi Abel hanya celingak - celinguk untuk memastikan tidak ada yang melihatnya.

Perlahan Abel mulai menuruni anak tangga satu persatu. Ternyata si lantai bawah juga sama gelapnya. Bakan lebih gelap dari lantai sebelumnya.

Begitu Abel selesai menuruni ank tangga, dia justru kebingungan karna sangat luas. Abel kesulitan mencari dapur berada di sebelah mana.

Abel menghitung jarinya sambil bergumam, " kekanan atau kekiri?" secara berulang kali. Dan akhirnya Abel memutuskan untuk berjalan lurus kedepan.

Saat sudah berjalan cukup jauh dari anak tangga, Abel mulai menyadari sesuatu yang janggal. Dia merasa ada yang mengikutinya dari arah belakang.

"Astaga, sepertinya ada yang mengikutiku. Apa itu arwah penasaran yang ada si sini?" Abel bergumam dan mulai terdiam di tempat, dan tidak berani melangkah sama sekali.

Setelah dirasa tidak ada langkah lain yang mengikuti langahnya. Abel mulai melangkahkan kedua kakinya pelan. Akan tetapi, begitu ia melangkah, di belakangnya kembali seperti ada yang mengikuti.

Dengan memberanikan diri, Abel menole ke belakang.Dan. ...

"kyaaaaa. ......!!

※ ※ ※ ※

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang