Bab 8

1.7K 16 0
                                    

"Ampun…. Jangan sakiti aku ya . siapapun kamu yang ada di belakangku , aku mohon jangan sakiti aku,” Abel berkat sambal memejamkan kedua matanya.

Setelah berkata demikian, Abel Kembali membuka kedua matanya. Karena tidak ada sahutan apapun dari orang yang memegang bajunya saat ini.

“A – apakah kamu hantu ?” tanya Abel lirih.

“Iya …..” sebuah suara menyahuti Abel pelan.

Abel lagi – lagi mendelikan kedu bola matanya. Suara yang menyahuti dirinya sangat persis seperti suara hantu yang ada di film.

“Hantu jangan sakiti aku, ya. Kita temenan aja gimana? Dagingnya Abel nggak enak. Abel juga bernasib menyedihkan.” Abel justru menceritakan kisah hidupnya.

“Aku tidak peduli!” sahut suara itu dan cekalan tangannya semakin erat di baju Abel, sampai Abel sedikit tertarik kebelakang.

“Begitu ya? Baiklah , biar aku lihat dulu bagaimana wujudmu.” Abel perlahan berbalik badan dan dia langsung berteriak histeris lagi saat yang ada di belakangnya sosok berwajah pucat .

“Aaaaaaaaaaa! “ Abel menendang sekuat tenaga sehingga sang empu berteriak kesakitan.

“Aw ! sakit bel !” serunya.

Abel yang berlari ,langsung berhenti mendadak. Sepertinya suara itu tidak asing bagi Abel.” Suara itu … “ Abel bergumam,” Seperti suara kak kenan !” Abel mengingat – ngingat suara Kenan.

Saat Abel berbalik dan berniat melangkah, tiba -tiba lampu ruangan menyala semua. Dan semuanya menjadi terang. Karena merasa silau, Abel menutup kedua matanya menggunakan tangan.

Abel berbalik menatap ke arah Kenan yang berdiri mengenakan kaos dan celana pendek.

“Kak Kenan !” guman Abel lirih.

“Abel kemarilah!” Kenan memanggil Abel yang masih berdiri kaku , sembari Kenan mengelus kakinya yang di tendang Abel tadi dan berjalan menuju ke sofa di dekatnya.

"Aku? “ tunjuk Abel pada dirinya sendiri.

“Ya , kamu . Memangnya, di rumah ini siapa lagi yang bernama Abelia?” sahut Kenan.

Dengan canggung Abel mulai berjalan menuju kursi kosong di dekat Kenan. Dan mendudukan diri di sana.

“Abel, apa yang kamu lakukan tenga malam begini , dan menendang kakiku lagi?” tanya Kenan.

“Aku … aku tadi tidak sengaja kak, aku tadi panik dan reflek menendang kakak. Aku kira tadi kakak setan.” Abel dengan ragu menatap kearah Kenan.

“Lagian sih kakak, ngapain ngerjain aku segala . Pakek nyorotin mukanya pakek flash hp lagi .” dengan wajah cemberut.

“Lah kamu lagian malam – malam mau kemana?” tanya Kenan.

“Emm … Aku tadi bangun tidur kelaparan. Jadi aku berniat mau ke dapur mencari makanan .” jawab Abel ragu.

“Kenapa kamu tidak bangunkan aku, memangnya kamu tahu dapur di sebelah mana?” tanya Kenan.

Abel hanya menggelengkan kepatanya .

"Aku takut mengganggu tidur kakak."

“Ya udah sini ikut aku,” Kenan berdini berjalan menuju dapur.

Sedangkan Abel mengekor mengikuti Kenan berjalan menuju dapur.

“Kamu mau makan apa, biar aku masakkan!”

“Gak usah kak, aku makan buah aja . aku lagi gak mood makan makanan berat.”

“Ya sudah, sana ambil buah di dalam kulkas.” Tita Kenan.

“Siap kak .” Abel berlari kecil menuju lemari pendingin yang ada di dapur itu.

Abel mengambil beberapa buah yang ada di dalam lemari pendingin itu. Setelah mengambil bebebrapa buah ibel menarunya di piring dan Abel mengambil pisau untuk mengupas buah yang dia ambil tadi.

“Bawa sini Bel, biar aku kupaskan.” Tita Kenan.

“Gak usah kak, Abel bisa sendiri .”

“Yakin bisa kupas sendiri,” tanya kenan dengan menaik turunkan alisnya.

“ he he he , Abel gak bisa !” Abel hanya bisa menyengir kuda karna malu.



※ ※ ※ ※

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang