21

23 2 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku akan menunggumu pulang." Meski berat pada akhirnya sang pria harus ikhlas melepas wanita yang ia cinta pergi menggapai cita-citanya.

Sang wanita lekas menggeleng, tentu ia tak ingin sang pria membuang-buang waktu untuk menunggunya kembali.

"Aku pergi bukan untuk sebentar Jim." Lirih wanita itu.

Park Jimin kembali tersenyum, berusaha menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Tak peduli selama apapun Hana pergi ia akan setia menunggu.

"Aku akan tetap menunggumu, aku yakin kau jodohku."

Wanita bernama Hana itu kembali tersenyum bahagia, merasa beruntung bisa bertemu dengan pria bernama Park jimin ini.

"Kalau begitu tunggu aku ya, aku berjanji akan kembali padamu." Yakin sang wanita.

Kedua insan itu saling mendekap dalam hening menyalurkan segala perasaan dalam hati.
Keduanya tahu, tahun-tahun selanjutnya tak akan mudah untuk mereka lalui.

Sekelebat bayangan itu kembali terlintas dalam benak sang pria.
Lima tahun telah berlalu, dan kini Hana telah kembali menagih janji yang pernah ia ucapkan.

Bodoh, Park Jimin merasa bahwa ia adalah orang yang bodoh.
Janjinya lima tahun silam telah lancang mendahului ketetapan Tuhan.

Benar, hanya tuhan yang tahu akan bagaimana kehidupan manusia di masa depan.
Janji yang bertahun-tahun ia genggam harus patah dengan hadirnya sosok Aira di tahun ke lima.

Siapa sangka, gadis yang tak sengaja ia temui dalam keadaan menghawatirkan justru bisa mematahkan janjinya untuk wanita bernama Hana.
Berawal dari rasa ingin melindungi dan menjaga hingga berubah menjadi rasa cinta.
Tapi apakah benar? Cintanya untuk Hana telah seutuhnya untuk Aira?
Tapi mengapa terlalu sulit untuk memilih satu diantaranya?

Lantas apa yang akan ia lakukan sekarang, park Jimin terlalu menganggap enteng semuanya tanpa ia berpikir panjang mungkin ia bisa melukai keduanya.

"Kau kenapa Jim?" Tanya Aira pada lelaki yang sedari tadi ia perhatikan hanya banyak melamun.

Panggilan Aira sontak membuat lamunan Jimin buyar seketika, ditatapnya wajah wanita yang ia cinta.
Sang pria lantas menggeleng pelan, kemudian ia beranjak begitu saja.

"Aku pulang ya, jangan bergadang." Ucapnya kemudian mengacak surai sang wanita lembut.

"Ke rumah?"

"Iya, ada hal yang harus aku kerjakan. Tak apa kan malam ini kau sendiri lagi?" Ucap Jimin dengan nada yang penuh dengan perhatian.

"Tidak apa-apa pergilah." Balas sang wanita dengan senyuman yang terlihat lembut.

"Minggu depan kita bertemu dengan ibu, katanya dia merindukan mu." Jimin kembali tersenyum pada wanita yang masih berdiri di depannya.
Aira lantas kembali mengangguk.

Love Me Again (Park Jimin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang