bab 10

30 5 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



         Lepaskan, jangan biarkan luka itu terus membelenggu dirimu. Cobalah untuk mulai berdamai dengan keadaan.

                 🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜

Park Jimin merebahkan tubuh Aira di atas ranjangnya dengan hati-hati.
Tangannya kemudian menyentuh bagian kening sang gadis.

"Kau demam." Gumam lelaki itu.

Aira tiba-tiba saja jatuh pingsan saat masih dalam dekapannya, tanpa menunggu lama lelaki itu membawa tubuh Aira pulang ke apartemennya. Tentu saja, Jimin tak tahu password apartemen milik Aira.

Jimin meletakan kain basah di kening Aira, dengan harapan panasnya akan segera turun.

"Kau memang gadis keras kepala." Lelaki itu bergumam diakhiri sebuah kekehan.
Matanya enggan beralih dari wajah gadis yang terlihat lemah di depannya.

Akhirnya gadis ini menunjukkan juga kelemahannya, menanggalkan keangkuhan yang selama ini ia tunjukkan.

"Semoga saat kau bangun, kau mau membagi lukamu denganku ya. Jangan lagi menangis sendiri, aku tahu itu menyakitkan." Ucap Jimin kembali seraya menyisir rambut Aira yang basah di area kening.
Tubuh sang gadis berkeringat dengan wajah memerah.

Cukup lama ia terdiam, Jimin kemudian beranjak berniat untuk membuatkan Aira makanan sebelum ia memberikannya obat pereda demam.

Jimin masih asik berkutat dengan alat-alat masak, sesekali ia melirik ke arah pintu. Khawatir Aira terbangun dan memaksakan diri.

Selesai dengan semangkuk bubur yang ia buat, lelaki itu kembali ke kamar miliknya membangunkan sang gadis secara perlahan dan penuh kelembutan.

"Ra bangun ya, makan dulu." Ucap lelaki itu.

"Ra, makan ya. Terus minum obat." Dengan pelan ia menggoyangkan tangan Aira, hingga perlahan tubuh itu menggeliat dengan mata yang perlahan terbuka.

"Haus." Suara Aira yang terdengar lebih seperti berbisik.

"Ini, bangun ya sebentar." Jimin membantu Aira untuk menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang.
Kemudian mendekatkan segelas air putih yang sengaja tadi ia bawa pada birai milik sang gadis.

"Aku dimana?" Aira kembali bertanya dengan suara yang terdengar parau.

"Kau di apartemen ku, tadi kau pingsan. Karena aku tak tahu password apartemen milikmu jadi aku membawa mu kemari." Jelas lelaki Park, yang sejak tadi terlihat telaten mengurus Aira seperti sudah ahli sekali.

"Aku ingin pulang." Hampir saja tubuh lemah itu hendak beranjak sebelum tangan Jimin justru mencegahnya. Mana mungkin ia akan membiarkan Aira tinggal sendiri di apartemennya dalam keadaan begini, bagaimana jika hal yang buruk terjadi.

"Tidak, kau tetap lah disini. Aku khawatir jika kau sendirian di apartemen."

Aira lekas menggeleng, tidak. Ia tak ingin menjadi beban siapapun.

Love Me Again (Park Jimin)Where stories live. Discover now