6. Kakak

31 5 0
                                    

Aku mengambil ponselku yang tiba-tiba menyala, tanda pesan masuk yang ternyata dari mama. Aku sempat terdiam sebentar saat melihat notifikasi itu, sudah hampir setahun semenjak mama mencariku. Ada apa tiba-tiba dia mencariku? Ada sesuatu yang terjadi? 

Mama 
Minggu ini kosongin jadwal kamu 

Memangnya kenapa ma?? 

Kakek kamu ulang taun ke 65 hari minggu
Dia mau kamu dateng

Oke
Mama kirimin saja alamatnya ke aku
Aku bakal dateng nanti 

Benar saja, ternyata ada maunya. Mama pasti gak akan menghubungiku jika tidak ada maunya. Ya, mungkin di antara semua anggota keluargaku, kakek adalah satu-satunya yang cukup menyayangiku. Dia menyayangi semua cucunya dengan adil tanpa membedakan kami sedikit pun. Tapi karena sibuk, kakek tidak punya banyak waktu untukku, jadi dia tidak tau perilaku papa dan mama terhadapku, bahkan tidak tau kalau aku diusir oleh mereka. 

Dalam hatiku, aku agak ragu untuk datang ke acara itu. Selain akan bertemu dengan papa dan mama, aku juga akan bertemu kerabat lain yang tentu akan melihatku dengan tatapan merendahkan. Belum lagi, rekan kerja kakek yang juga akan merendahkanku. Tapi tidak apa-apa, demi kakek, kamu bisa Zen

***

Aku mengitari mall, berniat mencari kado yang cocok untuk kakek. Sampai akhirnya aku masuk ke salah satu toko perhiasan. Di sana aku melihat beberapa gelang laki-laki, sampai akhirnya memilih salah satu yang menurutku cocok untuk kakek. 

Aku akhirnya duduk di salah satu bangku, melepas alat bantu dengarku karena telingaku sudah mulai terasa sakit. Aku mengeluarkan buku novel yang selalu kubawa dan mulai membacanya. Tapi tidak lama setelah itu, aku merasa seseorang mendorongku sampai tersungkur ke lantai

Butuh waktu beberapa lama sampai aku menyadari situasinya dan menatap ke arah seorang bapak-bapak yang melihatku dengan tatapan marah. Aku langsung buru-buru memakai alat bantu dengarku dan langsung bangun 

"Daritadi saya minta buat geser, malah diem aja!! Gak sopan banget sih sama orang tua!!" 

"Oh emang budeg ya ternyata?! Pantes daritadi diem doang, kalo budeg gak usah kesini! Ganggu orang lain tau gak?!" 

Aku hanya bisa menunduk minta maaf dan berniat pergi sampai seseorang muncul di hadapanku, seseorang yang sangat kukenal. 

"Kalo tau tuli kenapa masih teriak-teriak, pak?" ucap orang itu 

"Kamu lagi ini, emang anak jaman sekarang ini kurang ajar ya!"

"Gak usah bawa-bawa anak jaman sekarang deh pak, jelas-jelas bapak yang salah. Udah jelas dia lagi duduk, ngapain bapak suruh dia geser-geser, tempat banyak pak. Udah jelas dia tuli, kenapa malah bapak yang marah-marah?!" 

Terlihat wajahnya sudah mengeras, menahan marah. Tapi karena tidak ingin memperbesar masalah, dia langsung menarikku pergi dari sana dan keluar dari daerah mall menuju ke parkiran

"Lo tuh ya! Dimanapun selalu bawa masalah! Selalu bawa sial! Lo emang gak bisa ya hidup tanpa bikin masalah sama sekali?!" 

Orang ini, yang saat ini sedang marah, enggak lain enggak bukan adalah kakak kandungku sendiri, Cavero Xavier. Jujur saja, aku sedikit kaget saat dia sedikit membelaku tadi, karena seumur hidupku, ini pertama kalinya aku melihat dia membelaku, ya walaupun sekarang dia kembali memarahiku 

"Gue bahkan cuma mau jalan-jalan tenang aja lo bikin masalah!! Kenapa lo selalu bawa sial sih, Zen?!" 

"Lo setidaknya kalo udah cacat tuh usahain gak usah bikin banyak masalah!! Ngerepotin tau gak?!" 

"Bangsat, bikin kesel aja. Kenapa lo gak ilang aja sih dari dunia ini" 

Akhirnya, kak Vero meninggalkanku begitu saja dan aku sendiri hanya menahan air mata yang sudah menggenang di sudut mata. Tahan Zen, tahan. Hal seperti ini sudah biasa bukan?? Jangan terlalu diambil hati, Zen. Ayo, kau kuat, kau bisa. 

***

Cavero Xavier, sosok kakak laki-laki yang lebih tua satu tahun dariku. Sejak kecil, kak Vero sudah berbeda dariku, dia tidak cacat, dia pintar, dia sempurna. Sedangkan aku, aku cacat, aku bodoh, aku ini rusak. Kak Vero itu kebanggaan keluarga dan aku ini aib keluarga. Bahkan jika bisa dilahirkan kembali, aku ingin menjadi kak Vero. Aku ingin tau bagaimana rasanya disayang keluarga, aku ingin tau bagaimana caranya berbicara dan mendengar tanpa alat bantu. Aku ingin semua yang dimiliki kak Vero. 

Kak Vero itu selalu diperlakukan layaknya seorang pangeran di keluargaku. Kakek, nenek, paman, tante, bahkan semuanya sangat mengaggumi dia. Selain parasnya yang sempurna, dia itu cerdas. Hanya dengan sedikit belajar, dia sudah bisa menguasai semuanya. Bahkan dia sudah diyakini akan menjadi penerus perusahaan kakek nantinya. 

Sedangkan aku, hanya kakek yang menyadari keberadaanku. Keluarga dan yang lainnya hanya menganggap aku ini sampah. Aku ini hanya orang buangan yang dimanapun tidak ada yang mau menampungku. 

Aku ingat sekali saat mama menceritakan soal bencana kelahiranku. Satu keluarga sudah berekspetasi tinggi kalau mama akan melahirkan kembali melahirkan anak laki-laki yang sempurna. Ya, parasnya memang sempurna, tapi apa gunanya?? Bayi itu bahkan tidak bisa mengeluarkan suara tangis. Itu aku, Zenjiro Xavier yang lahir pada 16 Agustus 2004. 

Zenjiro Xavier adalah produk gagal sedangkan Cavero Xavier adalah kesempurnaan. 

"Ingat, kamu itu bukan Vero dan gak akan pernah menjadi Vero" 

"Dia adeknya Vero?? Yang bener aja, masa adeknya Vero cacat begitu sih?!"

"Ma! Pokoknya aku gak mau satu sekolah lagi sama Zen! Dia selalu bikin aku malu kemana-mana!" 

Ya, itu sebabnya mama dan papa mengasingkanku dan membiarkanku sekolah di tempat yang berbeda dengan kak Vero saat SMA. Mereka sangat memikirkan perasaan dan harga diri kak Vero, tapi mereka terus menginjak-injak aku. Aku juga ingin kok seperti kak Vero jika aku bisa, memangnya siapa yang mau terlahir bisu dan tuli?? 

Aku sering melihat sosok kakak yang sangat menyayangi adiknya, bahkan mempertaruhkan apapun untuk adiknya. Tapi kenapa kak Vero tidak bisa memberikan aku sedikit saja kebahagiaannya?? Padahal saat masih balita, kak Vero mau bermain bersamaku, tapi kenapa saat mama dan papa terus menghinaku, kakak juga ikut menghinaku?? Aku sehina itu ya di matamu kak?? 

Kenapa sosok kasih sayang seorang kakak malah aku dapatkan dari kak Kairina dan kak Jian?? 

Padahal sejak kecil, kak Vero itu sosok yang kujadikan idola, aku ingin menjadi seperti kak Vero, tapi kenapa sekarang kak Vero berubah?? Apa salahku?? Biar aku perbaiki semuanya lalu kita seperti saat kita kecil lagi, kak. Kumohon, aku juga lelah kak. Aku tidak bermaksud membawa masalah buat kakak, tapi itu juga di luar batas kemampuanku. Setidaknya, tolong jangan hina aku lagi kak. Jangan buat aku kembali berpikir kalau menghilang adalah hal yang terbaik...

TBC

Yey! Double update ya! Dan di sini, new character unlocked ya, yaitu Cavero Xavier alias kakak kandungnya Zen! Dengan munculnya karakter Vero, semua main character udah resmi muncul ya!! 

Jangan lupa vote and comment, see you in next chapter!


Imperfect MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang