Banyak Teman

0 0 0
                                    

" ... banyak banget temennya."

"Kamu temennya banyak, ya?"

"Rill banyak temen."

"Kadang aku malah cemburu sama temen perempuan kamu."

Bukan cuma satu dua orang yang suka bilang gitu ke gue.

Biasanya gue cuma nanggapin dengan cengiran tapi entah kenapa kali ini ketika dengar hal kayak gitu lagi tuh ... bikin gue lantas berpikir.

Emang sebanyak itu ya temen gue?

Kalau diselami tuh ya gue pernah punya pemikiran kayak gini:
Wah enak ya yang temen tongkrongannya banyak. Ada 7an, 11an, 20an. Kayaknya seru. Kayaknya akan jauh dari rasa kesepian.

Tapi kemudian gue sadar kalau ... punya satu orang yang bisa ngerti kita, nerima kita apa adanya, dan dukung apa yang kita suka ... itu lebih dari cukup. Punya satu orang yang kita percayai bisa jadi orang pertama yang dengar kisah aneh kita, kisah junawa kita, sedihnya kita, jadi orang yang bisa dimintai pendapat dan nasihat, itu JAUH LEBIH BERHARGA. Juga suatu hal yang patut banget untuk disyukuri.

Gue berusaha nginget-nginget lagi kenapa temen gue bisa banyak.

Ternyata karena berangkat dari masa sekolah. Dulu, di masa sekolah... gue orangnya terlalu eksklusif. Gue terlalu nutup diri dan nggak nerima yang namanya toleransi.

Orang-orang toksik sudah jelas gue jauhi.
Orang yang gak ada manfaatnya buat gue, gue tinggal.
Orang yang pemikirannya beda sama gue, berarti bukan teman gue.
Orang yang hedon, suka gosip, nyontek, dan lakuin hal buruk yang lain sudah pasti masuk black list.

Gue tuh seakan-akan berhak untuk nyeleksi orang dan mandang orang lain dengan berbeda sampai sebegitunya.

Sampai secara gak sadar, gue berjalan dengan tembok besar yang ketara.

Orang-orang kayaknya muak juga sih sama gue. Pasti sih gue pernah dibilang: sok alim, sok pinter, sok paling dekat sama guru. Dll. Of course.

Tapi dulu tuh gue termasuk yang acuh juga sama kejulidan orang-orang baik yang secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Terus pas kuliah, ketemu sama orang baru, adaptasi dalam lingkungan, gue sadar kalau gue gak punya teman.

Gue bahkan gak punya sirkel saat itu.

Gue juga mandang, teman-teman kuliah punya kehidupan dan sirkelnya masing-masing apalagi prodi gue pendidikan anak usia dini yang mana teman gue tuh banyaknya lebih tua daripada gue dan gue termasuk yang paling muda karena lahir tahun 2000.

Apakah lantas gue gak bisa berbaur sama orang yang umurnya di atas gue?

Ternyata enggak.

Nyatanya gue bisa.

Berteman ternyata bukan soal umur, tapi soal ketulusan.

Umur itu bukan alasan, bukan penghalang.

Nah, mungkin ... dari situ dimulainya.

Akhirnya gue challange untuk bisa bersosial dengan orang lain. Kenal dan nerima orang baru di kehidupan kuliah gue.

Siapapun orangnya, akan gue tanya.

Siapapun orangnya, akan gue perlakukan sebagaimana gue ingin diperlakukan.

Perilaku baiknya harus sama mau itu ke perempuan ataupun laki-laki.

Dalam berteman juga, gue nggak pernah jadi orang lain.

Gue jadi diri sendiri.

Yang bisa ketawa tanpa pura-pura.

Yang bisa nggak setuju dengan nggak maksa ngerubah persepsi orang lain.

Yang bisa makan dengan nyaman tanpa ngerasa terbatas.

Yang bisa nepak orang untuk ngajak ngakak bareng.

Yang bisa lirik-lirikan terus ketawa karena paham sama kode masing-masing.

Yang nggak mandang tua-muda.

Yang bisa paham kalau ... orang lain juga maunya dianggap ada, ditanya, dan dihargai.

Enaknya jadi diri sendiri tuh gitu.

Gak capek untuk ganti beberapa topeng.

Gak menahan hati. Menahan diri.

Gak ... apa ya?

Istilahnya ... lo tuh akan fine-fine aja tanpa perlu berubah jadi power ranger.

Sekarang kalau banyak teman, gue berpikirnya ... gue tuh maunya dikenang sebagai orang yang gimana sama teman gue?

Mau dikenal sebagai orang yang gimana?

Gitu.

Intinya, gue bersyukur karena punya teman-teman yang sekarang.

Kalau lo punya banyak teman, syukuri juga ya.

Kalau ada satu orang yang amat lo percayai, pertahankan. Bilang makasih ke dia. Doain yang terbaik juga buat orangnya.

Percaya deh, yang namanya tulus ... akan diterima.

Jadi, ketulusan itu kuncinya.

Satu lagi, bertemanlah karena Allah.

Bertemanlah dengan orang-orang yang membuat lo semakin cinta dan dekat dengan Allah SWT.

Lebih Baik Dari Kemarin!Where stories live. Discover now