"Kita hanya dekat, bukan erat."
Statement tersebut gak musti dijeplak ke pasangan juga sih. Untuk teman juga bisa:")
Teman kita yang dekat dengan kita adalah dia yang intens bersosialisasi dengan kita, adalah dia yang punya keterlibatan dengan kita entah itu karena satu pekerjaan atau satu tempat kuliah atau satu daerah tempat tinggalnya. Dulu, kupikir berteman itu gak usah lah sering-sering chat, risih. Kan, nanti juga ketemu. Di sekolah misalnya. Padahal sering-sering chat itu bisa mempererat pertemanan. Ada kan, yang tadinya sebatas teman akhirnya udah berasa kek saudara sendiri. Ada apa2 chat, ngerasa bosen chat, lagi sedih chat, lagi senang chat, lagi butuh bantuan chat, lagi mau ngajak main chat, dsb. Untuk 'erat' itu sendiri, alamiahnya perlu waktu. Di kesan pertama, kita gak akan bisa nebak dia karakternya gini-gini-gini, waktu bakal kasih jawaban, kok dan ketika pertemanan sudah erat, udah gak ada ragu lagi buat ngegeplak, buat nyenggol lengan, buat ngingetin kalau ngelakuin hal salah, buat kasih nasehat, buat jadi bagian dari orang yang turut dimintai solusi atas masalah (sharing), buat ngakak bareng, buat realisasiin kepengin bareng-bareng.
Ini mungkin karena dulu belum puas bersosialisasi sama banyak orang kali, ya wkwkwk. Sekarang sosialisasi sana-sini, sampai hp gak pernah sepi. Barakallah. Ternyata, hidup ... memang tidak bisa sendiri. Ternyata hidup ... memang panggung berisi banyak karakter, dan ternyata hidup ... adalah tentang kita yang berbaur dengan orang lain di society.
@suensiti(on ig).
YOU ARE READING
Lebih Baik Dari Kemarin!
Non-FictionAli bin Abi Thalib pernah berkata: "Orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari kemarin dan orang yang merugi adalah orang yang sama saja seperti kemarin." Tulisan ini berisi refleksi penulis, yang diharap bisa memberi manfaat kepada pem...
