❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞
❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞
Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya.
❝ As you wish, My Lady. ❞
•••
Seolah tertelan semesta be...
Mungkin kata pepatah benar, jatuh cintalah terhadap laki-laki yang cintanya jauh lebih besar daripada kita, maka konon kita akan merasa sangat bahagia.
Delacey berusaha mencintai Oscar secara sepadan. Ia tidak hanya ingin menerima. Ia akan memberi seperti yang Oscar berikan untuk dirinya. Karena saat itu, ia merasa Oscar mencintainya seluas samudera.
Meskipun Oscar tidak membantunya untuk kembali menjadi Delacey yang seperti dulu, setidaknya Oscar bisa menyingkirkan cinta pertamanya dan membuatnya bahagia lagi walau tidak sepenuhnya. Selain itu, Delacey juga tidak tertarik untuk kembali seperti dulu, ia senang dengan dunianya sekarang.
Bukannya itu yang terpenting?
Lagipula Oscar tidak pernah menuntut dan melarangnya berpesta, merokok, mabuk, dan semacamnya karena cowok itu juga demikian. Membuat masalah? Oh, ayolah. Delacey tidak pernah menindas seseorang jika tidak ada yang menginjak ekornya.
Dan ia pun mulai mencari perhatian lagi dan keributan besar setelah pertahanan manis Oscar runtuh, mulai berubah dan menunjukan sikap aslinya.
Padahal bajingan itu yang memulai awal dari segalanya. Menariknya mati-matian ke dalam dekapan, tapi keparat itu juga yang justru mendorongnya paling keras hingga terjun bebas ke palung tercuram dengan sesuatu menjijikan melebihi kotoran hewan bernama pengkhianatan.
Tanpa rasa bersalah.
Sampai kapan pun, tidak ada kata maaf untuk suatu pengkhianatan.
Malam ini, Delacey dihancurkan oleh seseorang yang awalnya membantunya sembuh dari keterpurukan. Kehidupannya sungguh penuh komedi. Alih-alih bersedih, mungkin orang-orang tertawa menyaksikan betapa tololnya membiarkan bedebah itu menyelinap ke dalam batinya kemudian mengkhianati perasaannya seolah tidak berarti apa-apa.
Delacey benar-benar muak dengan sekumpulan bajingan di hidupnya.
Tidak heran mengapa ia juga tumbuh seperti bajingan.
"Bajingan. Bajingan. Bajingan." Delacey mengumpat. "FUCK YOU OSCAR!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Delacey yang sedang merendamkan diri di dalam bath up yang ada di kamar mandi besarnya, melempar sebotol shampoo yang terbuat dari bahan kaca ke lantai hingga pecah dan berserakan di sana.
Tidak kuasa menahan air hangat dari mata cantiknya yang memerah, tirta bening itu akhirnya mengalir lincah dan membasahi wajah. Tangisannya mengundang isakan yang membuat dadanya terasa sesak dan berat.
Ia tahu Oscar brengsek karena selama ini mengabaikannya—padahal cowok itu tahu ia benci diabaikan—tetapi ternyata Oscar jauh lebih berengsek dari yang ia duga.
Selama ini Delacey tetap mempertahankan Oscar karena tidak ingin merasa sendirian dalam dunia menyakitkan ini, takut untuk merasa kosong lagi, malas mengenal orang baru.
