❇Bagian 14➖Hal Acak❇

5.3K 702 38
                                    

Emang boleh selantang itu?

Aku yang mendengarnya bergidik ngeri, tidak bisa berkata-kata lagi. Karena dari semua hal, kenapa harus itu?

Oke, untuk sekedar ciuman, aku masih bisa membayangkan hal lain. Sedangkan untuk melakukan hal itu, aku tidak pernah sekalipun terpikirkan sampai sana.

Waktu itu, itu dalam mimpi dan dalam keadaan tidak sadar. Sedangkan sekarang?

"Gue lagi hamil. Mana bisa ngelakuin itu?"

Hamil juga menjadi salah satu alasan aku tidak ingin melakukan hal itu. Kita boleh melakukan hubungan badan setelah memasuki trimester ketiga. Kurang dari itu, akan sangat membahayakan bagi calon bayi.

Dia diam, tidak mengatakan apapun.

Kembali melihat ke arahnya hanya ingin tahu, apa yang sedang ia pikirkan dengan wajah yang seperti itu. Singkatnya, aku hanya ingin tahu, dia bekerja menggunakan otak atau hatinya, sama seperti cara manusia bekerja. Manusia terkadang menggunakan logika, kadang juga perasaan, dan tak jarang juga menggunakan keduanya.

"Terus selama ini, yang mana yang jadi cara lo buat bertahan hidup?," terpaksa aku harus bertanya, karena dia tidak mungkin bertanya.

Tiba-tiba saja, terpikirkan bagimana dia sebelum bertemu denganku. Pasti, dia melakukan salah satu dari kedua pilihan, atau mungkin keduanya. Lalu, apa yang dia lakukan pada orang itu?

Sialnya, teringat akan hal itu membuat perasaanku semakin berantakan, dan tak nyaman rasanya.

Dasar hantu sialan!

"Manusia tidak diijinkan ikut campur," Ucapnya yang membuat hatiku berdenyut sakit ketika mendengarnya.

"Bukan gue aja, kan?," kataku yang entah kenapa harus merasa kecewa. Padahal seharusnya aku tidak peduli dengan apa yang dia lakukan, bersama siapapun itu. Itu bukan urusanku.

Dia tidak menjawab, sama seperti yang dia katakan, aku tidak boleh ikut campur urusannya.

"Kalo emang gue gak boleh ikut campur, terus kenapa lo bikin ikatan kayak gini?!" ujarku yang akhirnya emosiku meledak "ngehamilin gue. Itu sama aja lo juga ikut campur urusan manusia. Tapi kenapa gue gak boleh ikut campur?!"

Gue gak akan pernah menyangka, kalo masalah ini bakal serumit ini.

"Kamu tidak akan baik-baik saja"

Pada akhirnya aku hanya bisa frustasi sendiri. Lalu, apa sebenernya yang aku permasalahkan. Kalo aku pengen dia tetep ada, ya, tinggal memilih salah satunya. Dan untuk masa lalunya, dia hantu. Jelas, apapun itu, gak akan pernah ngasih dampak apapun. Jangankan hantu, manusia sendiri pun memiliki masa lalu, lalu, apa masalahnya?

Singkatnya, apa yang sebenernya gue perdebatkan?

Aku berusaha menangkap diri, membuang semua pikiran yang tidak penting.

Setelah sedikit merasa tenang, akhirnya aku bisa mengambil keputusan.

"Gue lagi hamil. Tapi gue gak mau lo nyakitin orang lain. Gue gak mau anak gue punya ayah seorang pembunuh. Tapi lo harus tetap ada, dan gak boleh pergi," ujarku, setengah menunduk.

Bagaimana pun, aku manusia bukan seperti dia. Melihat sesuatu yang tidak manusiawi, hatiku sakit. Aku tidak bisa dia melakukan hal seperti itu.

Dia tidak mengatakan satu katapun, dan membuatku menjadi bertanya-tanya, apakah dia setuju atau tidak. Tapi aku yakin dia bisa mencari jalan keluarnya, karena dia adalah hantu.

Setelah berdebat dengannya yang memakan banyak emosi serta energi, membuatku merasakan lelah. Aku pergi naik ke atas tempat tidur, menarik selimut, lalu mencari tempat nyaman untuk tidur.

𝐓𝐨𝐮𝐜𝐡 𝐌𝐞 (𝐌𝐢𝐭𝐨𝐬) 𝐌-𝐏𝐫𝐞𝐠Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz