[38] A New Chapter

10.6K 1.5K 851
                                    

"You raze the old to raise the new."

Justina Chen Headley,

***


"Ibu mau ke mana lagi setelah ini?"

Katon berusaha untuk tidak mendengkus saat melihat bagaimana bersemangatnya Tyas mengajak Kumala untuk pergi shopping di saat wanita itulah yang banyak membeli dan menikmati waktu di sini ketimbang Kumala yang niat awalnya ingin mengajaknya untuk jalan-jalan ke mall.

Masih menggandeng lengan Kumala, Tyas menunjuk beberapa tenant yang mereka lewati. "Mau mampir ke sana, Bu? Kayaknya ada sling bag lucu-lucu, bukannya Ibu mau cari juga?"

Dan lucunya lagi, wanita yang tampak pasrah di sebelah Tyas mengangguk-anggukan kepalanya saja—mau saja diseret Tyas untuk melihat beberapa store yang sebenarnya menarik perhatiannya dengan membawa-bawa Kumala agar Katon tidak banyak berkomentar.

Tapi, daripada mengomeli Tyas, Katon malah sengaja diam—menikmati bagaimana Kumala sebenarnya terlihat terpaksa tapi tidak bisa menolak ajakan Tyas juga.

"Mau makan dulu, nggak?" Sejak tadi diam dan hanya melihat, pada akhirnya Katon yang tidak tega melihat Kumala bersuara—menengahi ajakan Tyas yang kesekian kalinya ke Kumala.

Kepala Kumala langsung menoleh ke belakang, membuatnya menghentikan langkah saat melihat wanita berhijab di depannya yang biasa terlihat malu-malu di sekitarnya mendadak menganggukan kepalanya tanpa merasa segan.

Tyas yang juga melihat anggukan Kumala ikut menganggukan kepalanya juga, "Saya, sih, nurut sama Ibu aja, Pak."

Serius, bagaimana Katon bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum dan menahan tawanya ketika melihat bagaimana Kumala berubah lega begitu mendengar sahutan Tyas yang menyetujui ajakan makan siang Katon barusan.

"Ya udah, mau makan di mana?" tanya Katon, menunjuk ke arah depan memberikan gestur bagi Kumala untuk kembali menghadap depan—melanjutkan langkah mereka. "Menik mau makan apa? Di mana?" tanyanya lebih spesifik, dan dari posisinya berjalan sekarang ia bisa melihat tubuh Kumala sempat terperanjat singkat.

Di sebelah Kumala, Tyas tampak mengabsen satu per satu nama restaurant yang mungkin salah satunya akan dipilih Kumala. Tapi, sampai akhir urutan, Kumala masih terdiam. "Ibu mau pilih yang mana?" tanya Tyas, mengulang pertanyaan Katon sebelumnya.

Katon sengaja tidak menimpali atau menyela, dia ingin Kumala sendiri yang menjawab dan menentukan kemana mereka akan pergi makan setelah ini. Senyum pria itu tertahan, dengan gerak cepat ia mengulurkan tumblr di tangannya dan meletakkan di bahu Kumala—menempelkan tepat ke pipi wanita yang ingin menoleh ke arahnya.

"Menik yang pilih. Mbak Tyas sama Mas Katon ngikut aja," jawabnya, memberikan kejelasan sebelum Kumala akhirnya menghadapkan kepalanya ke arah depan dengan bibir yang berubah cemberut.

"Mbak Tyas mau makan apa?" Lucunya, Kumala malah bertanya balik ke Tyas.

Setelah menerima pertanyaan itu, Tyas malah menatap ke arah Katon dan ia menggelengkan kepala seakan ingin memberi tanda supaya Tyas tidak menjawab pertanyaan Kumala barusan.

Sambil menahan senyum gelinya, Tyas kembali menatap Kumala sambil menaikkan kedua bahunya. "Saya ngikut Ibu aja. Pilihan Ibu sudah pasti terpercaya," candanya, menunjukkan salah satu ibu jarinya di depan wajah Kumala yang berdecak pelan.

Dari belakang sini, Katon masih bisa melihat sisi wajah Kumala yang menatap ke arah kanan dan kiri secara bergantian. Dari rautnya itu, dia juga bisa menangkap gurat bingung yang tercetak jelas di wajah Kumala hanya karena wanita itu diberi tugas untuk memilih restoran tempat mereka akan menghabiskan waktu makan siang nanti.

LET THE CAT OUT OF THE BAG (COMPLETED)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon