[29] Slippery Slope

7.5K 1.2K 646
                                    

"We are bound to meet wrong things for wrong things are bound to meet us but, when things go wrong, don't be wrong, let things be wrong"

Ernest Agyemang Yeboah

***



Apex Headquarter, Jakarta Selatan.



Dara tersenyum lebar ketika mendapati Katon yang baru saja memasuki ruangannya, ia melebarkan kedua tangan—menyambut adiknya itu dalam pelukan eratnya. "We don't seem to have seen each other in a long time. I'm truly missing you," kata Dara di sela tawa yang dibuat Katon.

"Ini basa-basi banget, sih." Katon mengaduh pelan saat merasakan pukulan lumayan keras yang Dara berikan ke punggungnya. "How is it going at work? Is everything going well? I heard you went to Gresik to discuss the idea of starting a new Apex branch in East Java, right?"

Dara melepas pelukannya dengan Katon, ia mempersilahkan adiknya itu untuk duduk sebelum wanita itu juga kembali ke kursi yang berada di balik meja kerjanya. "Kamu dengar dari mana?" tanyanya, menatap Katon penuh selidik.

"Apa yang nggak aku tahu tentang Apex, sih?" balas Katon yang mengundang tawa Dara. "Everything went swimmingly, didn't it, Mbak? I have complete faith in you because you can do anything." Katon menyandarkan punggungnya di kursi yang sepertinya sudah disediakan Dara sebelumnya karena tahu soal kedatangannya ke sini sambil menatap kakaknya dengan kedua alis naik tinggi.

"Pujianmu rada suspicious, ya, Dek." Dara mendengkus, memainkan kursinya—berputar ke kanan dan kiri secara bergantian. "Aku semalam baru balik dari Gresik, sih, emang." Raut wajah Dara berubah sedikit gelisah. "There is a slight issue there. Biasalah, soal perizinan setempat yang rada alot. The remainder, on the other hand, appears to be simple to solve."

Berbeda dengan Janaka, Dara bisa dibilang jauh lebih bisa mengendalikan pekerjaannya sendiri. Sejak kecil, anak sulung keluarga Brawijaya itu memang dikenal cukup cerdas dan itu dibuktikan dari bagaimana wanita itu bisa memimpin Apex atau lebih tepatnya mendukung Janaka untuk memimpin Apex.

Tidak ada yang tahu kenapa Jirou begitu obsesi dengan peran Janaka yang harus 'terlihat' untuk Apex di depan banyak orang, termasuk Dara yang seringkali mempertanyakan hal itu ketika sedang berbincang dengan Katon.

Hampir sama dengan Katon, Dara juga diminta keluarganya untuk bisa mendukung Janaka dalam memimpin Apex. Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Katon yang ditugaskan untuk membersihkan setiap masalah yang dibuat Janaka, Dara punya tugas untuk membimbing adiknya itu ketika Janaka memiliki tugas baru di Apex.

"Kamu udah ketemu Janaka, Dek?"

Pertanyaan lain dilontarkan Dara, membuat Katon yang tadinya menatap ke arah luar kaca ruangan Dara kembali memutar kepalanya agar bisa menatap kakaknya. "Janaka?" Dara mengangguk. "Kayaknya, aku sudah lama nggak ketemu sama dia." Seingat Katon, pertemuan terakhirnya bersama Janaka itu ketika dia mengunjungi kediaman Brawijaya setelah acara soft launching InstantOrder.

Bibir Dara menipis, kursinya lalu ia putar membelakangi Katon. "Dia agak berubah akhir-akhir ini," gumam Dara pelan. "I know he's been working hard all this time to do all of his duties, tapi kenapa aku ngeliatnya jadi beda, ya?"

"Beda gimana?" timpal Katon, menjauhkan punggungnya dari badan kursi karena mulai tertarik dengan topik obrolannya bersama Dara.

Kursi Dara kembali berputar, menunjukkan sisi wajahnya dari samping karena kursi wanita itu menghadap lurus ke arah kaca samping ruangannya. "Janaka looked to be pushing himself too hard to do everything. Maybe it's nice for other people to see Janaka working as hard as he should, tapi aku malah jadi nggak sreg liatnya. Dia juga berubah pendiam, pokoknya beda banget, lah."

LET THE CAT OUT OF THE BAG (COMPLETED)Where stories live. Discover now