3. revoster

31 13 3
                                    

haii, selamat membaca.

**

"Aksaa!!" Panggil Tara, suara nya menggema.

Ia berlari kecil menghampiri laki laki itu, yang sedang bersama... entah siapa.

"Kenapa ga jemput aku?" Tara bertanya.

"Ah iya, maaf." Jawab Aksa, ia tak memberi alasan.

"Iya gapapa,"

Tara memperhatikan perempuan yang sedari tadi berada di samping Aksa. Aksa mengerti dengan tatapan Tara. "Dia Noia, anak baru. Aku disuruh bu wiwin, buat bantu ngurus."

Tara ber oh ria, ia tak mempersalahkan nya toh juga perempuan itu anak baru, pasti butuh banyak bantuan.

"Yaudah aku ke kelas dulu ya." Pamit Tara, lalu pergi menuju kelas nya.

Ramai. Ini lah suasana kantin saat ini, penuh dengan murid murid yang sedang mengantri. Tara dan Niska berjalan santai, menuju meja yang sudah tersedia disana, meja paling pojok. Mereka duduk berhadapan.

Tara orang yang cukup pendiam, bukan nya susah berinteraksi dengan yang lainya tapi, ia memang malas saja. Mempunyai satu teman yaitu Niska, menurut nya sudah cukup.

"Boleh gabung?" Kedua gadis itu reflek mendongak. Laki laki itu, Ray.

"Boleh," Jawab nya serentak. Ray adalah teman dekat Aksa, bisa dibilang mereka adalah sahabat sejak kecil.

Ray duduk di sebelah Niska, sejak dulu laki laki itu memang sudah menyukai nya. Namun, mengejar Niska tak semudah itu menurut Ray. Ia harus bersaing dengan cowok random yang ditemui Niska.

"Oh ya, Aksa mana? Kok ga keliatan. Biasanya sama lo," Tara pun bertanya, tak biasa nya mereka begini.

"Aksa bantuin anak baru di kelas gue."

Tara menggangguk tanda mengerti. "Owh, dari tadi belum selesai."

Jam pulang pun tiba. Hari ini, mood Tara sudah rusak berkali kali, karena Aksa. Bahkan Aksa menolak untuk mengantar Tara pulang, Aksa bilang ia masih ada urusan dengan Noia. Urusan apa? padahal sudah dari tadi Aksa membantu. Kesal gadis itu.

Tara berjalan, menuju halte bus. Ia akan pulang naik bus saja, ia terus memasang muka masam nya sedari tadi.

Brum brum

Seseorang dengan motor sport hitam nya, ia berhenti di depan Tara. Wajah nya tertutup helm fullface, hingga laki laki itu membuka helm dan..

Sial, kenapa Tara harus bertemu dengan cowo aneh ini lagi? Sudah ketiga kalinya.

"Pulang bareng gue aja?" Tawar nya, gadis itu malah menoleh ke berbagai arah. Ia menunjuk dirinya sendiri. "Lo ngomong sama gue?"

Baswara terkekeh ringan. "Iya lah, sama siapa lagi kalo ga lo?"

"Kirain, takut kepedean." Wajah judes nya terpampang, Tara malas jika harus berurusan dengan orang ini.

"Gimana?" Gadis itu tampak berpikir sejenak, harus menolak atau menerima tawaranya? Tara binggung, kalau ia menerima tawaran nya, nanti Aksa tahu bisa gawat. Dan kalau menolak pun, ia harus menunggu bus dulu.

"Gamau ah," Putus nya.

"Oh yaudah, gue duluan." Baswara menyalakan motor nya dan benar benar pergi dari pandangan Tara.

"Dasarr cowo aneh," Umpat gadis itu, ia kembali menunggu bus.

Tara sudah sampai dirumah, ia merebahkan tubuh nya di kasur over size milik nya. Kamar Tara bercat putih dan cream membuat nya tampak elegan. Ia sangat lelah hari ini.

Gadis itu beranjak dari kasur, ia akan membersihkan tubuh nya yang sudah terasa sangat lengket ini.

15 menit berlalu.

Tara menuruni tangga satu persatu, ia mengenakan kaos abu abu over size dipadukan dengan hot pants nya.

Menuju meja makan, ia dapat melihat kedua orang tua nya di meja makan. Ia pun ikut bergabung, tak ada sepatah kata pun keluar, Tara juga tak berani memulai. Hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring.

"Nilai kamu turun." Ucap tegas Papa Tara namanya, Tama. Seorang pengusaha sukses. Aura tampanya masih terlihat di usia nya yang terbilang tak muda lagi.

"Kamu pacaran!!? Sudah berapa kali Mama bilang, pacaran buat kamu bodoh!!" Gertak Irma, rasanya ia sudah muak dengan anak perempuanya ini.

"Pa... Ma... kalian gabisa ngertiin aku. Aku juga capek kalau harus turutin tuntutan kalian terus." Tara juga muak, ia sudah tak perduli. Tara beranjak dari meja makan, melenggang pergi menuju kamar.

"TARA!! Kami belum selesai!!" Teriak Tama, marah.

Tara menangis, ia sudah tak tahan. Ia sangat ingin di perhatikan kedua orang tua nya. Orang tua macam apa yang selalu jarang punya waktu untuk anak nya sendiri, bahkan dirumah untuk waktu satu minggu saja, hampir tak pernah.

**

REVOSTER

Tertulis jelas di dinding itu. Yaa, ini adalah markas geng Revoster berkumpul. Revoster bukanlah geng motor yang benar, mereka selalu mengikuti balap liar dan bertarung.

Ada beberapa orang disana, hanya laki laki saja. Mereka menggunakan jaket kulit hitam, dengan bertuliskan nama geng motor mereka di belakang punggung.

Baswara Sagara, sebagai ketua Revoster. Laki laki dengan wajah tampan di atas rata rata, rahang tegas, dan mata elang nya tak lupa. Ia mempunyai sifat yang tak bisa di tebak.

Aksa Dikta, menjabat sebagai wakil ketua. Ia orang kepercayaan Baswara, mereka dekat. Aksa adalah murid teladan, ia sangat pintar secara akademik dan non akademik.

Kenan Argantara, ia merupakan perisai Revoster, kemampuan berkelahi yang bagus dan bijak dalam berpikir, itulah yang disukai Baskara dari Kenan.

Dan masih ada lagi beberapa anggota inti lainya.

"Gimana Rencana lo?" Tanya Aksa untuk Baswara.

Asap rokok mengepul, berasal dari Baskara. "Jagain dia dulu, besuk gue pindah."

"Siap."

Kenan tak menimbrung, ia tak mau ikut rencana bodoh ini. Ia masih punya hati nurani, untuk masalah ini.

Hanya mereka bertiga yang tahu tentang rencana ini, anggota lain tak ada yang tahu, karna ini tak ada sangkut paut nya dengan masalah Revoster.

***

buat bab sebelum nya aku ganti alurnya dikit, baiknya baca lagi dari awal biar nyambung.

tandain typo typo nya yaa.

vote dan komen.













AMERTAWhere stories live. Discover now